MANGUPURA – Masker sejatinya menjadi barang yang banyak dicari oleh masyarakat. Terlebih pemerintah juga mengeluarkan imbauan masyarakat yang keluar rumah wajib menggunakan masker.
Tak heran, salah satu pengusaha garment di Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Badung bahkan kebanjiran pesanan masker berbahan kain.
Ni Nyoman Trisnawati, pemilik garment CV. Madin Pratama Dutta mengakui, dalam sehari bisa mengirim 2000 pcs masker kain dua lapis ke pembeli.
Satu pcs masker kain yang bisa dicuci itu dibanderol Rp 6.000 rupiah. “Kami tidak ready stok, tapi kami hanya membuat sesuai dengan yang sudah memesan saja. Bahkan, kami juga mengirim hingga ke luar Bali,” terang Trisnawati.
Dengan membludaknya pesanan masker, dia memberdayakan masyarakat seputaran Desa Penarungan yang memiliki usaha jarit pribadi untuk membuat pesanan masker kain.
Dalam sehari masker yang dihasilkan masyarakat mencapai 80 hingga 100 pcs. “Selain karena orderan yang membludak, kami juga ingin membantu para ibu-ibu yang punya usaha jarit pribadi.
Ada sekitar 20 orang. Karena upacara agama kan sekarang dibatasi, jadi mereka juga tidak dapat pesanan jarit kebaya lagi,” beber wanita yang dibantu 40 karyawan ini.
Selain itu, dia juga telah merancang masker kain anti air yang juga bisa dicuci. Dia berharap, dengan masker anti air tersebut dapat lebih kuat menangkal virus corona atau Covid-19 meski diakui tidak bisa 100 persen.
Untuk masker anti air dihargai Rp 7.000 per pcs. “Untuk masker anti air ini kami sudah dapat sekitar 10.000 orderan. Memang ini inovasi kami sendiri.
Kami berpikir apa yang bisa kita perbuat agar sedikit tidaknya membantu perlindungan masyarakat. Bagaimana agar produk kami ini benar-benar berguna bagi masyarakat,” jelas wanita yang mengawali bisnis garmen sejak tahun 2010 ini.
Selain masker, istri Made Indra ini ini juga memproduksi baju Alat Perlindungan Diri (APD) sekali pakai bagi tenaga medis.
Namun, ia hanya memproduksi khusus pesanan dari tenaga medis atau masyarakat yang akan menyumbang untuk tenaga medis.
“Jadi untuk produksi APD ini memang masih kami batasi. Kami prioritaskan hanya untuk para tenaga medis yang memang benar-benar memerlukan,” pungkasnya.