34.7 C
Jakarta
30 April 2024, 12:35 PM WIB

Selama Ramadan, Okupansi Hotel di Lombok Stabil

MATARAM – Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Abdul Hadi Faesal mengatakan tingkat okupansi kamar hotel di Lombok, NTB, pada bulan suci Ramadan cukup menggembirakan, terutama di sektor resort. 

Hingga saat ini, kata Hadi, rata-rata tingkat okupansi kamar yang ada di resort-resort berkisar pada angka 86 persen hingga 92 persen. 

Hadi mengambil contoh sebuah resort, Pearl of Trawangan di Gili Trawangan, Lombok Utara, yang menyentuh angka 92,5 persen pada masa Ramadhan.

Angka okupansi kamar yang tinggi juga ditunjukan Kila Senggigi Beach Hotel yang berada di kawasan Pantai Senggigi, Lombok Barat, dengan okupansi sebesar 85 persen. 

“Rata-rata (okupansi kamar) di resort itu 80 persen sampai 90 persen,” katanya, di Mataram, Sabtu (9/6) kemarin.

Hadi menjelaskan, okupansi resort yang tinggi meski saat Ramadan disebabkan kebanyakan tamu yang menginap ialah wisatawan mancanegara (wisman) dari Eropa, Australia, dan Amerika Serikat. 

“Resort-resort tidak mengenal kenal low season di Ramadan karena tamunya bule-bule yang sudah pesan sejak jauh-jauh hari,” ucap Hadi.

Kondisi ini agak berbeda dengan hotel-hotel yang mayoritas diisi wisatawan nusantara (wisnus). Kata Hadi, rata-rata okupansi kamar di hotel-hotel yang ada di Kota Mataram berada pada angka 47 persen hingga 52 persen, meski ada juga yang sempat menyentuh angka 55 persen seperti di Puri Indah, Mataram. 

Kendati begitu, Hadi optimistis angka okupansi kamar di hotel-hotel akan bergerak naik pada masa libur panjang lebaran. Pasalnya, banyak masyarakat lokal yang memilih tinggal sementara waktu di resort-resort karena ditinggal asisten rumah tangga (ART) yang libur lebaran.

“Nah,  jumlah resort tentu tidak cukup menampung para tamu, ujung-ujungnya akan lari (menginap) di hotel-hotel yang ada di kota, maupun wilayah lain di Lombok,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Indonesian Congress and Convention Asosiation (INCCA) NTB, M. Nur Haedin menyatakan  pada saat bulan Ramadan restoran di wilayah Senggigi tetap ramai.

Menurutnya, NTB khususnya Lombok pada Ramadan tahun depan  akan lebih siap dalam menyelenggarakan Meeting, Incentive, Conferences and Exhibitions (MICE).

“Saya sudah cek ke hotel Transit, Raragon, Happy Cafe dan restoran Menega sangat ramai bahkan beberapa orang wisman tidak dapat kursi. Ini bukti dan kedepannya kami akan menawarkan paket MICE saat Ramadan”, papar pria yang akrab disapa Edo ini. (dan)

 

MATARAM – Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Abdul Hadi Faesal mengatakan tingkat okupansi kamar hotel di Lombok, NTB, pada bulan suci Ramadan cukup menggembirakan, terutama di sektor resort. 

Hingga saat ini, kata Hadi, rata-rata tingkat okupansi kamar yang ada di resort-resort berkisar pada angka 86 persen hingga 92 persen. 

Hadi mengambil contoh sebuah resort, Pearl of Trawangan di Gili Trawangan, Lombok Utara, yang menyentuh angka 92,5 persen pada masa Ramadhan.

Angka okupansi kamar yang tinggi juga ditunjukan Kila Senggigi Beach Hotel yang berada di kawasan Pantai Senggigi, Lombok Barat, dengan okupansi sebesar 85 persen. 

“Rata-rata (okupansi kamar) di resort itu 80 persen sampai 90 persen,” katanya, di Mataram, Sabtu (9/6) kemarin.

Hadi menjelaskan, okupansi resort yang tinggi meski saat Ramadan disebabkan kebanyakan tamu yang menginap ialah wisatawan mancanegara (wisman) dari Eropa, Australia, dan Amerika Serikat. 

“Resort-resort tidak mengenal kenal low season di Ramadan karena tamunya bule-bule yang sudah pesan sejak jauh-jauh hari,” ucap Hadi.

Kondisi ini agak berbeda dengan hotel-hotel yang mayoritas diisi wisatawan nusantara (wisnus). Kata Hadi, rata-rata okupansi kamar di hotel-hotel yang ada di Kota Mataram berada pada angka 47 persen hingga 52 persen, meski ada juga yang sempat menyentuh angka 55 persen seperti di Puri Indah, Mataram. 

Kendati begitu, Hadi optimistis angka okupansi kamar di hotel-hotel akan bergerak naik pada masa libur panjang lebaran. Pasalnya, banyak masyarakat lokal yang memilih tinggal sementara waktu di resort-resort karena ditinggal asisten rumah tangga (ART) yang libur lebaran.

“Nah,  jumlah resort tentu tidak cukup menampung para tamu, ujung-ujungnya akan lari (menginap) di hotel-hotel yang ada di kota, maupun wilayah lain di Lombok,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Indonesian Congress and Convention Asosiation (INCCA) NTB, M. Nur Haedin menyatakan  pada saat bulan Ramadan restoran di wilayah Senggigi tetap ramai.

Menurutnya, NTB khususnya Lombok pada Ramadan tahun depan  akan lebih siap dalam menyelenggarakan Meeting, Incentive, Conferences and Exhibitions (MICE).

“Saya sudah cek ke hotel Transit, Raragon, Happy Cafe dan restoran Menega sangat ramai bahkan beberapa orang wisman tidak dapat kursi. Ini bukti dan kedepannya kami akan menawarkan paket MICE saat Ramadan”, papar pria yang akrab disapa Edo ini. (dan)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/