33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 12:54 PM WIB

Andalkan Pasokan dari Jawa, Konsumsi Pangan Diprediksi Naik saat Nyepi

SINGARAJA – Tingkat konsumsi masyarakat diprediksi akan meningkat. Terutama jelang hari raya nyepi tahun baru 1943 caka.

Meski ada kecenderungan tingkat konsumsi meningkat, namun harga disebut masih relative stabil.

Berdasar pantauan Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi dan UMKM (Dagerin) Buleleng, harga-harga bahan pokok di pasar tradisional masih relatif stabil.

Terutama bahan pokok seperti daging, beras, maupun telur. Lonjakan harga hanya terjadi pada komoditas cabai rawit merah.

Hingga kemarin harga masih berkisar pada angka Rp 90 ribu hingga Rp 100 ribu per kilogram. Lonjakan harga itu bahkan masih bertahan selama dua pekan terakhir.

Terbatasnya pasokan dari dalam daerah, menyebabkan terjadi lonjakan harga yang signifikan. “Sekarang ini kita hanya mengandalkan pasokan dari Pulau Jawa.

Permintaan tidak berkurang, sedangkan pasokan terbatas. Dampaknya sudah pasti ke harga,” kata Kepala Dinas Dagerin Buleleng Dewa Made Sudiarta kemarin.

Sementara dari barang konsumsi dalam kemasan, harganya juga relatif stabil. Dalam pemantauan yang dilakukan kemarin, Dinas Dagerin Buleleng tak menemukan adanya makanan kemasan yang kadaluarsa.

Seluruhnya masih dalam batas waktu aman. “Ada yang kadaluarsa bulan April. Kami sudah ingatkan agar ini diperhatikan betul. Harus ditarik dari etalase sebelum bulan April. Biar konsumen tidak dirugikan,” imbuhnya.

Sudiarta sendiri optimistis tingkat konsumsi masyarakat akan meningkat jelang hari raya Nyepi. Sehingga dapat memberikan stimulus ekonomi.

Bila melihat tren pada tahun-tahun sebelumnya, Sudiarta mengatakan selalu terjadi peningkatan konsumsi.

“Memang akan ada peningkatan, tapi tidak signifikan seperti tahun-tahun sebelumnya. Karena masyarakat juga akan selektif dalam berbelanja. Tapi paling tidak ada stimulus pergerakan ekonomi,” tanda Sudiarta. 

SINGARAJA – Tingkat konsumsi masyarakat diprediksi akan meningkat. Terutama jelang hari raya nyepi tahun baru 1943 caka.

Meski ada kecenderungan tingkat konsumsi meningkat, namun harga disebut masih relative stabil.

Berdasar pantauan Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi dan UMKM (Dagerin) Buleleng, harga-harga bahan pokok di pasar tradisional masih relatif stabil.

Terutama bahan pokok seperti daging, beras, maupun telur. Lonjakan harga hanya terjadi pada komoditas cabai rawit merah.

Hingga kemarin harga masih berkisar pada angka Rp 90 ribu hingga Rp 100 ribu per kilogram. Lonjakan harga itu bahkan masih bertahan selama dua pekan terakhir.

Terbatasnya pasokan dari dalam daerah, menyebabkan terjadi lonjakan harga yang signifikan. “Sekarang ini kita hanya mengandalkan pasokan dari Pulau Jawa.

Permintaan tidak berkurang, sedangkan pasokan terbatas. Dampaknya sudah pasti ke harga,” kata Kepala Dinas Dagerin Buleleng Dewa Made Sudiarta kemarin.

Sementara dari barang konsumsi dalam kemasan, harganya juga relatif stabil. Dalam pemantauan yang dilakukan kemarin, Dinas Dagerin Buleleng tak menemukan adanya makanan kemasan yang kadaluarsa.

Seluruhnya masih dalam batas waktu aman. “Ada yang kadaluarsa bulan April. Kami sudah ingatkan agar ini diperhatikan betul. Harus ditarik dari etalase sebelum bulan April. Biar konsumen tidak dirugikan,” imbuhnya.

Sudiarta sendiri optimistis tingkat konsumsi masyarakat akan meningkat jelang hari raya Nyepi. Sehingga dapat memberikan stimulus ekonomi.

Bila melihat tren pada tahun-tahun sebelumnya, Sudiarta mengatakan selalu terjadi peningkatan konsumsi.

“Memang akan ada peningkatan, tapi tidak signifikan seperti tahun-tahun sebelumnya. Karena masyarakat juga akan selektif dalam berbelanja. Tapi paling tidak ada stimulus pergerakan ekonomi,” tanda Sudiarta. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/