NEGARA – Tak stabilnya harga bawang di pasaran sejak beberapa pekan terakhir membuat sejumlah pedagang membatasi pasokan.
Pembatasan stok itu karena banyak pedagang khususnya di pasar umum takut merugi. Bahkan akibat pembatasan stok, keberadaan bawang di pasaran pun makin langka.
“Harga bawang sekarang tidak menentu dan sulit diprediksi,” ujar Ni Komang Warsini, salah satu pedagang di Pasar Impres Negara saat ditemui Jawa Pos Radar Bali, Sabtu (11/5).
Menurutnya, saat stok sedikit, harga bawnag terutama bawang putih mengalami lonjakan sampai Rp 70 ribu per kilogram.
Sedangkan bawang merah harganya lebih dulu naik dari Rp 20 ribu menjadi Rp 40 ribu. Lalu harga kedua bumbu pokok itu perlahan mengalami penurunan.
“Karena harga bawang fluktuatif maka saya tidak berani terlalu banyak memasok bawang. Takutnya haraganya merosot drastis” jelasnya.
Demikian halnya Ni Ketut Sukanti, pedagang bumbu lainya mengaku setelah mengalami lonjakan harga, pasokan bawang ke pedagang sempat langka.
Sehingga bawang putih dari harga norma Rp 15 ribu per kilogram menjadi Rp 45 ribu dan sekarang menyusut menjadi Rp 34 ribu per kilogram.
Sedangkan bawang merah dari Rp 20 ribu per kilo menjadi Rp 40 ribu dan sekarang Rp 25 ribu per kilogram.“ Pasokan bawang dari Jawa juga terbatas. Katanya di Jawa kosong dan kami juga hanya berani beli satu kampil saja, karena harga belum stabil dan pembelinya sepi” ujarnya.
Sementara itu, Kadis Koperindag Jembrana I Komang Agus Adinata mengatakan peningkatan harga bawang ini disebabkan pasokan bawang ke pedagang di Jembrana memang terbatas karena produksi bawang menurun.
“Karena produksi menurun maka pasokan juga menurun serta pedagang juga tidak berani memasok terlalu banyak,”tukasnya.