SEMARAPURA – Harga komoditi pangan di Kabupaten Klungkung berangsur-angsur mengalami penurunan, terutamanya untuk komoditi bumbu dapur.
Penurunan harga tersebut terjadi lantaran pasokan yang melimpah mengingat kini sudah memasuki masa panen raya.
Berdasar pantauan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Klungkung, Kasubag Perekonomian, Sekda Klungkung, Tjokorda Istri Agung Wiradnyani yang juga anggota TPID Klungkung,
secara umum harga komoditas atau bahan pangan pokok di tingkat konsumen di Paras Umum Galiran pada minggu kedua, yakni 1 Juni-8 Juni 2020 cenderung mengalami penurunan.
Terutama pada kelompok bumbu dapur. Seperti harga bawang putih yang sebelumnya Rp 20 ribu per kg, kini berkisar Rp 15 ribu per kg.
Bawang merah yang sebelumnya Rp 43 ribu per kg, menjadi Rp 36 ribu per kg. Cabai rawit yang sebelumnya Rp 17 ribu per kg menjadi Rp 15 ribu per kg.
“Cabe merah besar yang sebelumnya Rp 7 ribu per kg menjadi Rp 6 ribu per kg,” bebernya. Ada berbagai faktor penyebab penurunan harga terhadap komoditi bumbu dapur tersebut terjadi.
Pengiriman bawang putih dari Surabaya dan bawang merah dari Bima terpantau cukup. Penurunan harga bawang merah Bima diakibatkan sudah memasuki
masa panen raya dan petani bawang dari Bima langsung memasarkan hasil pertanian mereka ke pengepul yang ada di seputaran Pasar Galiran sehingga mampu memotong rantai retribusi.
“Harga bawang putih mengalami penurunan karena kebijakan impor masih berlaku dan stok yang dimiliki oleh distributor maupun sup distributor cukup banyak,” terangnya.
Namun pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap bumbu instan dan produk pabrikan lainnya selain minyak goreng, diungkapkannya kurang lancar karena produksi di tingkat pabrik terbatas.
Pasalnya para pedagang menunggu antara seminggu hingga dua minggu. “Sementara harga daging ayam ras terus mengalami peningkatan dari yang sebelumnya Rp 40 ribu per kg menjadi Rp 45 ribu per kg,” tandasnya.