RadarBali.com – Tak hanya serapan buah lokal saja yang minim, daging sapi lokal Bali yang memiliki kualitas daging bagus di antara sapi lainnya di Indonesia juga serapannya rendah.
Untuk memenuhi permintaan industri pariwisata, beberapa supplier di Bali memasok daging impor ke beberapa hotel bintang tiga ke atas dan restoran besar untuk kebutuhan konsumsi para wisatawan.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan (Disnak) Provinsi Bali, Nata Kesuma, mengakui serapan untuk daging sapi lokal Bali bagi hotel dengan rate bintang tiga ke atas masih rendah ketimbang daging sapi impor.
Namun, dia mengklaim untuk penyerapan daging sapi lokal sejatinya banyak, dan itu terjadi ditingkat hotel bintang tiga ke bawah atau restoran yang banyak pelanggannya dari lokal Indonesia.
“Sebenarnya tergantung makanan yang disajikan, kalau untuk rendang misalnya. Hotel Bintang lima sekalipun akan memakai daging sapi lokal. Tapi kalau untuk steak pakainya daging impor. Tapi untuk data jumlah serapan kami tidak memiliki itu,” katanya ditemui di Ruang kerjanya, Kamis (10/8).
Daging impor yang digunakan pun berbagai jenis sapi, namun kebanyakan dari Australia. Data yang didapat koran ini dari Disnak Provinsi Bali, dari Januari hingga Juli tahun 2017 ini daging Impor yang masuk ke Bali mencapai 943.353 kilogram.
Sementara di tahun 2016 lalu, jumlah daging impor yang masuk ke Bali mencapai 1.800 ton. Salah satu perusahaan Wahana Boga selaku pemasok daging sapi impor ke hotel dan restoran di beberapa wilayah kawasan Kuta Utara hingga Selatan mengaku, dalam satu hari, permintaan daging impor dengan kualitas bagus naik turun tergantung permintaan.
Namun, jika di rata-rata dalam satu hari untuk seluruh Hotel dan Restoran yang menjadi pelanggannya mencapai 100 kilogram bahkan lebih.
“Jadi Untuk data detailnya saya juga kurang tau. Tapi untuk satu hotel permintaan daging impor bisa antara 1 sampai 10 kilogram perhari. Tergantung situasi juga,” kata pihak Wahana Boga yang diwakili Gede Rita.