RadarBali.com – Gelagat ekonomi lesu sejatinya sudah terjadi sejak 2015. Penjualan kendaraan bermotor di Bali sejak 2015 sampai saat ini terus menurun, bahkan anjlok.
Langkah progresif pun dilakukan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Bali. Untuk menutupi kekurangan BBN kesatu, Kepala Bapenda Bali Made Santha berusaha menggenjot pendapatan dari pajak reguler yang didapat dari perpanjangan atau balik nama surat kendaraan bermotor.
Untuk pajak kendaraan reguler, Santha mengklaim telah melebihi target. Saat ini pajak kendaraan reguler sudah mencapai 50 persen lebih dari target 45 persen.
“Untuk mengimbangi pajak yang tidak tercapai, kami tutup dengan kendaraan pajak reguler. Dengan demikian, APBD seimbang tidak mengalami defisit yang besar,” beber pejabat berkumis tipis itu.
Bagaimana dengan potensi pendapatan dari sektor lain? Ditanya begitu, Santha mengaku pendapatan dari sektor lain cukup berat.
Pendapatan sektor lain Pemprov Bali berasal dari retribusi dan penyewaan lahan atau aset. Dari sektor lain ini angkanya sangat kecil.
“Kami sudah membuat 60 objek retribusi, kami sudah berdarah-darah, tapi hasilnya tidak terlalu signifikan,” tukasnya.