SEMARAPURA – Satu hari jelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, biasanya umat Hindu Bali akan membuat olahan makanan berbahan daging dan sayuran seperti lawar, tum, dan lainnya.
Salah satu daging yang paling diburu pada saat itu adalah daging babi. Hanya saja karena adanya wabah virus African Swine Fever (ASF) yang menyebabkan terjadinya kematian babi massal, membuat peternak trauma untuk memelihara babi.
Meski begitu, kebutuhan daging babi jelang hari raya tetap bisa terpenuhi. Kasubag Perekonomian Sekda Klungkung, Tjokorda Istri Agung Wiradnyani, mengungkapkan,
untuk memastikan ketersediaan babi jelang hari raya Galungan dan Kuningan, telah dilakukan monitoring ke sejumlah sentra peternak babi di Kecamatan Klungkung.
Dari hasil monitoring tersebut, terungkap jumlah populasi babi yang diternakkan menurun drastis akibat dampak virus ASF.
“Merebaknya virus itu menyebabkan peternak mengalami kerugian yang sangat besar sehingga membuat peternak trauma. Apalagi dengan kondisi perekonomian yang kurang menentu seperti saat ini,” terangnya.
Trauma memelihara babi itu ditunjukkan peternak babi dengan hanya memelihara babi sekitar 50 persen dari kapasitas kandang. Bahkan ada peternak yang memutuskan mengosongkan kandangnya.
“Rata-rata peternak babi yang kami temui itu memiliki kandang dengan kapasitas 100-1.000 ekor babi,” katanya.
Meski begitu, kondisi tersebut tidak sampai membuat terjadinya kelangkaan babi di Klungkung. Sebab populasi babi saat ini masih mampu memenuhi kebutuhan babi jelang hari raya di Klungkung.
Mengingat permintaan babi, terutamanya ke luar Pulau Bali mengalami penurunan lantaran perekonomian masyarakat terkena dampak wabah virus corona.
“Hanya saja diperkirakan akan terjadi peningkatan harga daging babi jelang hari raya sekitar Rp 1.000- Rp 2 ribu per kg. Di mana saat ini harga babi hidup sekitar Rp 36 ribu per kg,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan Kepala Dinas Pertanian Klungkung Ida Bagus Gede Juanida. Menurutnya, penurunan populasi babi itu tidak sampai membuat kelangkaan babi di pasaran.
Kebutuhan babi di Kabupaten Klungkung di hari-hari normal berkisar 550-600 ekor per hari dan permintaan tersebut tercukupi setiap harinya.
Sementara saat momen hari raya Galungan dan Kuningan, permintaan babi mengalami peningkatan hingga mencapai 1.300 ekor.
“Sementara stok babi saat ini mencapai 1.304 ekor sehingga kebutuhan babi masih bisa terpenuhi. Dampak ASF memang memberi dampak pada menurunnya jumlah populasi babi
yang dipelihara peternak tapi tidak sampai menyebabkan krisis atau susah mencari babi. Hanya saja harganya memang mengalami peningkatan,” tandasnya.