34.7 C
Jakarta
30 April 2024, 14:50 PM WIB

Berdayakan Warga, Desa Serongga Sukses Produksi Pupuk Bio Organik

GIANYAR – Desa Serongga di Kecamatan Gianyar sejak 2015 lalu sukses memproduksi pupuk Bio Organik. Bahan baku dari kotoran hewan itu kemudian diolah menjadi pupuk.

Kini, pupuk yang diproduksi oleh Catur Laba Desa Serongga mampu memproduksi 80 ton. Hasil produksi disalurkan ke seluruh petani di Bali.

Kepala Desa Serongga, Anak Agung Gede Bagus Udayana produksi pupuk ini merupakan produk unggulan desanya.

“Dibangun pada tahun 2015 melalui dana yang dianggarkan dalam Desa tahun 2015,” ujar Anak Agung Gede Bagus Udayana.

Pada awal pelaksanaan, berbagai kendala sempat dihadapi. Mulai dari kendala lahan, bahan baku, tenaga kerja hingga kendala pemasaran.

“Semua kendala tersebut mampu diatasi dengan mengoptimalkan potensi desa, terutama segi ketersediaan lahan hingga ketersediaan bakan baku,” ujarnya.

Tata cara mengolah, pertama mengumpulkan kotoran sapi dengan memanfaatkan kelompok simantri yang ada di Desa Serongga.

Kemudian kotoran itu diolah. Hasilnya menjadi pupuk dengan kualitas super. Banyak petani maupun pedagang yang memesan hasil pupuk Catur Laba Desa Serongga itu.

Penjualannya pun kembali diputar termasuk untuk membiayai para anggota yang tergabung dalam kelompok.

Dari pupuk itu, kemudian dikembangkan menjadi unit usaha lain yang berkaitan dengan pertanian. Salah satunya membuat usaha rumput gajah. Rumput itu dipasok ke hotel dan juga menjadi makanan hewan di kebun binatang.

GIANYAR – Desa Serongga di Kecamatan Gianyar sejak 2015 lalu sukses memproduksi pupuk Bio Organik. Bahan baku dari kotoran hewan itu kemudian diolah menjadi pupuk.

Kini, pupuk yang diproduksi oleh Catur Laba Desa Serongga mampu memproduksi 80 ton. Hasil produksi disalurkan ke seluruh petani di Bali.

Kepala Desa Serongga, Anak Agung Gede Bagus Udayana produksi pupuk ini merupakan produk unggulan desanya.

“Dibangun pada tahun 2015 melalui dana yang dianggarkan dalam Desa tahun 2015,” ujar Anak Agung Gede Bagus Udayana.

Pada awal pelaksanaan, berbagai kendala sempat dihadapi. Mulai dari kendala lahan, bahan baku, tenaga kerja hingga kendala pemasaran.

“Semua kendala tersebut mampu diatasi dengan mengoptimalkan potensi desa, terutama segi ketersediaan lahan hingga ketersediaan bakan baku,” ujarnya.

Tata cara mengolah, pertama mengumpulkan kotoran sapi dengan memanfaatkan kelompok simantri yang ada di Desa Serongga.

Kemudian kotoran itu diolah. Hasilnya menjadi pupuk dengan kualitas super. Banyak petani maupun pedagang yang memesan hasil pupuk Catur Laba Desa Serongga itu.

Penjualannya pun kembali diputar termasuk untuk membiayai para anggota yang tergabung dalam kelompok.

Dari pupuk itu, kemudian dikembangkan menjadi unit usaha lain yang berkaitan dengan pertanian. Salah satunya membuat usaha rumput gajah. Rumput itu dipasok ke hotel dan juga menjadi makanan hewan di kebun binatang.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/