RadarBali.com – PT Jasamarga Bali Tol (JBT) menjadi pilot project pertama yang ditunjuk lebih awal menjalankan transaksi uang elektronik (e-tol).
Di mana penerapan e-tol di daerah lain diminta menerapkan secara serentak pada 31 Oktober tahun ini, sedangkan Bali pada 1 Oktober harus sudah menerapkan e-tol.
Berbagai persiapan pun terus dilakukan. Salah satunya dengan melakukan uji coba security access module (SAM) multi applied untuk menghindari gangguan sistem pada penerapan e-tol.
Dirut PT JBT Tito Karim mengungkapkan, pasca sosialisasi penggunaan uang elektronik, transaksi e-tol mengalami peningkatan.
Dari yang sebelumnya mencapai 14 persen, meningkat menjadi 19 persen dan saat ini kembali mengalami peningkatan menjadi 23 persen atau sekitar 11.200 pengguna jalan tol yang melakukan transaksi e-tol.
“Dari awal peresmian Tol Bali Mandara ini, sudah melayani pembayaran e-tol. Dari 20 gardu tol yang ada, 10 gardu bisa melayani transaksi e-tol ini,” ujar Tito saat ditemui di Denpasar, Selasa (12/9).
Tito meminta agar pihak Perbankan lebih banyak menyediakan tempat top up (pengisian) uang elektronik ini untuk mempermudah pengguna melakukan isi ulang.
Hingga saat ini, dari segi sarana-prasarana yang telah disiapkan tidak ada kendala. “Kami imbau, agar masyarakat segera memiliki uang elektronik, jangan last minute karena pastinya akan menyebabkan antrian panjang,” terangnya.
Disinggung mengenai sosialisasi untuk kalangan wisatawan mancanegara (wisaman), mengingat banyak pengguna jalan tol dari kalangan wisman, Tito mengatakan belum pernah secara khusus melakukan sosialisasi yang menyasar wisman.
“Mungkin melalui sms blast, selain itu akan menyasar pelaku pariwisata,” kata Tito.