25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:55 AM WIB

Tampung Hasil Panen Petani, Buleleng Siapkan Bangsal Pasca-Panen

SINGARAJA – Dinas Pertanian Buleleng akan menyiapkan bangsal pasca-panen bagi petani cabai dan bawang.

Bangsal ini diharapkan bisa menjadi solusi, saat harga komoditas cabai dan bawang turun. Sehingga harga jual komoditas di tingkat petani tetap terjaga.

Saat ini komoditas cabai dan bawang masih sangat terpengaruh dengan kondisi musim. Saat musim hujan, biasanya harga cabai dan bawang akan melonjak tajam.

Sebab hasil produksi tak sebanding dengan permintaan. Jelang musim kemarau, harga komoditas pun berangsur-angsur menurun.

Pada saat-saat tertentu, petani justru merugi. Sebab harga cabai di tingkat petani terlalu rendah. Bahkan tak cukup hanya untuk sekadar membeli pupuk.

Kabid Hortikultura I Gede Subudi mengatakan, pemerintah kini tengah merancang bangsal pasca-panen. Bangsal ini akan menampung hasil panen petani, terutama saat harga komoditas turun.

Nantinya bangsal akan mengolah hasil panen, sehingga memiliki nilai jual lebih tinggi. Rencananya bangsal pasca-panen akan dibangun di dua tempat. Masing-masing di Desa Pakisan dan Desa Bungkulan.

“Nanti akan dibantu lewat kementerian. Jadi kementerian menyiapkan peralatan untuk mengolah komoditas setelah dilakukan panen,” kata Subudi.

Bangsal pasca-panen untuk komoditas bawang, rencananya akan dibangun di Desa Bungkulan. Proses produksi pasca-panen untuk komoditas ini relatif sederhana.

Bawang hasil panen petani bisa diolah menjadi bawang goreng dan dijual dalam kemasan toples. Sehingga memiliki nilai jual lebih tinggi, ketimbang dijual dalam bentuk bawang hasil panen.

Sementara bangsal pasca-panen di Pakisan, akan diproyeksikan bagi komoditas cabai rawit. “Jadi kalau pas harga cabai turun,

bisa dioalah jadi cabai bubuk atau cabai kering. Kebetulan sekarang permintaannya ada dan prospeknya cukup menjanjikan,” jelas Subudi.

Untuk proses pasca-panen itu, Dinas Pertanian juga akan melibatkan Universitas Udayana dan Bank Indonesia.

Kedua lembaga itu akan melakukan proses transfer teknologi dan pelatihan bagi para petani, sehingga proses produksi di bangsal pasca-panen dilakukan oleh para petani.

SINGARAJA – Dinas Pertanian Buleleng akan menyiapkan bangsal pasca-panen bagi petani cabai dan bawang.

Bangsal ini diharapkan bisa menjadi solusi, saat harga komoditas cabai dan bawang turun. Sehingga harga jual komoditas di tingkat petani tetap terjaga.

Saat ini komoditas cabai dan bawang masih sangat terpengaruh dengan kondisi musim. Saat musim hujan, biasanya harga cabai dan bawang akan melonjak tajam.

Sebab hasil produksi tak sebanding dengan permintaan. Jelang musim kemarau, harga komoditas pun berangsur-angsur menurun.

Pada saat-saat tertentu, petani justru merugi. Sebab harga cabai di tingkat petani terlalu rendah. Bahkan tak cukup hanya untuk sekadar membeli pupuk.

Kabid Hortikultura I Gede Subudi mengatakan, pemerintah kini tengah merancang bangsal pasca-panen. Bangsal ini akan menampung hasil panen petani, terutama saat harga komoditas turun.

Nantinya bangsal akan mengolah hasil panen, sehingga memiliki nilai jual lebih tinggi. Rencananya bangsal pasca-panen akan dibangun di dua tempat. Masing-masing di Desa Pakisan dan Desa Bungkulan.

“Nanti akan dibantu lewat kementerian. Jadi kementerian menyiapkan peralatan untuk mengolah komoditas setelah dilakukan panen,” kata Subudi.

Bangsal pasca-panen untuk komoditas bawang, rencananya akan dibangun di Desa Bungkulan. Proses produksi pasca-panen untuk komoditas ini relatif sederhana.

Bawang hasil panen petani bisa diolah menjadi bawang goreng dan dijual dalam kemasan toples. Sehingga memiliki nilai jual lebih tinggi, ketimbang dijual dalam bentuk bawang hasil panen.

Sementara bangsal pasca-panen di Pakisan, akan diproyeksikan bagi komoditas cabai rawit. “Jadi kalau pas harga cabai turun,

bisa dioalah jadi cabai bubuk atau cabai kering. Kebetulan sekarang permintaannya ada dan prospeknya cukup menjanjikan,” jelas Subudi.

Untuk proses pasca-panen itu, Dinas Pertanian juga akan melibatkan Universitas Udayana dan Bank Indonesia.

Kedua lembaga itu akan melakukan proses transfer teknologi dan pelatihan bagi para petani, sehingga proses produksi di bangsal pasca-panen dilakukan oleh para petani.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/