28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 3:44 AM WIB

UPDATE! Penyakit Mematikan Serang Ternak Babi Warga Bungkulan Buleleng

SAWAN – Ternak babi milik warga di Desa Bungkulan, terserang penyakit mematikan. Dalam kurun waktu sepekan terakhir, disebut sudah ada 29 ekor babi warga yang mati mendadak.

Pemerintah belum dapat memastikan, apakah penyakit itu termasuk penyakit African Swine Fever (ASF) atau bukan.

Kematian ternak babi itu terlihat di Banjar Dinas Punduh Lo dan Banjar Dinas Dauh Munduk, Desa Bungkulan.

Tercatat ada 15 babi dewasa dan 14 anak babi yang mati sepekan terakhir. Peternak pun tak dapat memastikan penyakit apa yang menjangkiti ternak mereka.

Salah seorang peternak, Nyoman Arya Suta menyebut sejak sepekan terakhir satu persatu ternaknya mati. Awalnya hanya seekor babi jantan saja yang mati.

Lama kelamaan babi peliharaan yang lain, juga mengalami penyakit serupa. Baik itu babi betina maupun anak-anak babi yang baru lahir. Total ada 21 ekor babi miliknya yang mati.

“Awalnya itu menggigil dulu, setelah itu kakinya kejang-kejang, langsung mati. Tadinya kan hanya satu ekor saja. Saya kira sakit biasa saja. Tapi kok akhirnya semua mati,” keluh Arya Suta.

Hal serupa juga dialami Made Mastri. Bahkan babi betinanya yang tengah bunting, juga mati. Padahal babi itu akan beranak beberapa pekan lagi.

“Ada yang anak-anak juga mati. Padahal kemarin masih kuat makan. Tapi tadi pagi saya lihat di kandang, ternyata sudah mati,” kata Mastri.

Sedangkan peternak lain, Nyoman Trisna Heriawan menyebut, babi miliknya pertama kali mati sekitar dua pekan lalu. Tiba-tiba babi miliknya tidak memiliki nafsu makan dan tidak bisa berdiri.

Mendadak pada Minggu (9/2) dini hari, dua ekor babinya mati. “Padahal sudah dapat disuntik dokter hewan,” ujarnya.

SAWAN – Ternak babi milik warga di Desa Bungkulan, terserang penyakit mematikan. Dalam kurun waktu sepekan terakhir, disebut sudah ada 29 ekor babi warga yang mati mendadak.

Pemerintah belum dapat memastikan, apakah penyakit itu termasuk penyakit African Swine Fever (ASF) atau bukan.

Kematian ternak babi itu terlihat di Banjar Dinas Punduh Lo dan Banjar Dinas Dauh Munduk, Desa Bungkulan.

Tercatat ada 15 babi dewasa dan 14 anak babi yang mati sepekan terakhir. Peternak pun tak dapat memastikan penyakit apa yang menjangkiti ternak mereka.

Salah seorang peternak, Nyoman Arya Suta menyebut sejak sepekan terakhir satu persatu ternaknya mati. Awalnya hanya seekor babi jantan saja yang mati.

Lama kelamaan babi peliharaan yang lain, juga mengalami penyakit serupa. Baik itu babi betina maupun anak-anak babi yang baru lahir. Total ada 21 ekor babi miliknya yang mati.

“Awalnya itu menggigil dulu, setelah itu kakinya kejang-kejang, langsung mati. Tadinya kan hanya satu ekor saja. Saya kira sakit biasa saja. Tapi kok akhirnya semua mati,” keluh Arya Suta.

Hal serupa juga dialami Made Mastri. Bahkan babi betinanya yang tengah bunting, juga mati. Padahal babi itu akan beranak beberapa pekan lagi.

“Ada yang anak-anak juga mati. Padahal kemarin masih kuat makan. Tapi tadi pagi saya lihat di kandang, ternyata sudah mati,” kata Mastri.

Sedangkan peternak lain, Nyoman Trisna Heriawan menyebut, babi miliknya pertama kali mati sekitar dua pekan lalu. Tiba-tiba babi miliknya tidak memiliki nafsu makan dan tidak bisa berdiri.

Mendadak pada Minggu (9/2) dini hari, dua ekor babinya mati. “Padahal sudah dapat disuntik dokter hewan,” ujarnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/