25 C
Jakarta
12 April 2024, 5:25 AM WIB

HET Beras Tinggi, Aprindo Minta Pemerintah Perbaiki Akurasi Distribusi

DENPASAR – Tingginya harga beras melampaui harga eceran tertinggi (HET) membuat panik konsumen.

Karena itu, untuk memantau pasar, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Bali melakukan monitoring harga di beberapa ritel toko modern maupun pasar tradisional.

Tahap awal, monitoring dilakukan di sejumlah supermarket. Seperti Ayunadi Swalayan Panjer, Hypermart Simpang Dewa Ruci, Carrefour Sunset Road, dan Coco Mart Batubulan.

“Kami ingin melihat langsung kondisi di lapangan sekaligus mendapat masukan dari para peritel terkait kenaikan harga beras yang sangat drastis ini,” ujar Ketua Aprindo Bali I Gusti Ketut Sumardayasa kemarin.

Menurutnya, salah satu kelemahan pengambil kebijakan adalah rendahnya akurasi data dari hulu ke hilir.

Padahal, beras adalah makanan pokok yang mestinya mendapat penanganan yang lebih serius.

Pemerintah semestinya memiliki data, berapa produksi riil gabah di Bali, terus berapa yang digiling, berapa yang dikirim keluar pulau, dan berapa penggilingan yang memiliki fasilitas mesin pengering.

“Data-data ini jika akurat, bisa digunakan untuk monitoring kondisi ketahanan pangan beras secara kredibel,” tuturnya.

DENPASAR – Tingginya harga beras melampaui harga eceran tertinggi (HET) membuat panik konsumen.

Karena itu, untuk memantau pasar, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Bali melakukan monitoring harga di beberapa ritel toko modern maupun pasar tradisional.

Tahap awal, monitoring dilakukan di sejumlah supermarket. Seperti Ayunadi Swalayan Panjer, Hypermart Simpang Dewa Ruci, Carrefour Sunset Road, dan Coco Mart Batubulan.

“Kami ingin melihat langsung kondisi di lapangan sekaligus mendapat masukan dari para peritel terkait kenaikan harga beras yang sangat drastis ini,” ujar Ketua Aprindo Bali I Gusti Ketut Sumardayasa kemarin.

Menurutnya, salah satu kelemahan pengambil kebijakan adalah rendahnya akurasi data dari hulu ke hilir.

Padahal, beras adalah makanan pokok yang mestinya mendapat penanganan yang lebih serius.

Pemerintah semestinya memiliki data, berapa produksi riil gabah di Bali, terus berapa yang digiling, berapa yang dikirim keluar pulau, dan berapa penggilingan yang memiliki fasilitas mesin pengering.

“Data-data ini jika akurat, bisa digunakan untuk monitoring kondisi ketahanan pangan beras secara kredibel,” tuturnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/