SEMARAPURA – Harga kebutuhan pokok di Kabupaten Klungkung hingga saat ini masih stabil di tengah wabah virus corona.
Namun, beberapa komoditi makanan justru mengalami penurunan harga. Seperti daging ayam yang mengalami penurunan harga hingga Rp 10 ribu per kilogram sejak memasuki bulan April.
Itu lantaran adanya penurunan permintaan setelah banyaknya hotel dan restoran tidak beroperasi, sedangkan pasokan ayam cukup banyak.
Kasubag Produksi, Bagian Perekonomian Setda Klungkung, Tjokorda Istri Agung Wiradnyani, mengatakan, sempat terjadi panic buying, tepatnya beberapa hari setelah hari raya Nyepi.
Itu lantaran ada isu pasar akan ditutup selama dua hari berkaitan adanya wabah virus korona. “Sampai salah satu toko beras kewalahan melayani pembeli. Dalam sehari, sekitar 8 ton beras habis,” ungkapnya.
Seiring tidak terbuktinya isu tutup pasar tersebut, panic buying tidak terjadi lagi. Harga kebutuhan pokok rata-rata stabil.
Walau ada yang mengalami peningkatan harga, namun lantaran komoditi tersebut belum memasuki masa panen.
Seperti bawang merah yang sebelumnya sekitar Rp 35 ribu per kg, saat ini berkisar Rp 40 ribu per kg.
Begitu juga gula pasir yang masih tetap bertahan di harga Rp 18 ribu per kg sejak Februari lalu lantaran tebu belum memasuki musim panen raya.
“Kemudian telur ras naik dari Rp 24 ribu per kg menjadi Rp 27 ribu per kg sejak dua minggu lalu. Itu karena harga pakan ayam mengikuti nilai dollar,” katanya.
Meski harga telur mengalami peningkatan, menurutnya, harga ayam potong mengalami penurunan cukup signifikan sejak memasuki bulan April.
Jika sebelumnya harga ayam potong berkisar Rp 35 ribu per kg, saat ini harganya sekitar Rp 25 ribu per kg.
“Itu karena pasokannya cukup besar namun permintaan menurun karena tidak ada penyerapan dari hotel dan restoran. Selain itu, hargai cabai juga turun,” jelasnya.
Lebih lanjut diungkapkannya, pembatasan jam buka pasar di Kabupaten Klungkung berdampak pada penjualan para pedagang, terutamanya pedagang grosir.
Awalnya dia mengira pembatasan jam operasional pasar itu akan membuat masyarakat berbondong-bondong berbelanja agar stok kebutuhan pokok di rumah masing-masing warga tetap aman.
Namun ternyata, penjualan para pedagang mengalami penurunan. Pihaknya tidak mengetahui pasti penyebabnya dan menurutnya hal itu perlu didalami lagi.
“Antara daya beli masyarakat yang menurun atau karena buka pasarnya yang kesiangan. Sebab pedagang sempat meminta agar jam buka pasar tetap pukul 03.00 hanya jam
tutupnya saja yang dimajukan. Karena pedagang grosir utamanya, ramai pukul 03.00-08.00. Pukul 09.00, katanya sudah sepi,” tandasnya.