30.2 C
Jakarta
29 April 2024, 22:09 PM WIB

Jamur Akar Putih Serang Cengkih Petani Buleleng

SINGARAJA – Tanaman cengkih di Kabupaten Buleleng terserang penyakit jamur akar putih (JAP). Bila tak segera ditanggulangi, penyakit ini dapat menyebabkan tanaman meranggas mati.

Potensi gagal panen pun kini membayangi para petani. Data di Dinas Pertanian Buleleng menunjukkan, kini luas lahan cengkih di Buleleng mencapai 8.091 hektare.

Sementara lahan yang terjangkit penyakit JAP mencapai 4.306 hektare. Artinya 53 persen lahan perkebunan cengkih di Buleleng, telah terserang penyakit ini.

Penyakit tersebut muncul gara-gara perawatan dan sanitasi kebun yang kurang maksimal. Apabila kelembaban tanaman tinggi, penyakit tersebut akan cepat muncul.

Parahnya penyakit langsung menyerang bagian akar, sehingga menyebabkan tanaman cepat meranggas.

“Memang ini masih menjadi PR bagi kami. Terutama mengedukasi petani biar mereka merawat tanaman dengan baik. Sebab penyakit ini muncul di wilayah yang kelembabannya tinggi,” kata Plt. Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta.

Persoalan lainnya, petani kerap kali tak tahu bahwa tanamannya telah terserang penyakit JAP. Biasanya petani baru tahu ketika jamur telah menyebar ke seluruh batang. Bila sudah begitu, daun cengkih sudah meranggas dan pohonnya pun mengering.

Petani pun kini diedukasi lewat program sekolah lapang. Selain itu petani juga diberikan bantuan pupuk organik dan biofungisida trichoderma sp. Biofungisida itu terbukti efektif membasmi perkembangan jamur akar putih.

“Kami sudah bentuk demplot-demplot fokus penanganan JAP. Perubahannya memang signifikan. Kami akan upayakan bantuan dari kementerian untuk penanganan masalah ini,” katanya.

Asal tahu saja luas lahan yang terkena serangan JAP paling luas ada di Kecamatan Kubutambahan. Dari lahan cengkih seluas 1.008 hektare, 833 hektare diantaranya terserang penyakit JAP.

Begitu pula di Kecamatan Banjar. Dari lahan seluas 1.890 hektare, seluas 1.479 hektare diantaranya terserang penyakit. 

SINGARAJA – Tanaman cengkih di Kabupaten Buleleng terserang penyakit jamur akar putih (JAP). Bila tak segera ditanggulangi, penyakit ini dapat menyebabkan tanaman meranggas mati.

Potensi gagal panen pun kini membayangi para petani. Data di Dinas Pertanian Buleleng menunjukkan, kini luas lahan cengkih di Buleleng mencapai 8.091 hektare.

Sementara lahan yang terjangkit penyakit JAP mencapai 4.306 hektare. Artinya 53 persen lahan perkebunan cengkih di Buleleng, telah terserang penyakit ini.

Penyakit tersebut muncul gara-gara perawatan dan sanitasi kebun yang kurang maksimal. Apabila kelembaban tanaman tinggi, penyakit tersebut akan cepat muncul.

Parahnya penyakit langsung menyerang bagian akar, sehingga menyebabkan tanaman cepat meranggas.

“Memang ini masih menjadi PR bagi kami. Terutama mengedukasi petani biar mereka merawat tanaman dengan baik. Sebab penyakit ini muncul di wilayah yang kelembabannya tinggi,” kata Plt. Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta.

Persoalan lainnya, petani kerap kali tak tahu bahwa tanamannya telah terserang penyakit JAP. Biasanya petani baru tahu ketika jamur telah menyebar ke seluruh batang. Bila sudah begitu, daun cengkih sudah meranggas dan pohonnya pun mengering.

Petani pun kini diedukasi lewat program sekolah lapang. Selain itu petani juga diberikan bantuan pupuk organik dan biofungisida trichoderma sp. Biofungisida itu terbukti efektif membasmi perkembangan jamur akar putih.

“Kami sudah bentuk demplot-demplot fokus penanganan JAP. Perubahannya memang signifikan. Kami akan upayakan bantuan dari kementerian untuk penanganan masalah ini,” katanya.

Asal tahu saja luas lahan yang terkena serangan JAP paling luas ada di Kecamatan Kubutambahan. Dari lahan cengkih seluas 1.008 hektare, 833 hektare diantaranya terserang penyakit JAP.

Begitu pula di Kecamatan Banjar. Dari lahan seluas 1.890 hektare, seluas 1.479 hektare diantaranya terserang penyakit. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/