SEMARAPURA – Sejak tahun 2017 lalu, Pemkab Klungkung berencana membuat produk garam beryodium dengan memanfaatkan garam para petani di wilayah Klungkung yang diproduksi secara tradisional.
Berbagai peralatan pun sudah disiapkan dan diberikan kepada koperasi yang nanti akan memproduksi garam ini. Sayang, produk garam itu hingga saat ini belum juga diproduksi dan terlihat di pasaran.
Sekretaris Koperasi LEPP Mina Segara Dana Wayan Suartika mengungkapkan, mesin pengering garam yang ditunggu-tunggu untuk memaksimalkan produksi garam beryodium datang sejak seminggu lalu.
Dengan datangnya mesin pengering tersebut, mesin produksi garam beryodium telah lengkap. Sebelumnya sudah ada mesin pencampur garam dengan beryodium dan mesin kemasan.
“Seminggu lagi kami mulai memproduksi garam beryodium ini setelah melihat hasil uji coba mesin pengering yang cukup maksimal.
Dalam kurun waktu satu jam, 30 kilogram garam bisa dikeringkan dengan maksimal. Tanpa mesin pengering ini, garam yang dihasilkan masih basah,” bebernya.
Meski seluruh mesin yang dibutuhkan sudah lengkap dimiliki, pihaknya mengaku belum bisa melakukan pemasaran lantaran harga jual produksi ini belum ditentukan.
Begitu juga dengan izin untuk memasarkan garam ini ke pasar bebas juga belum dilengkapi. Sehingga pihaknya masih menunggu semua kelengkapan persyaratan yang akan dilengkapi dinas terkait di Pemkab Klungkung sembari tetap berproduksi.
“Jadi sampai saat ini belum diketahui berapa harga yang tepat untuk produk ini,” katanya.