MANGUPURA – Di tengah pandemi covid-19 ini tingkat hunian atau okupansi hotel di Kabupaten Badung belum menunjukkan tanda-tanda kenaikan. Sampai saat ini tingkat okupansi hotel masih single digit atau antara 5-9 persen. Padahal, pemerintah sudah mengelontorkan dana sekitar Rp1,18 triliun sebagai hibah pariwisata untuk hotel, restoran dan pemerintah kabupaten/ kota di Bali.
Kristian, salah satu operator Sun Island Hotel dan Spa Legian, Kuta mengakui hunian hotel tergolong menurun drastis. Bahkan hampir di semua hotel di sekitarnya mengalami nasib yang sama di tengah pandemi covid-19 ini.
“Kalau tamu sangat sepi sekali. Paling bisa dihitung dengan jari. Tadi (Kamis, kemarin) ada tamu baru check out dan hunian kosong dah,” terang Kristian saat ditemui, Kamis (18/2).
Di bagian lain, salah satu petugas keamanan di The Stones Hotel juga mengakui kalau tamu yang menginap memang sangat sepi sekali. “Tamu sudah sangat sepi sekali. Kalau untuk lengkapnya nanti bisa langsung ke manajemen kami,” bebernya.
Ketua PHRI Badung I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya tak menampik bahwa tingkat okupansi atau hunian hotel masih belum menunjukkan peningkatan. “Kalau bicara tingkat hunian hotel masih single digit. Ada 5 persen, 7 persen, dan syukur kalau ada bisa 9 persen. Tingkat hunian single digit ini, hotel yang buka tidak lebih dari 40 persen,” bebernya.
Lebih lanjut, tidak semua hotel yang buka, karena kedatangan wisatawan domestik ke Bali berkisar 2.800 orang per hari. Tentu ini jauh dari keberadaan kamar hotel. “Kalau sekarang 2.800 per hari, sedangkan kita punya kamar 146 ribu. Kan jauh sekali dengan kedatangan wisatawan domestik. Sementera mereka Length of stay mereka cuma tiga hari. Bisa hitung lah. Itu penyebabnya sehingga hotel banyak yang tutup sementara. Kalau buka tetap rugi mereka. Misalnya, hotel 100 kamar dan isi cuma 5 kamar, itu rugi mereka,” pungkasnya.