JEMBRANA – Ratusan petani dan nelayan Jembrana tersenyum bahagia. Apa yang mereka nantikan selama ini tiba di “Gumi Makepung”, Senin (18/3) kemarin.
Dalam kunjungan kerja ke kabupaten ujung Barat Pulau Bali, anggota Komisi XI DPR RI, I Gusti Agung Rai Wirajaya menyerahkan bantuan senilai Rp 5,3 miliar rupiah; termasuk 25 unit traktor.
Bantuan diberikan untuk meningkatkan produktivitas petani dan nelayan Jembrana di samping sebagai respons serius menyikapi kian menyusutnya jumlah petani di Bali.
Ibarat mata kail dan pales (joran) untuk menangkap ikan, Rai Wirajaya berpesan kepada warga yang dia temui di Pengambengan, Jembrana, agar bantuan tersebut dirawat serta dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan taraf hidup.
Caleg DPR RI No. Urut 4 dari PDIP itu juga mengingatkan pentingnya pendampingan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian.
Tujuannya agar produktivitas petani meningkat yang akhirnya bermuara pada peningkatan kesejahteraan.
“Bantuan ini merupakan sinergitas yang baik antara kabupaten, provinsi, dan pusat dalam rangka memperkuat kelompok tani dan nelayan agar dapat lebih meningkatkan hasil produksi,” pesan politisi murah senyum asli Denpasar itu.
Rai Wirajaya menyebut pemerintah sangat memahami bagaimana sulitnya para petani dan nelayan mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Oleh karena itu, pemerintah hadir langsung di tengah-tengah persoalan nyata yang dihadapi masyarakat. Salah satunya lewat bantuan alat pertanian yang memang sangat dibutuhkan.
“Saya berpesan agar jangan sampai bantuan ini disalahgunakan. Misalnya, dengan mengambil pungutan-pungutan demi keuntungan pribadi. Gunakanlah untuk meningkatkan produktivitas demi kepentingan bersama,” tukasnya.
Kepada Jawa Pos Radar Bali, Rai Wirajaya menegaskan menjadi petani dan nelayan adalah pekerjaan mulia sebab berhubungan dengan kelangsungan hidup orang banyak.
Namun, fakta menunjukkan profesi ini tidak diminati lantaran hasil yang diraih dinilai tidak memadai. Bila produktivitas hasil ditingkatkan, Rai Wirajaya berpikir para petani dan nelayan bisa hidup lebih layak.
“Lebih-lebih bila hasil pertanian dan tangkapan laut mereka “diserap” oleh pemerintah. Petani adalah jantung setiap daerah. Tidak boleh profesi ini punah,” tegasnya.
Hadir dalam kesempatan ini Wakil Bupati Jembrana, Made Kembang Hartawan; Dr. H. Rizal Djalil. M.M (Anggota BPK);
Brahmantya Satyamurti Poerwadi, S.T (Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan);
Dr. Sarwo Edhy, SP, MM (Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian); Ir. Frits Penehas Lesnussa, M.Si, Direktur Pelabuhan Perikanan;
Ir. Yuliadi, M.M., Sesditjen Perikanan Tangkap; lr. Suharyanto, M.Sc, Direktur Parencanaan Ruang Laut; Ir. Nur ArifAzizi, M.M, Inspektur Inspektorat Jenderal KKP;
Innes Rahmania, A,Pi, S.Sos, MM., Direktur Pengolahan dan Bina Mutu; Ir. Tri Susetyo, MM., Kepala Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan,
Ditjen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian; Syarif Syahrial, S.E, M.S.E., Direktur Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan; Ir. Bambang Susanto, M.Si., Kepala Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan, Gondol, Buleleng Singaraja; Made Tirta, Kepala Bank Mandiri Kanwil Regional XI Bali-NusaTenggara. (rba)