27.1 C
Jakarta
1 Mei 2024, 8:50 AM WIB

Industri Pariwisata Pulih, Kinerja Perbankan Bali Bergerak Positif

DENPASAR – Pelaku perbankan menaruh harapan pertumbuhan bisnis di Pulau Dewata semakin membaik di tengah meningkatnya nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap rupiah.

Harapan itu memuncak di tengah membaiknya kondisi ekonomi Bali pascamenurunnya aktivitas Gunung Agung.

Regional Head PT Bank Danamon Bali-Nusa Tenggara I Gusti Agus Indrawan menyatakan, pembiayaan kredit di Bali masih potensial dari sektor pariwisata mengingat Bali memiliki keunggulan di bidang tersebut.

“Kami yakin bisnis di Bali masih tumbuh dengan membaiknya sektor pariwisata,” kata Gus Lopez, sapaan akrab I Gusti Agus Indrawan.

Hal senada juga disampaikan Senior Vice President Bank Mandiri Regional XI Bali dan Nusa Tenggara, Rully Setiawan.

Menurutnya, membaiknya industri pariwisata Bali membawa pengaruh positif pertumbuhan ekonomi di pulau ini. Satu sisi bisnis di sektor pariwisata menjadi salah satu usaha yang dibiayai perbankan.

“Pelaku hotel di Bali merasakan full okupansi. Setelah terjadi gangguan bencana (erupsi) Gunung Agung yang terasa bulan-bulan sebelumnya. Jadi, potensi Bali sangat baik termasuk Bali Nusra,” beber Rully Setiawan.

Laba Bank Mandiri secara nasional, kata dia, pada periode triwulan I tahun 2018 meningkat 43 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017 lalu.

Hal ini menunjukkan indikator keuangan di Bali sangat baik dibandingkan tahun lalu. “Bisnis bank kita di Bali didukung sektor hotel restoran dan kafe serta distributor dan sampai saat ini tergolong tumbuh di atas 2 digit hingga Maret 2018 ini,” ungkapnya.

Rully mengaku akan menggenjot penyaluran kredit ritel di Bali sehingga pertumbuhan kredit tahun ini bisa mencapai di atas rata-rata nasional. 

“Pertumbuhan tahun lalu (kredit) sekitar 8 persen. Sekarang kita mau (pertumbuhan kredit) dibikin double digit diatas 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” jelasnya.

Rully menambahkan, kinerja perbankan tahun ini membaik juga karena didukung oleh persentase kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) yang terjaga.

“NPL terjaga bahkan membaik contohnya di bulan lalu kita bisa membaik lebih dari 1 persen perbaikan total. NPL total kredit ritel dibawah 3 persen se-Bali Nusra,” terang Rully.

Ditambahkan, meskipun akhir-akhir ini dolar AS semakin menguat tetapi otoritas terkait sudah mengeluarkan gambaran jika pondasi Indonesia sangat kuat, sehingga sektor perbankan pun masih aman

DENPASAR – Pelaku perbankan menaruh harapan pertumbuhan bisnis di Pulau Dewata semakin membaik di tengah meningkatnya nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap rupiah.

Harapan itu memuncak di tengah membaiknya kondisi ekonomi Bali pascamenurunnya aktivitas Gunung Agung.

Regional Head PT Bank Danamon Bali-Nusa Tenggara I Gusti Agus Indrawan menyatakan, pembiayaan kredit di Bali masih potensial dari sektor pariwisata mengingat Bali memiliki keunggulan di bidang tersebut.

“Kami yakin bisnis di Bali masih tumbuh dengan membaiknya sektor pariwisata,” kata Gus Lopez, sapaan akrab I Gusti Agus Indrawan.

Hal senada juga disampaikan Senior Vice President Bank Mandiri Regional XI Bali dan Nusa Tenggara, Rully Setiawan.

Menurutnya, membaiknya industri pariwisata Bali membawa pengaruh positif pertumbuhan ekonomi di pulau ini. Satu sisi bisnis di sektor pariwisata menjadi salah satu usaha yang dibiayai perbankan.

“Pelaku hotel di Bali merasakan full okupansi. Setelah terjadi gangguan bencana (erupsi) Gunung Agung yang terasa bulan-bulan sebelumnya. Jadi, potensi Bali sangat baik termasuk Bali Nusra,” beber Rully Setiawan.

Laba Bank Mandiri secara nasional, kata dia, pada periode triwulan I tahun 2018 meningkat 43 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017 lalu.

Hal ini menunjukkan indikator keuangan di Bali sangat baik dibandingkan tahun lalu. “Bisnis bank kita di Bali didukung sektor hotel restoran dan kafe serta distributor dan sampai saat ini tergolong tumbuh di atas 2 digit hingga Maret 2018 ini,” ungkapnya.

Rully mengaku akan menggenjot penyaluran kredit ritel di Bali sehingga pertumbuhan kredit tahun ini bisa mencapai di atas rata-rata nasional. 

“Pertumbuhan tahun lalu (kredit) sekitar 8 persen. Sekarang kita mau (pertumbuhan kredit) dibikin double digit diatas 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” jelasnya.

Rully menambahkan, kinerja perbankan tahun ini membaik juga karena didukung oleh persentase kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) yang terjaga.

“NPL terjaga bahkan membaik contohnya di bulan lalu kita bisa membaik lebih dari 1 persen perbaikan total. NPL total kredit ritel dibawah 3 persen se-Bali Nusra,” terang Rully.

Ditambahkan, meskipun akhir-akhir ini dolar AS semakin menguat tetapi otoritas terkait sudah mengeluarkan gambaran jika pondasi Indonesia sangat kuat, sehingga sektor perbankan pun masih aman

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/