26.6 C
Jakarta
21 November 2024, 4:42 AM WIB

Disapu Ombak, Rumput Laut Siap Panen Petani Nusa Lembongan Hanyut

SEMARAPURA – Ombak besar yang menerjang perairan Klungkung tidak hanya membuat aktivitas penyeberangan orang serta barang terganggu.

Ombak besar setinggi 4 sampai 6 meter itu juga membuat petani rumput laut di perairan Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida hanyut terbawa ombak.

Padahal, rumput laut tersebut rencananya akan dipanen kemarin. Salah seorang petani rumput laut Desa Lembongan, I Wayan Suwarbawa, mengungkapkan,

ombak besar yang terjadi sejak beberapa hari terakhir membuat rumput lautnya yang siap dipanen kemarin hanyut terbawa ombak.

Akibat peristiwa tersebut, dia mengaku mengalami kerugian sekitar Rp 3 juta. Tidak hanya dirinya, hal serupa juga terjadi pada rekannya, Widiana.

Bahkan, rumput laut siap panen yang dimiliki Widiana lebih banyak sehingga mengalami kerugian hingga Rp 4,5 juta.

“Kebetulan saya juga tidak memasang jaring. Jumlah luasan budidaya rumput laut saya dan teman saya itu sekitar 10 are, yang terkena dampak itu hampir dua are,” terangnya.

Rumput laut, dijelaskannya siap panen ketika berusia 45 hari. Beruntung rumput laut berusia 7-15 hari, tidak sampai hanyut oleh ombak besar.

“Kalau rumput laut baru mau panen, lalu terkena ombak besar, pasti hanyut dia. Ombak juga bisa merusak konstruksi rumput laut. Kalau konstruksinya bagus, tidak sampai pora-poranda,” ujarnya.

Lebih lanjut diungkapkan, saat ini baru sembilan orang petani yang kembali melakukan budidaya rumput laut setelah sempat menghilang sejak tahun 2017 akibat hama yang merusak rumput laut di Nusa Lembongan.

Apalagi pada saat itu harga rumput laut juga anjlok sehingga membuat banyak petani yang beralih profesi sebagai pelaku pariwisata.

“Setelah Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Klungkung melakukan uji coba dan mengungkapkan

kalau perairan kami masih bagus untuk ditanami rumput laut, akhirnya warga mulai tertarik kembali melakukan budidaya rumput laut,” katanya.

Setelah mencoba membudidayakan rumput laut, hasil panen rumput laut yang ia dapatkan terbilang sangat bagus.

Per are luasan budidaya rumput laut yang ia miliki bisa menghasilkan 150 kilogram rumput laut dengan kadar air 36 persen per sekali panen.

“Harganya Rp 20 ribu per kilogram. Saya jual ke jumpai. Sebenarnya budidaya rumput laut sangat menjanjikan namun memang cukup berat, selain itu ada alternatif lain yaitu pariwisata,” tandasnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Klungkung I Wayan Durma dikonfirmasi terpisah mengaku belum tahu jika ada budidaya rumput laut yang terkena dampak ombak besar.

Namun, menurutnya, hal itu cukup lumrah terjadi. “Biasanya rumput laut yang hanyut akan kembali ke pesisir. Sampai saat ini belum ada asuransi untuk rumput laut,” tandasnya. 

SEMARAPURA – Ombak besar yang menerjang perairan Klungkung tidak hanya membuat aktivitas penyeberangan orang serta barang terganggu.

Ombak besar setinggi 4 sampai 6 meter itu juga membuat petani rumput laut di perairan Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida hanyut terbawa ombak.

Padahal, rumput laut tersebut rencananya akan dipanen kemarin. Salah seorang petani rumput laut Desa Lembongan, I Wayan Suwarbawa, mengungkapkan,

ombak besar yang terjadi sejak beberapa hari terakhir membuat rumput lautnya yang siap dipanen kemarin hanyut terbawa ombak.

Akibat peristiwa tersebut, dia mengaku mengalami kerugian sekitar Rp 3 juta. Tidak hanya dirinya, hal serupa juga terjadi pada rekannya, Widiana.

Bahkan, rumput laut siap panen yang dimiliki Widiana lebih banyak sehingga mengalami kerugian hingga Rp 4,5 juta.

“Kebetulan saya juga tidak memasang jaring. Jumlah luasan budidaya rumput laut saya dan teman saya itu sekitar 10 are, yang terkena dampak itu hampir dua are,” terangnya.

Rumput laut, dijelaskannya siap panen ketika berusia 45 hari. Beruntung rumput laut berusia 7-15 hari, tidak sampai hanyut oleh ombak besar.

“Kalau rumput laut baru mau panen, lalu terkena ombak besar, pasti hanyut dia. Ombak juga bisa merusak konstruksi rumput laut. Kalau konstruksinya bagus, tidak sampai pora-poranda,” ujarnya.

Lebih lanjut diungkapkan, saat ini baru sembilan orang petani yang kembali melakukan budidaya rumput laut setelah sempat menghilang sejak tahun 2017 akibat hama yang merusak rumput laut di Nusa Lembongan.

Apalagi pada saat itu harga rumput laut juga anjlok sehingga membuat banyak petani yang beralih profesi sebagai pelaku pariwisata.

“Setelah Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Klungkung melakukan uji coba dan mengungkapkan

kalau perairan kami masih bagus untuk ditanami rumput laut, akhirnya warga mulai tertarik kembali melakukan budidaya rumput laut,” katanya.

Setelah mencoba membudidayakan rumput laut, hasil panen rumput laut yang ia dapatkan terbilang sangat bagus.

Per are luasan budidaya rumput laut yang ia miliki bisa menghasilkan 150 kilogram rumput laut dengan kadar air 36 persen per sekali panen.

“Harganya Rp 20 ribu per kilogram. Saya jual ke jumpai. Sebenarnya budidaya rumput laut sangat menjanjikan namun memang cukup berat, selain itu ada alternatif lain yaitu pariwisata,” tandasnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Klungkung I Wayan Durma dikonfirmasi terpisah mengaku belum tahu jika ada budidaya rumput laut yang terkena dampak ombak besar.

Namun, menurutnya, hal itu cukup lumrah terjadi. “Biasanya rumput laut yang hanyut akan kembali ke pesisir. Sampai saat ini belum ada asuransi untuk rumput laut,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/