26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 4:07 AM WIB

Tragis, Kurang Menarik, Jumlah Perajin Gerabah Kian Menurun

RadarBali.com – Penghasilan yang tidak seberapa dibandingkan dengan bekerja di industri pariwisata misalnya, membuat jumlah perajin gerabah di Klungkung, terutamanya di Desa Tojan, Kecamatan Klungkung kian hari kian menurun.

Saat ini hanya tersisa dua sampai tiga orang perajin saja yang masih bertahan membuat gerabah. Tak hanya itu usia mereka pun terbilang sepuh.

Nyoman Tangkil, 70, salah seorang perajin gerabah saat ditemui di kediamannya di Desa Tojan, Minggu (20/8) mengungkapkan bahwa saat ini jumlah perajin gerabah di desanya hanya berkisar dua sampai tiga orang saja.

Hal itu karena tidak terjadi regenerasi akibat penghasilan sebagai perajin gerabah yang terbilang kecil dibandingkan dengan pekerjaan-pekerjaan lain.

“Kalau dulu sekali ada sebanyak 20 orang yang jadi perajin gerabah. Sekarang banyak anak mudah yang memilih bekerja di pariwisata. Hanya orang miskin seperti saya yang mau kerja seperti ini,” katanya.

Lebih lanjut dituturkannya, sejak umur 25 tahun, dia sudah mulai membuat gerabah untuk keperluan upacara adat seperti Upacara Ngaben dan lainnya.

Sejak dulu dia melakukan sistem pemasaran dengan menyerahkan hasil karyanya itu langsung ke pedagang pasar.

Namun, tak banyak untung yang bisa diperolehnya untuk gerabah hasil karyanya itu. Misalnya, coblong kecil yang oleh pedagang pasar dihargai Rp 500 per buah dan yang paling mahal cobek pekekeh yang harganya Rp 2.500 per buah.

“Kalau pedagang pasar jual ke pembeli bisa dua kali lipat sampai tiga kali lipatnya. Biasanya musim ngaben baru banyak yang pesan,” ungkapnya.

Terkait bahan baku membuat gerabah, menurutnya, tidak terlalu sulit untuk didapatkan. Untuk tanah liat, bisa didapatkannya dengan cara membeli yang harganya berkisar Rp 400 ribu-Rp 500 ribu per truk.

Sementara alang-alang atau jerami yang merupakan bahan baku untuk pembakaran gerabah, menurutnya mudah didapat di persawahan di wilayah Desa Tojan.

“Kendalanya hanya cuaca. Kalau hujan, saya tidak bisa membuat gerabah,” tandasnya. 

RadarBali.com – Penghasilan yang tidak seberapa dibandingkan dengan bekerja di industri pariwisata misalnya, membuat jumlah perajin gerabah di Klungkung, terutamanya di Desa Tojan, Kecamatan Klungkung kian hari kian menurun.

Saat ini hanya tersisa dua sampai tiga orang perajin saja yang masih bertahan membuat gerabah. Tak hanya itu usia mereka pun terbilang sepuh.

Nyoman Tangkil, 70, salah seorang perajin gerabah saat ditemui di kediamannya di Desa Tojan, Minggu (20/8) mengungkapkan bahwa saat ini jumlah perajin gerabah di desanya hanya berkisar dua sampai tiga orang saja.

Hal itu karena tidak terjadi regenerasi akibat penghasilan sebagai perajin gerabah yang terbilang kecil dibandingkan dengan pekerjaan-pekerjaan lain.

“Kalau dulu sekali ada sebanyak 20 orang yang jadi perajin gerabah. Sekarang banyak anak mudah yang memilih bekerja di pariwisata. Hanya orang miskin seperti saya yang mau kerja seperti ini,” katanya.

Lebih lanjut dituturkannya, sejak umur 25 tahun, dia sudah mulai membuat gerabah untuk keperluan upacara adat seperti Upacara Ngaben dan lainnya.

Sejak dulu dia melakukan sistem pemasaran dengan menyerahkan hasil karyanya itu langsung ke pedagang pasar.

Namun, tak banyak untung yang bisa diperolehnya untuk gerabah hasil karyanya itu. Misalnya, coblong kecil yang oleh pedagang pasar dihargai Rp 500 per buah dan yang paling mahal cobek pekekeh yang harganya Rp 2.500 per buah.

“Kalau pedagang pasar jual ke pembeli bisa dua kali lipat sampai tiga kali lipatnya. Biasanya musim ngaben baru banyak yang pesan,” ungkapnya.

Terkait bahan baku membuat gerabah, menurutnya, tidak terlalu sulit untuk didapatkan. Untuk tanah liat, bisa didapatkannya dengan cara membeli yang harganya berkisar Rp 400 ribu-Rp 500 ribu per truk.

Sementara alang-alang atau jerami yang merupakan bahan baku untuk pembakaran gerabah, menurutnya mudah didapat di persawahan di wilayah Desa Tojan.

“Kendalanya hanya cuaca. Kalau hujan, saya tidak bisa membuat gerabah,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/