27.8 C
Jakarta
13 Desember 2024, 5:21 AM WIB

Diserang Hama, Petani Pisang Klungkung Gagal Penuhi Kebutuhan Galungan

SEMARAPURA – Tanaman pisang milik sejumlah warga Banjar Jelantik Kuribatu, Desa Tojan, Klungkung diserang OPT (Organisme Pengganggu Tanaman).

Akibatnya, tanaman pisang yang sudah cukup besar, dan bahkan sudah ada yang berbuah itu akhirnya rebah dan juga patah.

Warga yang awalnya berharap bisa memanen buah pisangnya untuk kebutuhan merayakan Hari Raya Galungan dan Kuningan itu pun hanya bisa pasrah.

Salah seorang warga Desa Tojan yang pohon pisangnya tiba-tiba rebah, yakni Ketut Sugiana. Sugiana  menuturkan, dirinya mengetahui kondisi pohon pisangnya patah dan rebah itu sekitar dua minggu yang lalu.

Sekitar belasan pohon pisangnya yang beberapa di antaranya sudah berbuah tampak rebah dan patah dengan kondisi batang yang sudah membusuk.

Padahal, dia sudah menaruh harapan bisa segera memanen buah pisangnya untuk memenuhi kebutuhan merayakan Hari Raya Galungan dan Kuningan.

“Buahnya juga berwarna hitam. Jadi, tidak bisa dimanfaatkan,” katanya. Menurutnya, Dinas Pertanian Klungkung sudah turun untuk melakukan pengecekan.

Dan dikatakan bahwa pohon pisangnya itu diserang OPT seperti bakteri Pseudomonas dan virus Buncytop. “Dan ini terjadi tidak hanya pada tanaman pisang saya,” ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian Klungkung Ida Bagus Juanida membenarkan bahwa pihaknya sudah turun untuk melakukan pengecekan.

Dan menurutnya pohon pisang milik warga Desa Tojan itu tiba-tiba rebah dan patah lantaran terserang OPT. “Kami sudah minta untuk memusnahkan pohon pisang yang diserang OPT tersebut,” jelasnya.

Menurutnya, pemusnahan pohon pisang yang terserang OPT itu dilakukan agar hama itu tidak menyerang tanaman pisang lainnya.

“Untuk mencegah agar tanaman yang lain tidak rebah dan terserang OPT, perlu dilakukan penimbunan pada pangkal rumpun tanaman,” tandasnya.

SEMARAPURA – Tanaman pisang milik sejumlah warga Banjar Jelantik Kuribatu, Desa Tojan, Klungkung diserang OPT (Organisme Pengganggu Tanaman).

Akibatnya, tanaman pisang yang sudah cukup besar, dan bahkan sudah ada yang berbuah itu akhirnya rebah dan juga patah.

Warga yang awalnya berharap bisa memanen buah pisangnya untuk kebutuhan merayakan Hari Raya Galungan dan Kuningan itu pun hanya bisa pasrah.

Salah seorang warga Desa Tojan yang pohon pisangnya tiba-tiba rebah, yakni Ketut Sugiana. Sugiana  menuturkan, dirinya mengetahui kondisi pohon pisangnya patah dan rebah itu sekitar dua minggu yang lalu.

Sekitar belasan pohon pisangnya yang beberapa di antaranya sudah berbuah tampak rebah dan patah dengan kondisi batang yang sudah membusuk.

Padahal, dia sudah menaruh harapan bisa segera memanen buah pisangnya untuk memenuhi kebutuhan merayakan Hari Raya Galungan dan Kuningan.

“Buahnya juga berwarna hitam. Jadi, tidak bisa dimanfaatkan,” katanya. Menurutnya, Dinas Pertanian Klungkung sudah turun untuk melakukan pengecekan.

Dan dikatakan bahwa pohon pisangnya itu diserang OPT seperti bakteri Pseudomonas dan virus Buncytop. “Dan ini terjadi tidak hanya pada tanaman pisang saya,” ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian Klungkung Ida Bagus Juanida membenarkan bahwa pihaknya sudah turun untuk melakukan pengecekan.

Dan menurutnya pohon pisang milik warga Desa Tojan itu tiba-tiba rebah dan patah lantaran terserang OPT. “Kami sudah minta untuk memusnahkan pohon pisang yang diserang OPT tersebut,” jelasnya.

Menurutnya, pemusnahan pohon pisang yang terserang OPT itu dilakukan agar hama itu tidak menyerang tanaman pisang lainnya.

“Untuk mencegah agar tanaman yang lain tidak rebah dan terserang OPT, perlu dilakukan penimbunan pada pangkal rumpun tanaman,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/