26.3 C
Jakarta
9 Desember 2024, 19:57 PM WIB

Lahan Tergenang Air Laut, Petani Garam Terpaksa Berhutang

SEMARAPURA – Petani garam di pesisir Pantai Karang Dadi, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan saat ini mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Bagaimana tidak, lahan produksi garamnya kini belum bisa menghasilkan lantaran kerap dihantam ombak besar.

Salah seorang petani garam Pantai Karang Dadi, Dewa Ayu Kade, Sabtu (21/7) kemarin mengatakan, ombak besar terjadi sejak dua minggu lalu. Ombak itu menghantam lahan produksi garam petani.

“Airnya sampai lolos ke utara. Gubuk saya sampai terendam,” kata Dewa Ayu Kade. Karena itu, banyak pelanggan yang akhirnya pulang tanpa membawa garam.

Begitu pun dengan dirinya yang tidak ada pemasukan sejak dua minggu terakhir. Untuk memenuhi kebutuhan, dia sudah tidak bisa.

“Terpaksa saya pinjam uang ke orang lain untuk kebutuhan sehari-hari,” ujarnya. Selain tidak bisa memproduksi garam, lahan produksi garam mulai habis akibat abrasi.

Untuk itu, pihaknya berharap pemerintah bisa membantu menangani abrasi itu. “Kalau lahannya sedikit seperti ini, mesin penyedot air lautnya sudah tidak berarti lagi.

Rugi ada mesin penyedot kalau kondisi lahannya terus menyusut seperti ini,” terangnya. Dewa Ayu Kade berharap agar kondisi laut kembali normal sehingga ia bisa memperbaiki lahannya dan bisa membuat garam kembali.

“Biar ada pemasukan. Saya sudah tua. Cuma mengandalkan buat garam saja,” tandasnya. Hal senada diungkap Dewa Ketut Candra, 75.

Ia yang sudah berusia lanjut hanya mengandalkan membuat garam untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.

Dengan kondisi cuaca seperti saat ini, ia kini menyibukkan diri dengan memperbaiki peralatan membuat garam.

“Lahan saya juga kena abrasi. Kalau bisa diperbaiki, saya perbaiki. Kalau tidak, mau bagaimana lagi,” katanya. 

SEMARAPURA – Petani garam di pesisir Pantai Karang Dadi, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan saat ini mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Bagaimana tidak, lahan produksi garamnya kini belum bisa menghasilkan lantaran kerap dihantam ombak besar.

Salah seorang petani garam Pantai Karang Dadi, Dewa Ayu Kade, Sabtu (21/7) kemarin mengatakan, ombak besar terjadi sejak dua minggu lalu. Ombak itu menghantam lahan produksi garam petani.

“Airnya sampai lolos ke utara. Gubuk saya sampai terendam,” kata Dewa Ayu Kade. Karena itu, banyak pelanggan yang akhirnya pulang tanpa membawa garam.

Begitu pun dengan dirinya yang tidak ada pemasukan sejak dua minggu terakhir. Untuk memenuhi kebutuhan, dia sudah tidak bisa.

“Terpaksa saya pinjam uang ke orang lain untuk kebutuhan sehari-hari,” ujarnya. Selain tidak bisa memproduksi garam, lahan produksi garam mulai habis akibat abrasi.

Untuk itu, pihaknya berharap pemerintah bisa membantu menangani abrasi itu. “Kalau lahannya sedikit seperti ini, mesin penyedot air lautnya sudah tidak berarti lagi.

Rugi ada mesin penyedot kalau kondisi lahannya terus menyusut seperti ini,” terangnya. Dewa Ayu Kade berharap agar kondisi laut kembali normal sehingga ia bisa memperbaiki lahannya dan bisa membuat garam kembali.

“Biar ada pemasukan. Saya sudah tua. Cuma mengandalkan buat garam saja,” tandasnya. Hal senada diungkap Dewa Ketut Candra, 75.

Ia yang sudah berusia lanjut hanya mengandalkan membuat garam untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.

Dengan kondisi cuaca seperti saat ini, ia kini menyibukkan diri dengan memperbaiki peralatan membuat garam.

“Lahan saya juga kena abrasi. Kalau bisa diperbaiki, saya perbaiki. Kalau tidak, mau bagaimana lagi,” katanya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/