DENPASAR-Beredarnya tudingan adanya kongkalikong tersembunyi yang dilakukan Bali Tourism Board (BTB) dengan tiga bos pemilik toko yang diduga telah melanggar, menjual sejumlah produk China langsung menuai reaksi.
Pihak BTB membantah, bahwa pihaknya tidak pernah membuat notulen ataupun kesepakatan melalui pertemuan dengan tiga pemilik toko sebagaimana disampaikan sejumlah media pasca sidak wakil gubernur Bali beberapa waktu lalu. .
“Dikatakan rahasia juga tidak ada seperti itu. BTB tidak pernah mengatakan akan meproteksi kalau mereka (pihak toko) tunduk pada aturan BTB.
Kami berupaya untuk melakukan sesuatu yang tujuannya meningkatkan pariwisata Bali,” tegas Ketua BTB Ida Bagus Agung Partha Adnyana, di salah satu lokasi di kawasan Sanur, Denpasar, Senin (22/10) sore.
Menurut dia, pertemuan dilakukan Minggu (20/10) di Restoran The Village Sanur itu terjadi atas inisiatif para pemilik toko, usai adanya blusukan di toko milik para pengusaha China yang dilakukannya bersama Cok Ace selaku Wagub Bali beberapa hari lalu.
“Namanya mau bertemu ya akhirnya kami bertemu. Dan kami dengar saja maunya mereka apa. Karena rata-rata mereka orang China saya bawa penerjemah,” terangnya.
Lanjut dia, terkait adanya surat yang diduga sebagai bentuk “kesepakatan” pihaknya dengan para pemilik toko itu adalah surat yang dibuat oleh para pihak tersebut dan akhirnya ditanda tangani bersama.
“Kalau saya salah tidak mungkin saya dibackup teman-teman saya.
Dalam hal ini sangat transparan,” ujarnya.
Lanjut dia, adanya pertemuan itu adalah salah satu langkah pihaknya untuk menyelamatkan pariwisata Bali dari adanya penjualan paket wisata murah oleh pihak Tiongkok yang santer diberitakan beberapa hari belakangan ini.
Agung Partha berpendapat bahwa terjadinya hal itu karena kurangnya komitmen dari semua pihak terhadap pariwisata Bali, terutama para pelaku pariwisata.
Padahal sebenarnya penjualan paket wisata murah itu sudah terjadi sejak 2001 silam. “Saya merasa sebagai orang Bali harus melakukan sesuatu untuk Bali. Karena kita hanya punya pariwisata,” tandasnya.
Sebagaimana yang diberitakan sebelumnya, usai ditemukannya sejumlah toko milik para pengusaha yang menjual barang dari China.
Usai temuan tersebut, pihak BTB diduga melakukan pertemuan secara diam-diam dengan tiga induk perusahaan jaringan Toko yang diduga selama ini mensponsori wisatawan masuk Bali, namun memaksa agar belanja di toko tersebut.
Tiga toko yang diundang itu adalah Pemilik Mahkota Xie Jin Bao Shen Jiulong, Pemilik Onbase Grup Xiu Y Hon Gue Juli dan Pemilik Mosso Suryadi Amid. Pertemuan rahasia itu dilakukan pada Minggu (20/10) di Restoran The Village Sanur.
Meski diduga dilakukan secara rahasia, akhirnya sejumlah surat bukti kesepakatan antara BTB dengan para pemilik toko beredar hingga membuat pihak DPRD Bali berang. Salah satu kesepakatan yang diduga ada dalam surat tersebut adalah jika para pemilik toko mengikuti instruksi ketua BTB maka para pemilik toko akan dilindungi.