TABANAN – Harga daging ayam yang sebelumnya sempat anjlok hingga harga Rp 25 ribu per kilogram pada awal bulan puasa, kini meroket tajam hingga di kisaran Rp 40 ribu per kilogram.
Kenaikan harga tersebut akibat permintaan daging ayam meningkat menjelang Hari Raya Idul Fitri yang jatuh, Minggu (24/5) besok, namun ketersediaan barang sedikit.
Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Tabanan Ni Wayan Primayani menuturkan, harga daging ayam di pasaran sebelumnya berada di kisaran Rp25 ribu perkilogram. N
amun sejak beberapa hari ini, harga daging ayam mengalami kenaikan yang cukup siginifikan. Hal itu terjadi di beberapa pasar tradisonal kabupaten Tabanan.
Salah satunya pasar Dauh Pala. “Harganya antara Rp 39 sampai Rp 40 ribu perkilogram. Itu karena barang yang ada di pasar sedikit, sementara permintaan banyak,” tutur Primayani kemarin.
Padahal sebelumnya, kata dia, di tengah pandemi Covid-19 ini, harga daging ayam sempat anjlok. Bahkan, ditingkat peternak sempat berada di harga Rp 10 ribu perkilogram.
Kondisi ini yang membuat peternak enggan beternak kembali mengingat ancaman kerugian yang dihadapi sebelumnya.
Sehingga para peternak lebih memilih tidak beternak dulu yang mengakibatkan ketersediaan daging ayam di pasaran sedikit.
“Mungkin peternak ini tidak berani beternak karena takut rugi seperti beberapa waktu lalu,” terang Primayani.
Pihakny pun terus melakukan monitoring di beberapa pasar tradisional di Tabanan untuk memantau harga dari berbagai komoditas khususnya bahan pokok dan bumbu dapur.
Komoditas yang mengalami penurunan harga yakni cabe rawit yang kini berada di harga Rp 16 ribu perkilogram dan bawang putih yang kini berada di harga Rp 20 ribu perkilogram.
Namun, Primayani mengakui, daya beli masyarakat masih terbilang menurun jika dibandingkan sebelum Covid-19 ini.
“Ada beberapa komoditas yang harganya turun. Kami lakukan terus monitoring seminggu sekali,” tambahnya.
Disinggung apakah ada peningkatan pengunjung menjelang hari raya Idul Fitri tahun ini, mengingat para pendatang yang biasanya mudik untuk merayakan lebaran kini tidak bisa pulang dan merayakan lebaran di rumah saja, pihaknya tidak bisa memastikan.
“Kita melihat kondisi pasar apakah pengunjung turun atau meningkat. Jadi kita tidak bisa pastikan apakah ada efek menjelang hari raya Idul Fitri karena ada larangan mudik, kami tidak bisa memastikan,” tandasnya.