MANGUPURA – Hari Raya Galungan dan Kuningan menjadi berkah bagi masyarakat Desa Kapal, Badung. Khususnya para pedagang sarana upacara keagamaan yang datang setiap enam bulan sekali ini.
Tak heran, di sepanjang Jalan Raya Kapal warga setempat dominan berjualan janur dan hiasan lainnya untuk kebutuhan hari raya.
Tiga minggu menjelang hari raya, pedagang sudah mulai menjajakan dagangan janur dan hiasan penjor lainnya.
Hampir di setiap pinggir jalan terlihat bergelantungan aneka janur, hiasan penjor, sampean, dan lainnya. Pembeli pun dari berbagai daerah.
Ada dari Badung sendiri, Tabanan, Singaraja dan lainnya yang kebetulan lewat atau sengaja untuk membeli janur di sepanjang Jalan Raya Kapal tersebut.
Memang ini berkah rutin hari raya bagi pedagang setempat. Pasalnya, permintaan janur meningkat drastis.
Ni Kadek Wahyuni salah satu pedagang janur di Desa Kapal mengakui, kesehariannya memang berjualan janur.
Namun, untuk perayaan Galungan dan Kuningan ini produksi meningkat. Pasalnya permintaannya dari pembeli tergolong tinggi.
“Ya, tiang (saya) memang menekuni usaha menghias penjor ini, tetapi untuk menyambut Hari Raya Galungan produksi tingkatkan sampai empat kali lipat,” terangnya.
Begitu juga pedagang bernama Ibu Ririn yang terletak di sebelah Balai Banjar Peken Baleran juga penuh dengan hiasan penjor.
Dagangan janur itu sebagian dibeli dari pengepul di luar dan juga sebagian dibuat sendiri. “Iya di sini kami buat yang hiasan kecil-kecil seperti ceniga juga,” ujarnya.
Kalau Hari Raya Galungan ini, harga janur dan hiasannya bisa naik karena peningkatan permintaan. “Janur kelopak lidah bisa jadi naik kurang lebih dari Rp325 ribu sampai Rp 340 ribu,” jelasnya.
Omzet penjualan mencapai Rp 500 ribuan sehari pada hari normal. Namun pada Hari Raya Galungan omzet dalam tiga minggu bisa tembus meraup sampai Rp 15 juta atau lebih.
“Ya, lumayan lah kalau menjelang hari raya ini. Jadi musiman sih. Biasanya ramai menjelang Hari Galungan dan Kuningan, kemudian hari Nyepi juga,” pungkasnya.