29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 3:12 AM WIB

Harga Anjlok, Petani Gemitir di Belok Sidan Menjerit

RadarBali.com – Malang nasib para petani di Subak Belok, Desa Belok Sidan, Kecamatan Petang, Badung khususnya petani bunga gumitir.

Pasalnya harga jual bunga gemitir belakangan ini anjlok. Harga per kilogram hanya tembus Rp 2 ribu rupiah. Para pentai gemitir ini pun menjerit karena harga tidak masuk akal.

Wayan Arsana, 36, salah satu petani setempat mengaku bahwa harga bunga gumitir miliknya yang dibeli oleh tengkulak hanya Rp 2 ribu perkilonya.

Sehingga, ia pun terpaksa menujualnya secara masal. “Jauh sekali merosot harganya (bunga) sekarang, hanya dua ribu. Terpaksa saya pajeg atau dijual secara masal sehingga tidak terlalu merugi,” ungkap Arsana saat dijumpai di sawah miliknya.

Kata dia, kalau dijual dengan harga yang ditentukan oleh tengkulak akan sangat merugi. Bahkan sangat jauh dengan modal awal yang digelontorkannya.

Karena tanaman yang mencapai empat kali masa panen ini  membutuhkan modal awal yang tidak sedikit.

Dia merinci bahwa untuk satu pohon bibit bunga gumitir harganya seribu rupiah, untuk luas 8 are akan membuthkan ribuan pohon. Belum lagi beli pupuknya. 

Para petani membutuhkan biaya besar untuk itu. “Ini luasnya 8 are saja saya mendapat uang Rp 7 Juta. Jika dijual perkilo sangat rugi,” ujarnya.

Arsana mengharapkan perhatian pemerintah untuk lebih memperhatikan pemerintah untuk masalah pndistribusian barangnya.

Sehingga, tak ada lagi tengkulak yang bisa mempermainkan harga di kalangan petani.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Badung, Putu Oka Swadiana belum berhasil dikonfirmasi terkait permasalahan yang diungkapkan salah satu petani tersebut.

RadarBali.com – Malang nasib para petani di Subak Belok, Desa Belok Sidan, Kecamatan Petang, Badung khususnya petani bunga gumitir.

Pasalnya harga jual bunga gemitir belakangan ini anjlok. Harga per kilogram hanya tembus Rp 2 ribu rupiah. Para pentai gemitir ini pun menjerit karena harga tidak masuk akal.

Wayan Arsana, 36, salah satu petani setempat mengaku bahwa harga bunga gumitir miliknya yang dibeli oleh tengkulak hanya Rp 2 ribu perkilonya.

Sehingga, ia pun terpaksa menujualnya secara masal. “Jauh sekali merosot harganya (bunga) sekarang, hanya dua ribu. Terpaksa saya pajeg atau dijual secara masal sehingga tidak terlalu merugi,” ungkap Arsana saat dijumpai di sawah miliknya.

Kata dia, kalau dijual dengan harga yang ditentukan oleh tengkulak akan sangat merugi. Bahkan sangat jauh dengan modal awal yang digelontorkannya.

Karena tanaman yang mencapai empat kali masa panen ini  membutuhkan modal awal yang tidak sedikit.

Dia merinci bahwa untuk satu pohon bibit bunga gumitir harganya seribu rupiah, untuk luas 8 are akan membuthkan ribuan pohon. Belum lagi beli pupuknya. 

Para petani membutuhkan biaya besar untuk itu. “Ini luasnya 8 are saja saya mendapat uang Rp 7 Juta. Jika dijual perkilo sangat rugi,” ujarnya.

Arsana mengharapkan perhatian pemerintah untuk lebih memperhatikan pemerintah untuk masalah pndistribusian barangnya.

Sehingga, tak ada lagi tengkulak yang bisa mempermainkan harga di kalangan petani.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Badung, Putu Oka Swadiana belum berhasil dikonfirmasi terkait permasalahan yang diungkapkan salah satu petani tersebut.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/