31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 10:14 AM WIB

Jelang Panen Raya, Harga Gabah di Jembrana Anjlok

NEGARA – Musim panen bulan Februari di Jembrana justru membuat petani mengeluh. Karena harga jual gabah justru anjlok drastis dibanding sebulan sebelumnya.

Hasil panen padi petani juga mengecewakan. Pasalnya, hujan dan angin yang sering terjadi beberapa waktu membuat padi roboh dan berjamur.

Menurut sejumlah petani, harga kering panen saat anjlok dari sebelumnya pada bulan Januari hingga awal Februari Rp 5.200 per kilogram.

Namun, akhir Februari ini, harga gabah berkisar antara Rp 4.600 – RP 4.800 per kilogram. Petani berharap, harga gabah tidak merosot lagi karena petani bisa merugi.

Apalagi pada bulan Maret mendatang akan datang panen raya. “Kalau bisa jangan sampai turun lagi,” kata Putu Maryadi, petani asal Kecamatan Mendoyo.

Gabah hasil panen petani ini sebagian besar dijual pada tengkulak atau penebas, sehingga harga bisa berbeda di setiap petani di Jembrana.

Seperti diakui petani di Desa Yeh Kuning, yang mengatakan harga setiap kilogram gabah ada perkilogram Rp 4.800.

Padahal, di tengah anjloknya harga gabah ini tidak dibarengi dengan menurunnya harga beras. Harga beras masih di kisaran Rp 10 ribu setiap kilogram.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Sutama mengatakan, pada bulan ini dari luas lahan pertanian padi yang ada di seluruh Jembrana yang luasnya 6000 hektar sebagian sudah panen.

Panen raya diperkirakan pada bulan Maret mendatang. Separuh lebih luas lahan pertanian akan panen.

Mengenai menurunnya harga gabah di saat panen ini, Sutama mengharapkan Koperasi Unit Desa (KUD) dan Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Jembrana bisa membeli gabah petani di Jembrana.

Dengan begitu, harga tetap stabil, walau ada penurunan tidak di bawah HPP Rp 3.700 per kilogram gabah kering. 

NEGARA – Musim panen bulan Februari di Jembrana justru membuat petani mengeluh. Karena harga jual gabah justru anjlok drastis dibanding sebulan sebelumnya.

Hasil panen padi petani juga mengecewakan. Pasalnya, hujan dan angin yang sering terjadi beberapa waktu membuat padi roboh dan berjamur.

Menurut sejumlah petani, harga kering panen saat anjlok dari sebelumnya pada bulan Januari hingga awal Februari Rp 5.200 per kilogram.

Namun, akhir Februari ini, harga gabah berkisar antara Rp 4.600 – RP 4.800 per kilogram. Petani berharap, harga gabah tidak merosot lagi karena petani bisa merugi.

Apalagi pada bulan Maret mendatang akan datang panen raya. “Kalau bisa jangan sampai turun lagi,” kata Putu Maryadi, petani asal Kecamatan Mendoyo.

Gabah hasil panen petani ini sebagian besar dijual pada tengkulak atau penebas, sehingga harga bisa berbeda di setiap petani di Jembrana.

Seperti diakui petani di Desa Yeh Kuning, yang mengatakan harga setiap kilogram gabah ada perkilogram Rp 4.800.

Padahal, di tengah anjloknya harga gabah ini tidak dibarengi dengan menurunnya harga beras. Harga beras masih di kisaran Rp 10 ribu setiap kilogram.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Sutama mengatakan, pada bulan ini dari luas lahan pertanian padi yang ada di seluruh Jembrana yang luasnya 6000 hektar sebagian sudah panen.

Panen raya diperkirakan pada bulan Maret mendatang. Separuh lebih luas lahan pertanian akan panen.

Mengenai menurunnya harga gabah di saat panen ini, Sutama mengharapkan Koperasi Unit Desa (KUD) dan Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Jembrana bisa membeli gabah petani di Jembrana.

Dengan begitu, harga tetap stabil, walau ada penurunan tidak di bawah HPP Rp 3.700 per kilogram gabah kering. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/