29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 3:00 AM WIB

#TerusUsaha, Solusi Grab Pulihkan Ekonomi Bali Lewat UMKM

DENPASAR – Pandemi COVID-19 menginspirasi Grab Indonesia untuk terus berinovasi. Selasa (4/8) kemarin Grab merilis program #TerusUsaha; yang merupakan rangkaian solusi

yang didedikasikan untuk membantu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Bali agar dapat beradaptasi dan berkembang seiring penerapan tatanan kehidupan Bali Era Baru.

Program ini mencakup berbagai inisiatif akselerasi khusus untuk melatih dan meningkatkan keterampilan UMKM, iklan gratis untuk membantu peningkatan visibilitas secara online

untuk meningkatkan penjualan, juga www.grabforgood.id; yakni microsite yang dirancang khusus bagi UMKM untuk memberikan tips dan juga pengetahuan seputar pengembangan bisnis.

#TerusUsaha merupakan kelanjutan dari komitmen jangka panjang GrabForGood untuk mempercepat digitalisasi bisnis tradisional dan kecil, sekaligus mendukung program #BanggaBuatanIndonesia milik pemerintah.

Sebagai salah satu destinasi wisata terbaik di Indonesia, 52% pendapatan ekonomi Bali disumbang oleh sektor pariwisata.

Sektor ini juga memastikan banyak UMKM dan pekerja lepas bermunculan dan bertumbuh di Bali pada beberapa tahun terakhir, termasuk sektor kerajinan, kuliner, dan busana.

Saat pandemi menyerang, kedua sektor ini menjadi lesu. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, tercatat adanya penurunan jumlah wisatawan sebesar 88,9% pada bulan Mei 2020.

Padahal, UMKM dan pekerja lepas telah menyumbangkan kontribusi ekonomi yang signifikan bagi Bali.

Pada 2020, riset Tenggara dan CSIS menunjukkan kontribusi ekonomi kedua sektor ini yang didukung oleh teknologi Grab mencapai Rp 889 miliar dan meningkatkan kualitas hidup pekerja lepas dan UMKM sebesar 17%.

Hal ini menunjukkan adanya kebutuhan mendesak terhadap digitalisasi, baik dari sisi pemberian pelatihan dan penyediaan platform teknologi agar lebih banyak UMKM di Bali yang bisa merangkul digitalisasi dan bertahan di era new normal ini.

Halim Wijaya, Head of East Indonesia Grab Indonesia, menjelaskan komitmen Grab dalam mendorong bisnis kecil dan tradisional di Bali untuk bertransformasi digital.

“Para pelaku usaha dari semua sektor termasuk pariwisata di Bali jelas terkena imbas dari pandemi yang terjadi.

UMKM tentunya diharapkan bisa menjadi sektor lokomotif, atau penggerak ekonomi di Bali. Digitalisasi menjadi sebuah hal yang mendesak,

mengingat perubahan perilaku konsumen yang tengah terjadi, sekaligus manfaatnya untuk menghemat waktu dan biaya operasional.

Program #TerusUsaha yang kami hadirkan di Bali bertujuan mendukung percepatan digitalisasi UMKM melalui rangkaian pelatihan dan pemanfaatan teknologi yang sejalan dengan komitmen jangka panjang GrabForGood.

Kami berharap pelaku industri pariwisata dan UMKM di Bali bisa bangkit dan siap menyambut siklus bisnis baru di era new normal ini dengan teknologi,” jelasnya.

Gubernur Bali Dr. Ir. I Wayan Koster, M.M., yang diwakili oleh Ir. I Gde Wayan Samsi Gunarta MAPPL.SC, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali menyambut baik berbagai solusi yang dihadirkan Grab dalam Program #TerusUsaha yang diluncurkan di Bali, Selasa (8/4).

“Karena pandemi ini, roda perekonomian Provinsi Bali yang ditopang oleh pariwisata merasakan dampak yang sangat luar biasa.

Rangkaian solusi dari Grab ini sejalan dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Bali dalam hal pemulihan dampak COVID-19,

salah satunya meliputi relaksasi peningkatan kualitas SDM, bantuan teknologi, promosi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM),

karena kami percaya bahwa UMKM merupakan penyelamat perekonomian. Semoga inovasi program dari Grab ini juga dapat membantu para pelaku usaha dan UMKM lebih siap

menghadapi tatanan kehidupan baru dan memanfaatkan IT sebaik-baiknya. Pemerintah pun tidak lupa mengajak masyarakat dan pelaku UMKM di Bali agar dapat memanfaatkan program digitalisasi yang ditawarkan oleh Grab dengan baik,” tandasnya.

Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics merilis studi yang dilakukan di bulan Januari 2020 di Provinsi Bali.

Riset membuktikan pekerja lepas dan UMKM yang didukung oleh teknologi Grab memberi dampak bagi ketahanan ekonomi Kota Denpasar.

Mitra dan agen Grab yang disurvei menyatakan Grab tak hanya menawarkan peluang ekonomi yang lebih baik bagi pekerja informal (yang merupakan 56,5% dari total tenaga kerja Indonesia, red),

tetapi juga meningkatkan pertumbuhan bisnis kecil sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan di luar platform Grab. Grab juga meningkatkan kualitas hidup mereka sebesar 17%.

Peningkatan pendapatan dan pemasukan mitra pengemudi, merchant dan agen Denpasar juga diriset. Mitra merchant GrabFood dan agen GrabKios Denpasar

yang disurvei melihat peningkatan pendapatan hingga 35% menjadi Rp 48,6 juta per bulan, sedangkan rata-rata pendapatan agen Denpasar meningkat 13% menjadi Rp 12,8 juta per bulan sejak bergabung.

Sebanyak 69% mitra merchant GrabFood Denpasar juga mengaku tidak perlu penambahan modal untuk meningkatkan bisnisnya.

Peningkatan penghasilan yang sangat signifikan pun dirasakan oleh mitra pengemudi GrabCar dan GrabBike, yakni hingga 112% menjadi Rp 11,4 juta per bulan dan 107% menjadi Rp 5 juta per bulan setelah bergabung dengan Grab.

Peningkatan ini membuat para mitra bisa menabung yang membuka akses keuangan lainnya, seperti produk investasi dan pinjaman.

Sejumlah 9% mitra pengemudi GrabCar dan 32% mitra pengemudi GrabBike di kota Denpasar baru membuka rekening tabungan pertama mereka ketika bergabung dengan Grab.

Lebih penting lagi, kesempatan pemasukan yang ditawarkan Grab telah memungkinkan lebih banyak mitra untuk menabung secara rutin.

84% mitra pengemudi GrabBike dan 81% mitra pengemudi GrabCar sekarang rutin menabung di bank dengan rata-rata tabungan masing-masing Rp 1 juta hingga Rp 1,6 juta.

63% dari mitra pengemudi GrabBike dan 85% mitra pengemudi GrabCar juga mengatakan bahwa mereka dapat meminjam uang dengan lebih mudah setelah bergabung dengan Grab, karena penyedia jasa keuangan lebih memercayai mereka.

Hal ini memberi mereka kesempatan untuk mengajukan pinjaman agar dapat mengembangkan bisnisnya atau berinvestasi pada motor atau mobil baru.

Teknologi juga terbukti membuka kesempatan usaha mitra merchant dan agen di Denpasar. Riset tersebut menjelaskan 9% mitra merchant GrabFood di kota Denpasar

terinspirasi untuk memulai bisnisnya karena adanya GrabFood dan 17% mitra merchant menggunakan GrabFood saat pertama kali memulai bisnisnya.

Seiring dengan tumbuhnya bisnis mitra merchant GrabFood dan agen GrabKios, mereka juga menyerap tenaga kerja dari komunitas mereka.

23% mitra merchant GrabFood dan 4% agen GrabKios di kota Denpasar rata-rata menambah 2 pegawai baru sejak bergabung dengan Grab.

“Saat Bali mulai beradaptasi untuk menyambut era new normal, kami percaya bahwa platform seperti Grab dan sektor gig economy dapat mendukung Indonesia dalam perjalanannya

menuju pemulihan ekonomi. Kesiapan secara digital akan menjadi lebih penting dalam era new normal. Pada akhirnya, meskipun masih ada banyak ketidakpastian

ekonomi di waktu yang akan datang, kami percaya gig economy akan memainkan peran penting dalam membantu mempertahankan mata pencaharian,” ucap Lionel Priyadi, M.A, Senior Economist, Tenggara Strategics.

Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Badung, I Made Widiana, S.sos Msi menyambut baik program #TerusUsaha yang diluncurkan Grab pada hari ini di Bali.

“Saya percaya bahwa digitalisasi akan menyelamatkan mereka yang selalu ingin terus berusaha di tengah kondisi dunia yang seperti ini.

Digitalisasi bukanlah hanya sebuah tren sesaat dan akan menghilang dalam beberapa waktu ke depan. Namun, platform digital merupakan masa depan dari sebuah kemajuan perekonomian.

Pemerintah sangat berterima kasih kepada Grab yang sudah mendukung para UMKM untuk lebih maju dan berkembang dengan digitalisasi.

Diharapkan dengan program ini akan ada banyak UMKM yang ikut ambil bagian dalam solusi yang diberikan oleh Grab,” pungkasnya. (rba)

 

DENPASAR – Pandemi COVID-19 menginspirasi Grab Indonesia untuk terus berinovasi. Selasa (4/8) kemarin Grab merilis program #TerusUsaha; yang merupakan rangkaian solusi

yang didedikasikan untuk membantu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Bali agar dapat beradaptasi dan berkembang seiring penerapan tatanan kehidupan Bali Era Baru.

Program ini mencakup berbagai inisiatif akselerasi khusus untuk melatih dan meningkatkan keterampilan UMKM, iklan gratis untuk membantu peningkatan visibilitas secara online

untuk meningkatkan penjualan, juga www.grabforgood.id; yakni microsite yang dirancang khusus bagi UMKM untuk memberikan tips dan juga pengetahuan seputar pengembangan bisnis.

#TerusUsaha merupakan kelanjutan dari komitmen jangka panjang GrabForGood untuk mempercepat digitalisasi bisnis tradisional dan kecil, sekaligus mendukung program #BanggaBuatanIndonesia milik pemerintah.

Sebagai salah satu destinasi wisata terbaik di Indonesia, 52% pendapatan ekonomi Bali disumbang oleh sektor pariwisata.

Sektor ini juga memastikan banyak UMKM dan pekerja lepas bermunculan dan bertumbuh di Bali pada beberapa tahun terakhir, termasuk sektor kerajinan, kuliner, dan busana.

Saat pandemi menyerang, kedua sektor ini menjadi lesu. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, tercatat adanya penurunan jumlah wisatawan sebesar 88,9% pada bulan Mei 2020.

Padahal, UMKM dan pekerja lepas telah menyumbangkan kontribusi ekonomi yang signifikan bagi Bali.

Pada 2020, riset Tenggara dan CSIS menunjukkan kontribusi ekonomi kedua sektor ini yang didukung oleh teknologi Grab mencapai Rp 889 miliar dan meningkatkan kualitas hidup pekerja lepas dan UMKM sebesar 17%.

Hal ini menunjukkan adanya kebutuhan mendesak terhadap digitalisasi, baik dari sisi pemberian pelatihan dan penyediaan platform teknologi agar lebih banyak UMKM di Bali yang bisa merangkul digitalisasi dan bertahan di era new normal ini.

Halim Wijaya, Head of East Indonesia Grab Indonesia, menjelaskan komitmen Grab dalam mendorong bisnis kecil dan tradisional di Bali untuk bertransformasi digital.

“Para pelaku usaha dari semua sektor termasuk pariwisata di Bali jelas terkena imbas dari pandemi yang terjadi.

UMKM tentunya diharapkan bisa menjadi sektor lokomotif, atau penggerak ekonomi di Bali. Digitalisasi menjadi sebuah hal yang mendesak,

mengingat perubahan perilaku konsumen yang tengah terjadi, sekaligus manfaatnya untuk menghemat waktu dan biaya operasional.

Program #TerusUsaha yang kami hadirkan di Bali bertujuan mendukung percepatan digitalisasi UMKM melalui rangkaian pelatihan dan pemanfaatan teknologi yang sejalan dengan komitmen jangka panjang GrabForGood.

Kami berharap pelaku industri pariwisata dan UMKM di Bali bisa bangkit dan siap menyambut siklus bisnis baru di era new normal ini dengan teknologi,” jelasnya.

Gubernur Bali Dr. Ir. I Wayan Koster, M.M., yang diwakili oleh Ir. I Gde Wayan Samsi Gunarta MAPPL.SC, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali menyambut baik berbagai solusi yang dihadirkan Grab dalam Program #TerusUsaha yang diluncurkan di Bali, Selasa (8/4).

“Karena pandemi ini, roda perekonomian Provinsi Bali yang ditopang oleh pariwisata merasakan dampak yang sangat luar biasa.

Rangkaian solusi dari Grab ini sejalan dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Bali dalam hal pemulihan dampak COVID-19,

salah satunya meliputi relaksasi peningkatan kualitas SDM, bantuan teknologi, promosi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM),

karena kami percaya bahwa UMKM merupakan penyelamat perekonomian. Semoga inovasi program dari Grab ini juga dapat membantu para pelaku usaha dan UMKM lebih siap

menghadapi tatanan kehidupan baru dan memanfaatkan IT sebaik-baiknya. Pemerintah pun tidak lupa mengajak masyarakat dan pelaku UMKM di Bali agar dapat memanfaatkan program digitalisasi yang ditawarkan oleh Grab dengan baik,” tandasnya.

Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics merilis studi yang dilakukan di bulan Januari 2020 di Provinsi Bali.

Riset membuktikan pekerja lepas dan UMKM yang didukung oleh teknologi Grab memberi dampak bagi ketahanan ekonomi Kota Denpasar.

Mitra dan agen Grab yang disurvei menyatakan Grab tak hanya menawarkan peluang ekonomi yang lebih baik bagi pekerja informal (yang merupakan 56,5% dari total tenaga kerja Indonesia, red),

tetapi juga meningkatkan pertumbuhan bisnis kecil sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan di luar platform Grab. Grab juga meningkatkan kualitas hidup mereka sebesar 17%.

Peningkatan pendapatan dan pemasukan mitra pengemudi, merchant dan agen Denpasar juga diriset. Mitra merchant GrabFood dan agen GrabKios Denpasar

yang disurvei melihat peningkatan pendapatan hingga 35% menjadi Rp 48,6 juta per bulan, sedangkan rata-rata pendapatan agen Denpasar meningkat 13% menjadi Rp 12,8 juta per bulan sejak bergabung.

Sebanyak 69% mitra merchant GrabFood Denpasar juga mengaku tidak perlu penambahan modal untuk meningkatkan bisnisnya.

Peningkatan penghasilan yang sangat signifikan pun dirasakan oleh mitra pengemudi GrabCar dan GrabBike, yakni hingga 112% menjadi Rp 11,4 juta per bulan dan 107% menjadi Rp 5 juta per bulan setelah bergabung dengan Grab.

Peningkatan ini membuat para mitra bisa menabung yang membuka akses keuangan lainnya, seperti produk investasi dan pinjaman.

Sejumlah 9% mitra pengemudi GrabCar dan 32% mitra pengemudi GrabBike di kota Denpasar baru membuka rekening tabungan pertama mereka ketika bergabung dengan Grab.

Lebih penting lagi, kesempatan pemasukan yang ditawarkan Grab telah memungkinkan lebih banyak mitra untuk menabung secara rutin.

84% mitra pengemudi GrabBike dan 81% mitra pengemudi GrabCar sekarang rutin menabung di bank dengan rata-rata tabungan masing-masing Rp 1 juta hingga Rp 1,6 juta.

63% dari mitra pengemudi GrabBike dan 85% mitra pengemudi GrabCar juga mengatakan bahwa mereka dapat meminjam uang dengan lebih mudah setelah bergabung dengan Grab, karena penyedia jasa keuangan lebih memercayai mereka.

Hal ini memberi mereka kesempatan untuk mengajukan pinjaman agar dapat mengembangkan bisnisnya atau berinvestasi pada motor atau mobil baru.

Teknologi juga terbukti membuka kesempatan usaha mitra merchant dan agen di Denpasar. Riset tersebut menjelaskan 9% mitra merchant GrabFood di kota Denpasar

terinspirasi untuk memulai bisnisnya karena adanya GrabFood dan 17% mitra merchant menggunakan GrabFood saat pertama kali memulai bisnisnya.

Seiring dengan tumbuhnya bisnis mitra merchant GrabFood dan agen GrabKios, mereka juga menyerap tenaga kerja dari komunitas mereka.

23% mitra merchant GrabFood dan 4% agen GrabKios di kota Denpasar rata-rata menambah 2 pegawai baru sejak bergabung dengan Grab.

“Saat Bali mulai beradaptasi untuk menyambut era new normal, kami percaya bahwa platform seperti Grab dan sektor gig economy dapat mendukung Indonesia dalam perjalanannya

menuju pemulihan ekonomi. Kesiapan secara digital akan menjadi lebih penting dalam era new normal. Pada akhirnya, meskipun masih ada banyak ketidakpastian

ekonomi di waktu yang akan datang, kami percaya gig economy akan memainkan peran penting dalam membantu mempertahankan mata pencaharian,” ucap Lionel Priyadi, M.A, Senior Economist, Tenggara Strategics.

Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Badung, I Made Widiana, S.sos Msi menyambut baik program #TerusUsaha yang diluncurkan Grab pada hari ini di Bali.

“Saya percaya bahwa digitalisasi akan menyelamatkan mereka yang selalu ingin terus berusaha di tengah kondisi dunia yang seperti ini.

Digitalisasi bukanlah hanya sebuah tren sesaat dan akan menghilang dalam beberapa waktu ke depan. Namun, platform digital merupakan masa depan dari sebuah kemajuan perekonomian.

Pemerintah sangat berterima kasih kepada Grab yang sudah mendukung para UMKM untuk lebih maju dan berkembang dengan digitalisasi.

Diharapkan dengan program ini akan ada banyak UMKM yang ikut ambil bagian dalam solusi yang diberikan oleh Grab,” pungkasnya. (rba)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/