31.4 C
Jakarta
13 Desember 2024, 18:06 PM WIB

Ekonomi Lesu, Penjualan Gadget di Denpasar Tumbuh 20 Persen

RadarBali.com – Pelaku usaha gadget melakukan berbagai langkah untuk dapat menarik pembeli. Pasalnya pelemahan ekonomi yang terjadi beberapa tahun terakhir berdampak pada penjualan produk-produk gadget.

Sehingga pelaku usaha di sektor ini pun berupaya untuk tetap menaikkan penjualan produk-produk gadget dan aksesoris.

Malika Jiwaji, owner Cellular World mengatakan, tahun 2017 ini minat masyarakat pada produk-produk gadget seperti smart phone menunjukkan tren positif dibandingkan tahun 2016 lalu.

Bahkan untuk meningkatkan penjualan pihaknya memberikan berbagai program seperti undian berhadiah paket wisata ke Luar negeri serta berbagai promo lainnya.

“Program menarik terutama yang berhadiah pada masa-masa ekonomi melemah, memicu masyarakat untuk membeli produk gadget,” ujarnya

Dia mengatakan, sebelum melakukan program berhadiah sebaiknya dilakukan survei terlebih dahulu untuk mengetahui kesukaan pelanggan apakah hadiah mobil atau perjalanan wisata.

“Undian berhadiah memang dapat meningkatkan penjualan tapi biasanya lebih mengarah ke apresiasi kepada konsumen,” sambungnya.

Malika mengungkapkan, untuk tahun ini penjualan gadget dan aksesoris pendukung tumbuh sebesar 20 persen.

Hal itu dikarenakan produk handphone yang ditawarkan pemilik brand semakin menarik dengan harga semakin murah dan teknologinya pun makin canggih.

“Jadi persaingan antar pabrik pun berada diharga dan teknologi. Namun memang saat ini produk gadget hampir memiliki kecanggihan teknologi yang hampir merata,” kata Malika.

Namun tahun 2018 mendatang diprediksi akan mengalami perlambatan. Kondisi ini terjadi karena pengaruh suasana ekonomi di Indonesia yang berbarengan dengan tahun politik atau Pilkada.

“Pengaruhnya secara tidak langsung. Permasalahannya kalau nuansa ekonomi agak tidak positif, susah bagi pembisnis untuk menaikkan penjualan,” tuturnya.

Saat ini gadget yang paling laku di pasaran berkisar antara harga Rp 3 sampai 4 juta, sedangkan pada 2016 antara Rp 2-3 juta.

Konsumen kerap mencari teknologi terbaru dengan harga terbaik di levelnya dan juga trennya, anak muda pun rela menabung hanya untuk membeli gadget baru.

 “Jadi itu yang mendasari semakin lama akan semakin murah dan semakin terjangkau dapat dibeli masyarakat,” imbuhnya.

Sementara itu, Benny Liem, Vice President Sales Division Indoscreen (perusahaan aksesoris pendukung perangkat cellular) mengatakan hal yang sama.

Diungkapkan berbagai program berhadiah akan mendongkrak penjualan produk aksesoris gadget.

Saat ini masyarakat cenderung membeli gadget beserta aksesorisnya seperti pelindung layar perangkat yang berkualitas atau hybrid film screen protector.

RadarBali.com – Pelaku usaha gadget melakukan berbagai langkah untuk dapat menarik pembeli. Pasalnya pelemahan ekonomi yang terjadi beberapa tahun terakhir berdampak pada penjualan produk-produk gadget.

Sehingga pelaku usaha di sektor ini pun berupaya untuk tetap menaikkan penjualan produk-produk gadget dan aksesoris.

Malika Jiwaji, owner Cellular World mengatakan, tahun 2017 ini minat masyarakat pada produk-produk gadget seperti smart phone menunjukkan tren positif dibandingkan tahun 2016 lalu.

Bahkan untuk meningkatkan penjualan pihaknya memberikan berbagai program seperti undian berhadiah paket wisata ke Luar negeri serta berbagai promo lainnya.

“Program menarik terutama yang berhadiah pada masa-masa ekonomi melemah, memicu masyarakat untuk membeli produk gadget,” ujarnya

Dia mengatakan, sebelum melakukan program berhadiah sebaiknya dilakukan survei terlebih dahulu untuk mengetahui kesukaan pelanggan apakah hadiah mobil atau perjalanan wisata.

“Undian berhadiah memang dapat meningkatkan penjualan tapi biasanya lebih mengarah ke apresiasi kepada konsumen,” sambungnya.

Malika mengungkapkan, untuk tahun ini penjualan gadget dan aksesoris pendukung tumbuh sebesar 20 persen.

Hal itu dikarenakan produk handphone yang ditawarkan pemilik brand semakin menarik dengan harga semakin murah dan teknologinya pun makin canggih.

“Jadi persaingan antar pabrik pun berada diharga dan teknologi. Namun memang saat ini produk gadget hampir memiliki kecanggihan teknologi yang hampir merata,” kata Malika.

Namun tahun 2018 mendatang diprediksi akan mengalami perlambatan. Kondisi ini terjadi karena pengaruh suasana ekonomi di Indonesia yang berbarengan dengan tahun politik atau Pilkada.

“Pengaruhnya secara tidak langsung. Permasalahannya kalau nuansa ekonomi agak tidak positif, susah bagi pembisnis untuk menaikkan penjualan,” tuturnya.

Saat ini gadget yang paling laku di pasaran berkisar antara harga Rp 3 sampai 4 juta, sedangkan pada 2016 antara Rp 2-3 juta.

Konsumen kerap mencari teknologi terbaru dengan harga terbaik di levelnya dan juga trennya, anak muda pun rela menabung hanya untuk membeli gadget baru.

 “Jadi itu yang mendasari semakin lama akan semakin murah dan semakin terjangkau dapat dibeli masyarakat,” imbuhnya.

Sementara itu, Benny Liem, Vice President Sales Division Indoscreen (perusahaan aksesoris pendukung perangkat cellular) mengatakan hal yang sama.

Diungkapkan berbagai program berhadiah akan mendongkrak penjualan produk aksesoris gadget.

Saat ini masyarakat cenderung membeli gadget beserta aksesorisnya seperti pelindung layar perangkat yang berkualitas atau hybrid film screen protector.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/