34.7 C
Jakarta
30 April 2024, 14:57 PM WIB

Bisnis Tanaman Sedap Malam Menjanjikan, Per Bulan Tembus Rp 21 Juta

TABANAN – Bunga sedap malam di Bali menjadi buruan para pelaku usaha jasa wisata. Tanaman ini banyak dicari hotel hingga restoran.

Terlebih usaha wedding organizer (WO) yang memerlukan pasokan bunga sedap malam untuk dekorasi acara pernikahan dan mempercantik ruangan.

Tanaman dengan nama latin polianthes tuberosa ini dikembangkan salah satu petani di Desa Tunjuk, Marga, Tabanan untuk memenuhi permintaan pedagang di pasar tradisional dan industri pariwisata.

Petani tanaman bunga sedap malam, Nengah Suarta mengaku memilih tanaman ini untuk mengurangi alih fungsi lahan.

Disamping itu dia merasa prihatin karena kurangnya minat generasi muda berkecimpung di dunia pertanian.

Karena itu, dia mencoba mengembangkan bunga sedap malam guna menggairahkan minat kalangan muda mengikuti jejaknya.

“Generasi tani untuk anak-anak itu tidak ada. Kebanyakan petani dari usia tua,” katanya. Dia memiliki keinginan untuk menularkan budaya bertani kepada generasi muda.

Menurutnya, usaha bertani tidak bisa dipandang remeh. “Karena dari segi penghasilan cukup menjanjikan,” imbuh Suarta.

Dia mengungkapkan, bunga yang mengeluarkan bau wangi pada malam hari itu banyak diperlukan di hotel-hotel dan florist atau toko penjual bunga.

“Permintaan memang tinggi namun di Bali masih jarang yang memproduksi jenis bunga sedap malam,” bebernya.

Ketertarikan untuk menanam bunga sedap malam karena nilai jualnya tergolong tinggi dengan perawatan yang cukup mudah dan sederhana.

Nilai jual bunga sedap malam sendiri mencapai Rp 1.000 sampai Rp 1.200 per batang. Untuk lahan seluas satu are diperlukan bibit bunga sedap malam sebanyak 1 kilogram.

“Sekarang saya punya tanaman bunga sedap malam seluas 118 are,” akunya. Sejak masa tanam hingga panen terbilang mudah dengan waktu hingga empat bulan hingga berbunga.

Sementara untuk pemanfaatan tanaman bisa berlangsung antara dua sampai tiga tahun. “Tanaman ini lebih cocok di area persawahan karena airnya melimpah.

Jenis tanaman ini perlu air yang cukup banyak,” terang dia. Dengan luas lahan tersebut Suarta mengaku dalam sehari mampu memproduksi 700 batang bunga sedap malam bahkan hingga 1.200 batang.

Dia malah kerap kewalahan memenuhi permintaan pasar. “Penjualan dalam sebulan bisa tembus Rp 21 juta,” pungkasnya.

TABANAN – Bunga sedap malam di Bali menjadi buruan para pelaku usaha jasa wisata. Tanaman ini banyak dicari hotel hingga restoran.

Terlebih usaha wedding organizer (WO) yang memerlukan pasokan bunga sedap malam untuk dekorasi acara pernikahan dan mempercantik ruangan.

Tanaman dengan nama latin polianthes tuberosa ini dikembangkan salah satu petani di Desa Tunjuk, Marga, Tabanan untuk memenuhi permintaan pedagang di pasar tradisional dan industri pariwisata.

Petani tanaman bunga sedap malam, Nengah Suarta mengaku memilih tanaman ini untuk mengurangi alih fungsi lahan.

Disamping itu dia merasa prihatin karena kurangnya minat generasi muda berkecimpung di dunia pertanian.

Karena itu, dia mencoba mengembangkan bunga sedap malam guna menggairahkan minat kalangan muda mengikuti jejaknya.

“Generasi tani untuk anak-anak itu tidak ada. Kebanyakan petani dari usia tua,” katanya. Dia memiliki keinginan untuk menularkan budaya bertani kepada generasi muda.

Menurutnya, usaha bertani tidak bisa dipandang remeh. “Karena dari segi penghasilan cukup menjanjikan,” imbuh Suarta.

Dia mengungkapkan, bunga yang mengeluarkan bau wangi pada malam hari itu banyak diperlukan di hotel-hotel dan florist atau toko penjual bunga.

“Permintaan memang tinggi namun di Bali masih jarang yang memproduksi jenis bunga sedap malam,” bebernya.

Ketertarikan untuk menanam bunga sedap malam karena nilai jualnya tergolong tinggi dengan perawatan yang cukup mudah dan sederhana.

Nilai jual bunga sedap malam sendiri mencapai Rp 1.000 sampai Rp 1.200 per batang. Untuk lahan seluas satu are diperlukan bibit bunga sedap malam sebanyak 1 kilogram.

“Sekarang saya punya tanaman bunga sedap malam seluas 118 are,” akunya. Sejak masa tanam hingga panen terbilang mudah dengan waktu hingga empat bulan hingga berbunga.

Sementara untuk pemanfaatan tanaman bisa berlangsung antara dua sampai tiga tahun. “Tanaman ini lebih cocok di area persawahan karena airnya melimpah.

Jenis tanaman ini perlu air yang cukup banyak,” terang dia. Dengan luas lahan tersebut Suarta mengaku dalam sehari mampu memproduksi 700 batang bunga sedap malam bahkan hingga 1.200 batang.

Dia malah kerap kewalahan memenuhi permintaan pasar. “Penjualan dalam sebulan bisa tembus Rp 21 juta,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/