SEMARAPURA – Wabah Covid-19 sangat mengguncang perekonomian masyarakat Kabupaten Klungkung. Tidak hanya sektor pariwisata, pelaku UMKM di Desa Dawan Klod, Kecamatan Dawan yang selama ini memproduksi jajanan tradisional seperti jajan sengait pun tidak luput dari dampak pandemi Covid-19.
Beruntung, besarnya dampak pandemi Covid-19 hanya dirasakan di bulan-bulan awal wabah itu merebak. Sejak November 2020, permintaan jajanan pasar yang terbuat dari ketela rambat dan gula merah itu mulai meningkat.
“Bulan Maret-Mei tahun 2020 itu sempat tidak berproduksi dan hanya mengerjakan pesanan saja. Sekarang sudah mulai membaik,” ujar salah seorang produsen jajan sengait di Desa Dawan Klod, Wayan Sukerta Asih belum lama ini.
Dengan mulai meningkatnya permintaan, ia kini kembali mempekerjakan enam buruhnya yang diupah sekitar Rp 35 ribu — Rp 45 ribu per sekali kerja. Adapun per sekali produksi, ia mengaku bisa menghabiskan satu kwintal ketela, dan 25 kg gula merah. Dengan jajan sengait yang berhasil diproduksi sebanyak 350 bungkus.
“Pemasarannya tidak hanya di Kabupaten Klungkung, tetapi hingga ke Denpasar, Gianyar dan Bangli,” bebernya.
Sementara itu, Perbekel Dawan Klod, I Nengah Suardita mengungkapkan, ada sebanyak 15 produsen jajan sengait di desanya. Rata-rata mereka mempekerjakan 5-15 orang ibu-ibu di desa setempat dalam memproduksi jajanan tersebut. Dengan adanya wabah virus korona, diakuinya cukup berdampak pada usaha warganya tersebut.
“Karena terjadi penurunan pesanan, ada yang memutuskan mengurangi karyawan,” ungkapnya.
Tidak ingin usaha warganya terpuruk, pihak desa pun akhirnya memberikan bantuan permodalan dengan bunga ringan melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).
“Pinjaman ini utamanya untuk pengembangan usaha dan pembelian bahan baku,” tandasnya.