29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:13 AM WIB

DTW Tanah Lot Tutup, Banjar Enjung Pura Bagikan Pinjaman Tanpa Bunga

TABANAN – Program yang diberlakukan Banjar Adat Enjung Pura, Desa Beraban, Kediri, ini patut dicontoh wilayah lain.

Di tengah tekanan ekonomi akibat Pandemi Covid-19, Banjar Enjung Pura memberikan pinjaman uang kepada seluruh warganya yang terdampak Covid-19.

Ini mengingat, 90 persen warganya menggantungkan hidup di sektor pariwisata yakni bekerja di DTW Tanah Lot yang ditutup akibat wabah korona.

Klian adat banjar Enjung Pura, Nyoman Sudiana menuturkan, inisiatif program untuk memberikan pinjaman kepada warga yang terdampak ini merupakan usulan warga sendiri.

Karena dirasa bagus, dan juga didukung dengan ketersediaan kas banjar yang mencukupi, akhirnya program pemberian pinjaman uang kepada krama banjar adat Enjung Pura pun disetujui.

“Program ini meringankan beban masyarakat kami yang sangat terdampak karena 90 persen lebih, warga kami menggantungkan hidup dengan bekerja di DTW Tanah Lot,” tutur Nyoman Sudiana kemarin.

Ia pun sangat merasakan kondisi sulit yang dialami sebagian besar masyrakat Bali saat ini akibat pagebluk corona.

Dengan program pinjaman tanpa jaminan, tanpa bunga dan tidak ada batas waktu bisa sedikit meringankan beban masyarat banjar adat Enjung Pura.

“Tidak ada persyaratan apapun, hanya pinjaman ini harus diketahui antara suami dan istri,” jelasnya. Besaran pinjaman ini dibuat rata yakni Rp 2 juta per KK.

Sementara di banjar tersebut terdapat 35 KK. Dengan kondisi kas yang meskipun tidak banyak, kata Sudiana masih bisa mengcover seluruh jumlah KK di banjar yang ia pimpin tersebut.

“Uang itu dari kas banjar, walaupun itu tidak banyak, per KK kami berikan Rp 2 juta untuk bisa dipergunakan semaksimal mungkin.

Ketika kondisi ini berlangsung lama, kami juga akan mengupayakan bantuan apalagi yang bisa kami kucurkan untuk warga sehingga bisa membantu di tengah masa sulit ini,” terang Sudiana.

Dalam situasi saat ini, menurut Sudiana butuh tindakan cepat. Mengingat tidak banyak warganya yang bisa bertahan dengan mengandalkan uang simpanan dalam waktu yang sudah sejak satu bulan ini.

Terlebih ketika DTW Tanah Lot ditutup, yang mengakibatkan penghasilan warga terputus. “Sebelumnya muda mudi kami juga turun langsung membagikan sembako kepada warga.

Nanti apabila kondisi sudah membaik, itu tidak harus langsung mengembalikan, kapan saja yang penting saat ini, masyarakat baik-baik saja,” tandas Sudiana. 

TABANAN – Program yang diberlakukan Banjar Adat Enjung Pura, Desa Beraban, Kediri, ini patut dicontoh wilayah lain.

Di tengah tekanan ekonomi akibat Pandemi Covid-19, Banjar Enjung Pura memberikan pinjaman uang kepada seluruh warganya yang terdampak Covid-19.

Ini mengingat, 90 persen warganya menggantungkan hidup di sektor pariwisata yakni bekerja di DTW Tanah Lot yang ditutup akibat wabah korona.

Klian adat banjar Enjung Pura, Nyoman Sudiana menuturkan, inisiatif program untuk memberikan pinjaman kepada warga yang terdampak ini merupakan usulan warga sendiri.

Karena dirasa bagus, dan juga didukung dengan ketersediaan kas banjar yang mencukupi, akhirnya program pemberian pinjaman uang kepada krama banjar adat Enjung Pura pun disetujui.

“Program ini meringankan beban masyarakat kami yang sangat terdampak karena 90 persen lebih, warga kami menggantungkan hidup dengan bekerja di DTW Tanah Lot,” tutur Nyoman Sudiana kemarin.

Ia pun sangat merasakan kondisi sulit yang dialami sebagian besar masyrakat Bali saat ini akibat pagebluk corona.

Dengan program pinjaman tanpa jaminan, tanpa bunga dan tidak ada batas waktu bisa sedikit meringankan beban masyarat banjar adat Enjung Pura.

“Tidak ada persyaratan apapun, hanya pinjaman ini harus diketahui antara suami dan istri,” jelasnya. Besaran pinjaman ini dibuat rata yakni Rp 2 juta per KK.

Sementara di banjar tersebut terdapat 35 KK. Dengan kondisi kas yang meskipun tidak banyak, kata Sudiana masih bisa mengcover seluruh jumlah KK di banjar yang ia pimpin tersebut.

“Uang itu dari kas banjar, walaupun itu tidak banyak, per KK kami berikan Rp 2 juta untuk bisa dipergunakan semaksimal mungkin.

Ketika kondisi ini berlangsung lama, kami juga akan mengupayakan bantuan apalagi yang bisa kami kucurkan untuk warga sehingga bisa membantu di tengah masa sulit ini,” terang Sudiana.

Dalam situasi saat ini, menurut Sudiana butuh tindakan cepat. Mengingat tidak banyak warganya yang bisa bertahan dengan mengandalkan uang simpanan dalam waktu yang sudah sejak satu bulan ini.

Terlebih ketika DTW Tanah Lot ditutup, yang mengakibatkan penghasilan warga terputus. “Sebelumnya muda mudi kami juga turun langsung membagikan sembako kepada warga.

Nanti apabila kondisi sudah membaik, itu tidak harus langsung mengembalikan, kapan saja yang penting saat ini, masyarakat baik-baik saja,” tandas Sudiana. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/