25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:53 AM WIB

Pasar Terbuka Luas, Gyproc Bidik Market Bali

RadarBali.com – PT Saint Gobain Construction Indonesia Products Indonesia (SGCPI) melalui produk Gyproc mulai mengembangkan pasar di Bali.

Sebelum itu, perusahaan konstruksi asal Prancis itu terlebih dulu mengedukasi masyarakat Bali untuk meningkatkan penjualan.

Managing Director PT SGCPI Hantarman Budiono mengatakan, secara keseluruhan pemakaian gypsum sebagai bahan dinding pengganti bata di Indonesia masih terbilang rendah.

Untuk di Indonesia sendiri, pemakaian perkapita hanya 0,43 persegi meter. Artinya, peluang pasar gypsum di Indonesia masih cukup besar.

“Bisa mencapai 265 juta meter persegi dari jumlah penduduk Indonesia. Kalau sekarang market kami baru mencapai 110 juta meter persegi,” ujar Hantarman Budiono kemarin.

Diakui, pola masyarakat masih belum terbentuk untuk menggunakan gypsum sebagai bahan pengganti bata ringan.

Namun melalui produk Gyproc, pihaknya menjamin kekuatan yang sama seperti bata bahkan lebih.

“Produk ini sudah melalui uji. Dan, terbukti mampu menahan beban berat sampai ratusan kilo. Buktinya sepeda motor bisa digantung,” jelasnya.

Untuk market di Bali, dia melihat potensi yang sangat besar. Dengan suhu panas di Bali, Gyproc sangat cocok untuk meredam suhu panas.

“Jadi, bisa mengurangi pemakaian AC. Produk ini juga ramah lingkungan,” tandasnya.  Untuk Bali sendiri, pemakaian perkapita gypsum masih sangat rendah.

Masih di bawah pemakaian nasional. Untuk itu, pihaknya akan gencar melakukan edukasi kepada masyarakat.

RadarBali.com – PT Saint Gobain Construction Indonesia Products Indonesia (SGCPI) melalui produk Gyproc mulai mengembangkan pasar di Bali.

Sebelum itu, perusahaan konstruksi asal Prancis itu terlebih dulu mengedukasi masyarakat Bali untuk meningkatkan penjualan.

Managing Director PT SGCPI Hantarman Budiono mengatakan, secara keseluruhan pemakaian gypsum sebagai bahan dinding pengganti bata di Indonesia masih terbilang rendah.

Untuk di Indonesia sendiri, pemakaian perkapita hanya 0,43 persegi meter. Artinya, peluang pasar gypsum di Indonesia masih cukup besar.

“Bisa mencapai 265 juta meter persegi dari jumlah penduduk Indonesia. Kalau sekarang market kami baru mencapai 110 juta meter persegi,” ujar Hantarman Budiono kemarin.

Diakui, pola masyarakat masih belum terbentuk untuk menggunakan gypsum sebagai bahan pengganti bata ringan.

Namun melalui produk Gyproc, pihaknya menjamin kekuatan yang sama seperti bata bahkan lebih.

“Produk ini sudah melalui uji. Dan, terbukti mampu menahan beban berat sampai ratusan kilo. Buktinya sepeda motor bisa digantung,” jelasnya.

Untuk market di Bali, dia melihat potensi yang sangat besar. Dengan suhu panas di Bali, Gyproc sangat cocok untuk meredam suhu panas.

“Jadi, bisa mengurangi pemakaian AC. Produk ini juga ramah lingkungan,” tandasnya.  Untuk Bali sendiri, pemakaian perkapita gypsum masih sangat rendah.

Masih di bawah pemakaian nasional. Untuk itu, pihaknya akan gencar melakukan edukasi kepada masyarakat.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/