GIANYAR – Bupati Gianyar Made Mahayastra beserta rombongan sudah pulang dari Jepang. Kunjungan bupati ke Jepang selama 5 hari itu untuk
menjajaki kerja sama di bidang ketenagakerjaan. Kerja sama itu dijalin oleh salah satu perusahaan yang kerap membantu sekolah-sekolah di Gianyar.
“Ada salah satu perusahaan asing di Gianyar yang rutin membantu sekolah dari SD sampai kuliah. Sampai menyumbang Rp 50-an juta untuk satu sekolah,” ujar Mahayastra kemarin.
Perusahaan itu pun hendak mengajak lulusan Gianyar yang dibantu ke Jepang. “Karena menyangkut masyarakat Gianyar, kami perlu tahu, seperti apa profil dan usaha apa
yang dia (perusahaan asing, red) itu punya,” jelasnya. Mahayastra pun memastikan jika perusahaan itu benefit.
“Benar nggak? Apakah abal-abal atau tidak. Disana kami lihat banyak perusahaannya. Punya usaha kopi, sekolah, restoran,” jelasnya.
Mahayastra juga memastikan, jangan sampai tenaga kerja asal Gianyar hanya dieksploitasi saja di Jepang.
“Kan nggak tahu, kami kirim tenaga kerja, tapi dijadikan budak. Dan saya tidak mau ngirim budak,” jelasnya.
Selama 5 hari di Jepang, perusahaan itu mengajak rombongan bupati berkeliling melihat pabrik mereka. “Lima hari kami keliling. Full agenda kami,” paparnya.
Meski sudah pulang dari Jepang, namun pihaknya perlu merancang kerja sama lebih lanjut. “Untuk teknis belum. Ini panjang sekali. Tapi ini harus dimulai,” terangnya.
Sejauh ini di luar perusahaan itu, banyak tenaga kerja Gianyar yang berangkat ke Jepang. “Yang jelas, di sektor macam-macam. Perhotelan, pabrik dan lainnya,” ungkapnya.
Bahkan, ada tenaga Gianyar yang bertugas di kantor pemerintahan Jepang. “Ada tenaga perkebunan di pemerintahan Jepang. Ada juga tenaga kesehatan,” tukasnya.
Kunjungan bupati bersama rombogan ke Jepang berlangsung pada pekan lalu. Rombongan terdiri dari bupati, dan beberapa pejabat eksekutif. Juga diikuti oleh Ketua DPRD Gianyar dan beberapa anggota DPRD.