29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 11:07 AM WIB

Produksi Turun, Harga Sejumlah Komoditi Pangan di Klungkung Naik

SEMARAPURA – Sejumlah komoditi pangan di Kabupaten Klungkung mengalami peningkatan harga sejak beberapa hari terakhir.

Selain karena cuaca, penurunan produksi menyebabkan hal itu terjadi. Pasalnya penurunan produksi itu dilakukan lantaran tingginya risiko merugi di tengah menurunnya daya beli masyarakat saat pandemi Covid-19.

Kasubag Perekonomian Sekda Klungkung, Tjokorda Istri Agung Wiradnyani, mengungkapkan, harga komoditi pangan di Kabupaten Klungkung cukup fluktuasi jelang Tahun Baru 2021.

Tampak sejumlah komoditi pangan di Pasar Umum Galiran mengalami peningkatan harga dan ada pula yang mengalami penurunan harga.

Seperti telur ayam ras yang mengalami penurunan harga dari belumnya Rp 46 ribu per tray menjadi Rp 43 ribu per tray.

Bawang merah yang sebelumnya Rp 28 ribu menjadi Rp 23 ribu per kg. “Kemudian ada cabai rawit merah yang mengalami peningkatan harga dari sebelumnya

Rp 42 ribu menjadi Rp 56 ribu per kg, daging ayam yang sebelumnya Rp 35 ribu menjadi Rp 40 ribu per kg, daging babi yang sebelumnya Rp 85 ribu menjadi Rp 90 ribu per kg,” bebernya.

Peningkatan harga yang terjadi pada komoditi cabai rawit menurutnya diakibatkan oleh cuaca.

Memasuki musim penghujan, banyak buah cabai yang rontok dan busuk sehingga menyebabkan penurunan hasil panen.

“Apalagi pasokan cabai rawat dari luar daerah seperti Lombok dan Jawa juga terbatas,” terangnya.

Sementara itu peningkatan harga daging babi dan ayam disebabkan pasokan yang berkurang. Sejak adanya wabah virus corona, daya beli masyarakat mengalami penurunan.

Hal tersebut pun beberapa kali membuat harga produk peternakan pada utamanya mengalami penurunan. Sehingga sempat membuat peternak merugi.

Kondisi itu pasalnya membuat peternak membatasi jumlah populasi ternaknya untuk menekat risiko kerugian. “Bahkan jumlah peternak jauh berkurang dibandingkan sebelum adanya pandemi Covid-19,” ungkapnya.

Bila pasokan cabai rawit dari luar daerah terbatas, beda halnya dengan pasokan bawang merah dan bawang putih.

Pasokan kedua komoditi bumbu dapur tersebut terpantau mulai berdatangan dari wilayah Jawa. Itu sebabnya kedua komoditi itu mengalami penurunan harga.

“Penurunan harga bawang merah disebabkan karena pasokan dari Pulau Jawa sudah mulai masuk ke Pasar Galiran.

Sedangkan penurunan harga bawang putih disebabkan pasokan yang cukup banyak ditingkat distributor sedangkan permintaan masyarakat cenderung berkurang,” terangnya.

Sementara penurunan harga telur ayam ras terjadi karena mulai berkurangnya permintaan dari Pulau Jawa. “Sehingga ketersediaan telur ayam ras mulai meningkat ke Pasar Galiran,” tandasnya. 

SEMARAPURA – Sejumlah komoditi pangan di Kabupaten Klungkung mengalami peningkatan harga sejak beberapa hari terakhir.

Selain karena cuaca, penurunan produksi menyebabkan hal itu terjadi. Pasalnya penurunan produksi itu dilakukan lantaran tingginya risiko merugi di tengah menurunnya daya beli masyarakat saat pandemi Covid-19.

Kasubag Perekonomian Sekda Klungkung, Tjokorda Istri Agung Wiradnyani, mengungkapkan, harga komoditi pangan di Kabupaten Klungkung cukup fluktuasi jelang Tahun Baru 2021.

Tampak sejumlah komoditi pangan di Pasar Umum Galiran mengalami peningkatan harga dan ada pula yang mengalami penurunan harga.

Seperti telur ayam ras yang mengalami penurunan harga dari belumnya Rp 46 ribu per tray menjadi Rp 43 ribu per tray.

Bawang merah yang sebelumnya Rp 28 ribu menjadi Rp 23 ribu per kg. “Kemudian ada cabai rawit merah yang mengalami peningkatan harga dari sebelumnya

Rp 42 ribu menjadi Rp 56 ribu per kg, daging ayam yang sebelumnya Rp 35 ribu menjadi Rp 40 ribu per kg, daging babi yang sebelumnya Rp 85 ribu menjadi Rp 90 ribu per kg,” bebernya.

Peningkatan harga yang terjadi pada komoditi cabai rawit menurutnya diakibatkan oleh cuaca.

Memasuki musim penghujan, banyak buah cabai yang rontok dan busuk sehingga menyebabkan penurunan hasil panen.

“Apalagi pasokan cabai rawat dari luar daerah seperti Lombok dan Jawa juga terbatas,” terangnya.

Sementara itu peningkatan harga daging babi dan ayam disebabkan pasokan yang berkurang. Sejak adanya wabah virus corona, daya beli masyarakat mengalami penurunan.

Hal tersebut pun beberapa kali membuat harga produk peternakan pada utamanya mengalami penurunan. Sehingga sempat membuat peternak merugi.

Kondisi itu pasalnya membuat peternak membatasi jumlah populasi ternaknya untuk menekat risiko kerugian. “Bahkan jumlah peternak jauh berkurang dibandingkan sebelum adanya pandemi Covid-19,” ungkapnya.

Bila pasokan cabai rawit dari luar daerah terbatas, beda halnya dengan pasokan bawang merah dan bawang putih.

Pasokan kedua komoditi bumbu dapur tersebut terpantau mulai berdatangan dari wilayah Jawa. Itu sebabnya kedua komoditi itu mengalami penurunan harga.

“Penurunan harga bawang merah disebabkan karena pasokan dari Pulau Jawa sudah mulai masuk ke Pasar Galiran.

Sedangkan penurunan harga bawang putih disebabkan pasokan yang cukup banyak ditingkat distributor sedangkan permintaan masyarakat cenderung berkurang,” terangnya.

Sementara penurunan harga telur ayam ras terjadi karena mulai berkurangnya permintaan dari Pulau Jawa. “Sehingga ketersediaan telur ayam ras mulai meningkat ke Pasar Galiran,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/