28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:19 AM WIB

Buka Resto saat Covid-19, Suyadnya: Ide Kreatif Harus Direalisasikan

UBUD – Pandemi Covid 19 meluluhlantahkan perekonomian di Bali. Namun, jika kita hanya berdiam diri, tentu akan tambah parah.

Harus berani mengambil sebuah tanggungjawab dengan semua ide di kepala. Itulah pesan penting yang  disampaikan Nyoman Suyadnya yang berani membuka usaha saat pandemi seperti ini.

Ia membuka usaha tempat makan dan minum di Ubud, Gianyar.Bernama Li Uma, tempat yang berlokasi tepatnya di Jalan Tirta Tawar, Junjungan, Ubud,

ia berani membuka sebuah resto bersama 6 teman lainnya, yakni Wayan Subamia, Made Sulastra, Made Pargita, Nyoman Murtika dan Made Linggih.

“Ya, kami membuat warung atau bar musik. Disini kami menjual memang good music, good food dan good drink,” ujar Nyoman Suyadnya saat berbicara konsep usahanya, Minggu (14/2).

Tempatnya terlihat begitu asyik dengan suasana banyak furniture yang klasik. Tak hanya menawarkan tempat nongkrong dengan suana dipinggir sawah, disini juga ada tempat kolam pancing.

Sasaran pengunjung memang untuk wisatan western dan lokal. Namun itu dalam jangka panjang. Untuk situasi Pandemi seperti ini, ia berharap dengan lebih banyak lokal saja dahulu.

“Kedepan, kami optimis masa sulit ini akan lewat. Kami percaya setahun kedepan akan kembali normal. Makanya kami berani membuka usaha ini. Kami siap setahun ini menanggung semua resiko tapi kami senang melakukannya,” sebutnya.

Wajar saja, karena usaha ini bukanlah menjadi usaha utama mereka. Bagi mereka, usaha ini salah satunya adalah untuk menyalurkan hobi dalam bermusik.

Maka, event musik pun terus ia galakan dengan mengundang sejumlah musisi lokal namun memiliki skill luar biasa di daerah Ubud.

“Kami optimis karena juga berkaca dari bar-bar lain di Ubud. Mereka masih tetap hidup dan mendapatkan keuntungan meski dalam pandemi seperti ini.

Sementara, kami menyasar lokal dulu sebagai tempat yang enak buat makan, minum dan ngobrol sambil menikmati musik,” katanya 

Selama pandemi seperti sekarang ini, Li Uma buka dari jam 8 pagi sampai jam 9 malam dengan memperkerjakan 8 orang pegawai.

Setidaknya, mereka mampu berpenghasilan ketika banyak warga yang justru di rumahkan. “Saya berpesan, saat pandemi seperti ini, sekecil apapun peluang, kita manfaatkan.

Buktinya kita masih bisa dapat untung. Kita harus memiliki ide kreatif yang bertanggung jawab dalam pandemi ini. Butuh realisasi,” pungkas Suyadnya yang sudah jatuh bangun dalam dunia usaha. (ara)

 

UBUD – Pandemi Covid 19 meluluhlantahkan perekonomian di Bali. Namun, jika kita hanya berdiam diri, tentu akan tambah parah.

Harus berani mengambil sebuah tanggungjawab dengan semua ide di kepala. Itulah pesan penting yang  disampaikan Nyoman Suyadnya yang berani membuka usaha saat pandemi seperti ini.

Ia membuka usaha tempat makan dan minum di Ubud, Gianyar.Bernama Li Uma, tempat yang berlokasi tepatnya di Jalan Tirta Tawar, Junjungan, Ubud,

ia berani membuka sebuah resto bersama 6 teman lainnya, yakni Wayan Subamia, Made Sulastra, Made Pargita, Nyoman Murtika dan Made Linggih.

“Ya, kami membuat warung atau bar musik. Disini kami menjual memang good music, good food dan good drink,” ujar Nyoman Suyadnya saat berbicara konsep usahanya, Minggu (14/2).

Tempatnya terlihat begitu asyik dengan suasana banyak furniture yang klasik. Tak hanya menawarkan tempat nongkrong dengan suana dipinggir sawah, disini juga ada tempat kolam pancing.

Sasaran pengunjung memang untuk wisatan western dan lokal. Namun itu dalam jangka panjang. Untuk situasi Pandemi seperti ini, ia berharap dengan lebih banyak lokal saja dahulu.

“Kedepan, kami optimis masa sulit ini akan lewat. Kami percaya setahun kedepan akan kembali normal. Makanya kami berani membuka usaha ini. Kami siap setahun ini menanggung semua resiko tapi kami senang melakukannya,” sebutnya.

Wajar saja, karena usaha ini bukanlah menjadi usaha utama mereka. Bagi mereka, usaha ini salah satunya adalah untuk menyalurkan hobi dalam bermusik.

Maka, event musik pun terus ia galakan dengan mengundang sejumlah musisi lokal namun memiliki skill luar biasa di daerah Ubud.

“Kami optimis karena juga berkaca dari bar-bar lain di Ubud. Mereka masih tetap hidup dan mendapatkan keuntungan meski dalam pandemi seperti ini.

Sementara, kami menyasar lokal dulu sebagai tempat yang enak buat makan, minum dan ngobrol sambil menikmati musik,” katanya 

Selama pandemi seperti sekarang ini, Li Uma buka dari jam 8 pagi sampai jam 9 malam dengan memperkerjakan 8 orang pegawai.

Setidaknya, mereka mampu berpenghasilan ketika banyak warga yang justru di rumahkan. “Saya berpesan, saat pandemi seperti ini, sekecil apapun peluang, kita manfaatkan.

Buktinya kita masih bisa dapat untung. Kita harus memiliki ide kreatif yang bertanggung jawab dalam pandemi ini. Butuh realisasi,” pungkas Suyadnya yang sudah jatuh bangun dalam dunia usaha. (ara)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/