RadarBali.com – Gemuruh suara baleganjur dan suara pukulan ketungan yang dilakukan oleh Sekaa Ngoncang, membuka ajang Buleleng Festival (Bulfest) 2017.
Festival budaya tahunan ini, resmi dibuka Rabu (2/8) kemarin dan akan berlangsung hingga Minggu (6/8) mendatang.
Festival ini secara resmi dibuka oleh Asisten Deputi Pengembangan Kominukasi Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata, Putu Ngurah.
Sebanyak 76 sanggar seni akan terlibat dalam festival budaya ini. Selain itu ada seratusan stand yang terdiri atas stand kuliner maupun stand industri kecil menengah (IKM) yang berpartisipasi.
Pada ajang pembukaan, ada 20 sekaa baleganjur yang terlibat. Mereka memainkan tabuh masing-masing, dan membuat venue di sepanjang Jalan Ngurah Rai Singaraja, menjadi bergemuruh.
Selain itu sekaa ngoncang juga turut memberikan warna tersendiri. “Dua seni ini memberikan representasi pada tema yang kami pilih tahun ini. Baleganjur merupakan musik yang sangat berenergi, sedangkan ngoncang bisa dibilang sebagai sumber kekuatan musik tradisi di Kabupaten Buleleng,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng, Putu Tastra Wijaya.
Wakil Bupati Buleleng, dr. Nyoman Sutjidra mengatakan, Buleleng Festival bertujuan menggali, mengidentifikasi, dan mengembangkan kesenian yang ada di Kabupaten Buleleng.
Selain itu Bulfest juga menjadi wahana untuk melestarikan serta mempromosikan budaya yang tumbuh dan berkembang di Kabupaten Buleleng.
“Kami ingin eksplorasi lebih maksimal seni-seni di Buleleng ini, sehingga lebih membanggakan. Upaya penggalian dan identifikasi itu mutlak diperlukan, sehingga mudah menyusun arah kebijakan pembangunan ke depan. Kami harap Bulfest ini benar-benar jadi pesta seni budaya, bukan hanya bagi seniman, juga bagi masyarakat luas,” kata Sutjidra.
Sementara itu, Asisten Deputi Pengembangan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata, Putu Ngurah mengungkapkan, perlu keterlibatan semua pihak untuk memajukan Buleleng Festival.
Kemenpar sendiri telah mempromosikan Bulfest ke luar negeri, dengan menggandeng maskapai penerbangan.
Ngurah menghimbau agar seluruh masyarakat, membangun rasa memiliki terhadap seni budaya di Buleleng.
“Kalau tidak ada rasa memiliki, semua tidak ada artinya. Ke depan, kami mendorong agar para penglingsir, orang tua, ikut tampil pada ajang Bulfest.