26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 3:28 AM WIB

Pertiwi, Pameran Tiga Emak-emak Perupa Tuangkan Visual Berbeda

DENPASAR – Tiga perupa emak-emak berkolaborasi dalam sebuah pameran lukisan bertajuk Pertiwi. 

Pameran yang akan digelar dari tanggal 6 Maret hingga 30 April yang digelar di Santrian Gallery, Sanur, Denpasar Selatan. 

Dalam pameran ini, tiga perupa, Ni Nyoman Sani, Gusti Oka Armini, dan Ni Ketut Ayu Sri Wardani menuangkan tema Pertiwi dalam visual yang masing-masing berbeda. 

Melalui komposisi dan warna masing-masing yang khas, mereka menghayati diri sebagai seorang perupa dan juga seorang ibu.

Sebagaimana dalam karya Nyoman Sani yang lebih menampilkan karya dengan Energi feminim. Hal itu lahir dari media dan teknik yang dia pakai dalam menghasilkan karya.

Di mana pemilihan warna yang lebih cerah dan lembut hingga obyek yang dia tuangkan mempertegas energi feminim yang dia coba utarakan. 

“Ada juga warna yang terkesan keras dan hitam. Berbagai unsur karakter dan emosi terekam dalam karya yang saya pamerkan kali ini,” terang Nyoman Sani di lokasi pameran, Kamis (5/3) siang. 

Di sisi lain, Gusti Ketut Oka Armini memaknai tema Pertiwi sebagai ungkapan rasa syukur aras keindahan alam, dan bumi pertiwi yang kita pijak.

Frame kehidupan yang berubah dari waktu ke waktu menginspirasi karya yang dihasilkannya.

Tema itu kemudian dituangkannya dalam guratan garis-garis yang ditorehkan dalam media lino dengan teknik cukil habis.

“Dalam mengekspresikan ide kreatif saya banyak hal menarik yang bisa saya nikmati. Termasuk saat proses mencukil dan pewarnaan,” terang Oka Armini.

Sementara itu, seniman lainnya Ayu Sri Wardani menggambarkan gejolak batin sebagai seorang ibu yang menghayati dinamika kehidupan. 

Keindahan Danau Toba di Sumatera pun dijadikannya sebagai inpirasi dalam setiap karya yang dia pamerkan. 

“Toba hanya setitik kecil dari bagian keindahan bumi. Tetetapi Toba juga menjadi bagian. Sejarah terpenting dalam hidup saya,” tutur Wardani. 

Di mana Toba merupakan tempat asal dari suaminya yang telah meninggal. Meski dirundung sedih mendalam, 

Wardani mencoba mengungkap kan rasa hilangnya dengan guratan-guratan bagagia dalam karyanya yang sebagian besar menggambarkan Toba. 

DENPASAR – Tiga perupa emak-emak berkolaborasi dalam sebuah pameran lukisan bertajuk Pertiwi. 

Pameran yang akan digelar dari tanggal 6 Maret hingga 30 April yang digelar di Santrian Gallery, Sanur, Denpasar Selatan. 

Dalam pameran ini, tiga perupa, Ni Nyoman Sani, Gusti Oka Armini, dan Ni Ketut Ayu Sri Wardani menuangkan tema Pertiwi dalam visual yang masing-masing berbeda. 

Melalui komposisi dan warna masing-masing yang khas, mereka menghayati diri sebagai seorang perupa dan juga seorang ibu.

Sebagaimana dalam karya Nyoman Sani yang lebih menampilkan karya dengan Energi feminim. Hal itu lahir dari media dan teknik yang dia pakai dalam menghasilkan karya.

Di mana pemilihan warna yang lebih cerah dan lembut hingga obyek yang dia tuangkan mempertegas energi feminim yang dia coba utarakan. 

“Ada juga warna yang terkesan keras dan hitam. Berbagai unsur karakter dan emosi terekam dalam karya yang saya pamerkan kali ini,” terang Nyoman Sani di lokasi pameran, Kamis (5/3) siang. 

Di sisi lain, Gusti Ketut Oka Armini memaknai tema Pertiwi sebagai ungkapan rasa syukur aras keindahan alam, dan bumi pertiwi yang kita pijak.

Frame kehidupan yang berubah dari waktu ke waktu menginspirasi karya yang dihasilkannya.

Tema itu kemudian dituangkannya dalam guratan garis-garis yang ditorehkan dalam media lino dengan teknik cukil habis.

“Dalam mengekspresikan ide kreatif saya banyak hal menarik yang bisa saya nikmati. Termasuk saat proses mencukil dan pewarnaan,” terang Oka Armini.

Sementara itu, seniman lainnya Ayu Sri Wardani menggambarkan gejolak batin sebagai seorang ibu yang menghayati dinamika kehidupan. 

Keindahan Danau Toba di Sumatera pun dijadikannya sebagai inpirasi dalam setiap karya yang dia pamerkan. 

“Toba hanya setitik kecil dari bagian keindahan bumi. Tetetapi Toba juga menjadi bagian. Sejarah terpenting dalam hidup saya,” tutur Wardani. 

Di mana Toba merupakan tempat asal dari suaminya yang telah meninggal. Meski dirundung sedih mendalam, 

Wardani mencoba mengungkap kan rasa hilangnya dengan guratan-guratan bagagia dalam karyanya yang sebagian besar menggambarkan Toba. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/