DENPASAR – Band Rockabilly kenamaan Bali, The Hydrant akhirnya merilis video klip dari single Jalan Jalan akhir Februari lalu.
Single dengan aransemen yang cukup renyah ini sebelumnya hanya dibawakan saat mereka manggung saja.
Menurut manager The Hydrant, Rudolf Dethu, lagu ini merupakan lagu kebangsaan yang paling klasik dari seluruh jajaran komposisi milik The Hydrant.
“Selalu manjur dan penonton berdansa gila,” ujar Rudolf Dethu. Liriknya yang lugas dan sederhana, memancing orang spontan bersenandung bersama.
Mulai dari Kuta sampai Slovakia, Deus Sunday Session hingga Viva Las Vegas, baik di pesta ulang tahun remaja SMA maupun pernikahan perak pasangan lanjut usia sempat bawakan dalam aksi panggung mereka.
“Warga nusantara hingga mancanegara, siapa saja dan di mana saja, semua berdasa dan menikmati irama,” sambungnya.
Lagu ini sendiri, sejatinya telah cukup tua. Menurut Marshello, biduan sekaligus pencipta lagu itu, lagu itu sejak tahun 2000 sudah dia tulis dan cukup sering disenandungkan dengan iringan ukulele.
Kerap dinyanyikan oleh Marshello sambil menjalani profesinya sebagai penjaga pantai. Tak aneh jika liriknya menggambarkan apa yang nyaris tiap hari ia lakukan seperti dalam lirik lagu ini.
Yakni dari Kuta sampai Legian, pagi-siang-sore jalan. “Memang, wilayah saya bertugas paling sering di seputaran Kuta hingga Legian,” tutur Marshello.
Menyoal genre yang diusung dalam lagu ini, selain Rockabilly, Marshello pekat dilanda asmara pada Chicano Rock, Latin Pop, Mariachi, Tex-Mex, dan sepantarannya.
“Paling gampang, bayangkan Los Lobos,” lanjutnya. Kala ia frekuentif berdendang di bar-bar di Kuta, Legian, dan Seminyak, jenis musik inilah yang rajin dibawakannya, selain akarnya yakni rockabilly.
Baru sejak 2004, single ini ia nyanyikan di atas panggung bersama The Hydrant dan spontan menjadi lagu pemancing sing along di setiap konser mereka.
Uniknya, tembang Jalan Jalan belum pernah masuk studio rekaman, hanya menjadi anthem di atas panggung.
“Baru tahun lalu, 19 tahun kemudian sejak pertama tercipta, masuk dapur rekaman. Dan di 2020, 20 tahun kemudian, didukung oleh sutradara brilian, Jitro Stephen, akhirnya single ini bisa dinikmati juga secara kasat mata,” tutur Dethu.