DENPASAR –Westside MuzeeQ pertengahan April ini akan menggelar tur ke Eropa.
Tour tersebut digelar dengan membawa sebuah misi kultural yakni memainkan piringan hitam dari Indonesia era 60an dan 70an di berbagai negara di Eropa.
Acara ini merupakan undangan dari berbagai promotor acara yang ingin mengeksplorasi musik dari tanah air yang sangat beragam dan kaya dalam karya.
Westside MuzeeQ diprakarsai oleh Andhika Gautama yang berawal dari sebuah toko musik online dan pop up store yang menjual berbagai rilisan fisik dari vinyl, kaset dan cd.
Westside MuzeeQ sendiri again dari anggota Spin Sugar yang merupakan komunitas vinyl di Bali. Anggotanya sendiri Marlowe Bandem, Ridwan, Westside muzeeQ, Sobersides dan Sun Dee.
Westide MuzeeQ di buat yang dibuat oleh Andhika sebagai nama panggung. Ia sendiri merupakan kolektor musik yang tinggal di Denpasar.
Sejak usia delapan tahun sudah hobi mengkoleksi berbagai jenis musik dalam format piringan hitam.
Andhika mengungkapkan dalam acara ini Westside MuzeeQ akan membawakan musik Indonesia bernuansa aliran psychedelic funk rock dan soul. Lagu-lagu yang dibawakan juga merupakan lagu-lagu yang tidak terlalu umum maupun komersil pada masanya di tahun 60an dan 70an.
“Tapi lagu-lagu tersebut mempunyai musikalitas yang sangat tinggi dan mudah digemari, walau kita berada di era musik para milenial. Sebagian Lagu yang akan ditampilkan dalam format vinyl seperti Black Brothers, Mergie Segers, Broery, Ernie Djohan, Benjamin S dan lainnya,” tuturnya.
Westside MuzeeQ akan tampil di tiga negara Eropa antara lain Belanda, Perancis dan Republik Cheko dengan tampil di enam lokasi berbeda. Misi yang akan dibawa dalam tour Eropa kali ini, yakni untuk mengangkat format rilisan fisik seperti piringan hitam ke khalayak ramai. “Kami juga ingin memperkenalkan kekayaan musik Indonesia di kancah Internasional,” tandasnya.