29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:35 AM WIB

Koster Sebut Trend dan Sosok Dalang Wayang Bali Kian Menurun

DENPASAR – Wayang merupakan kesenian tradisional yang dulunya paling digemari masyarakat Bali. Hampir setiap desa kerap menyuguhkan pertunjukan wayang.

Kini, Gubernur Bali Wayan Koster justru menyebut trend wayang sudah menurun. Hal tersebut disampaikan Gubernur Koster saat menerima audiensi dari

Perserikatan Wayang internasional – Union Internationale de la Marrionnette (UNIMA) Indonesia terkait kegiatan Kongres UNIMA international,

Festival Wayang Internasional dan Seminar Internasional Wayang 2020, dimana Bali didaulat menjadi tuan rumah.

Audiensi dilaksanakan di Ruang Tamu Gubernur Bali, Renon, Denpasar, kemarin. tampak dalam audiensi tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Wayan ‘Kun’ Adnyana.

“Terkait wayang dan sosok dalang, saya melihat saat ini kesenian wayang di Bali sudah mengalami trend penurunan,” ujar Koster.

Ditambah masuknya kesenian modern dari luar yang turut menggerus keberadaan kseenian wayang dan ketertarikan generasi muda untuk menggeluti profesi sebagai dalang.

Pemerintah Provinsi Bali mengaku ke depan akan lebih berperan dalam mengangkat lagi kesenian wayang ini di tengah perkembangan zaman.

Bali, menurut gubernur, sangat butuh wayang dan dalang, terlebih dalam kehidupan masyarakat sosok dalang banyak diperlukan seperti saat acara 3 bulanan anak, karya dan lainnya.

Pergelaran wayang di sisi lain juga mampu menjadi sarana untuk memberikan hiburan hingga sarana untuk menuangkan kritik sosial yang membangun.

Sementara itu, Presiden UNIMA Indonesia, TA Samudro Sriwijaya menyebut kegiatan Kongres nanti akan diikuti oleh perwakilan dari 100 negara di dunia, dengan lebih dari 1.000 peserta.

Semuanya memiliki kesenian sejenis wayang yang dinaungi oleh organisasi UNIMA International, yang berpusat di Paris, Prancis. 

“Selain itu, juga jadi kesempatan bagi dalang dan seniman wayang lokal untuk tampil di panggung internasional,” ujarnya.

Rencananya, rangkaian kegiatan akan dilaksanakan 13-19 April 2020 yang mengambil lokasi di Kabupaten Gianyar sebagai tempat acara pembukaan (Direncanakan di Lapangan Astina, Gianyar).

Sedangkan untuk Kongres akan dilaksanakan di Sanur dan Seminar Internasional akan menggandeng kampus ISI Denpasar.

Lalu untuk kegiatan festival akan dilaksanakan di beberapa lokasi wisata seperti Ubud dan Tanah Lot.

Wayang yang ditampilkan, tak hanya dari Indonesia tapi juga aneka kesenian sejenis wayang (marionette, Puppet show, dll) dari negara peserta. 

Kongres UNIMA tersebut akan menghasilkan Bali Declarations sebagai landasan untuk menjadikan kesenian wayang sebagai bagian dari resolusi PBB.

UNESCO pada tanggal 7 November 2003 mengakui wayang sebagai Mahakarya Warisan BudayaTak benda Dunia yang kemudian disertifikasi pada tanggal 4 November 2008 di Paris.

Dilanjutkan upaya-upaya untuk menjadikan wayang tetap tumbuh dan berkembang hingga ditetapkannya tanggal 7 Februari sebagai Hari Wayang Nasional sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 30 tahun 2018 tentang Hari Wayang Nasional. 

DENPASAR – Wayang merupakan kesenian tradisional yang dulunya paling digemari masyarakat Bali. Hampir setiap desa kerap menyuguhkan pertunjukan wayang.

Kini, Gubernur Bali Wayan Koster justru menyebut trend wayang sudah menurun. Hal tersebut disampaikan Gubernur Koster saat menerima audiensi dari

Perserikatan Wayang internasional – Union Internationale de la Marrionnette (UNIMA) Indonesia terkait kegiatan Kongres UNIMA international,

Festival Wayang Internasional dan Seminar Internasional Wayang 2020, dimana Bali didaulat menjadi tuan rumah.

Audiensi dilaksanakan di Ruang Tamu Gubernur Bali, Renon, Denpasar, kemarin. tampak dalam audiensi tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Wayan ‘Kun’ Adnyana.

“Terkait wayang dan sosok dalang, saya melihat saat ini kesenian wayang di Bali sudah mengalami trend penurunan,” ujar Koster.

Ditambah masuknya kesenian modern dari luar yang turut menggerus keberadaan kseenian wayang dan ketertarikan generasi muda untuk menggeluti profesi sebagai dalang.

Pemerintah Provinsi Bali mengaku ke depan akan lebih berperan dalam mengangkat lagi kesenian wayang ini di tengah perkembangan zaman.

Bali, menurut gubernur, sangat butuh wayang dan dalang, terlebih dalam kehidupan masyarakat sosok dalang banyak diperlukan seperti saat acara 3 bulanan anak, karya dan lainnya.

Pergelaran wayang di sisi lain juga mampu menjadi sarana untuk memberikan hiburan hingga sarana untuk menuangkan kritik sosial yang membangun.

Sementara itu, Presiden UNIMA Indonesia, TA Samudro Sriwijaya menyebut kegiatan Kongres nanti akan diikuti oleh perwakilan dari 100 negara di dunia, dengan lebih dari 1.000 peserta.

Semuanya memiliki kesenian sejenis wayang yang dinaungi oleh organisasi UNIMA International, yang berpusat di Paris, Prancis. 

“Selain itu, juga jadi kesempatan bagi dalang dan seniman wayang lokal untuk tampil di panggung internasional,” ujarnya.

Rencananya, rangkaian kegiatan akan dilaksanakan 13-19 April 2020 yang mengambil lokasi di Kabupaten Gianyar sebagai tempat acara pembukaan (Direncanakan di Lapangan Astina, Gianyar).

Sedangkan untuk Kongres akan dilaksanakan di Sanur dan Seminar Internasional akan menggandeng kampus ISI Denpasar.

Lalu untuk kegiatan festival akan dilaksanakan di beberapa lokasi wisata seperti Ubud dan Tanah Lot.

Wayang yang ditampilkan, tak hanya dari Indonesia tapi juga aneka kesenian sejenis wayang (marionette, Puppet show, dll) dari negara peserta. 

Kongres UNIMA tersebut akan menghasilkan Bali Declarations sebagai landasan untuk menjadikan kesenian wayang sebagai bagian dari resolusi PBB.

UNESCO pada tanggal 7 November 2003 mengakui wayang sebagai Mahakarya Warisan BudayaTak benda Dunia yang kemudian disertifikasi pada tanggal 4 November 2008 di Paris.

Dilanjutkan upaya-upaya untuk menjadikan wayang tetap tumbuh dan berkembang hingga ditetapkannya tanggal 7 Februari sebagai Hari Wayang Nasional sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 30 tahun 2018 tentang Hari Wayang Nasional. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/