TABANAN – Dari Ulundanu, Bedugul, Tabanan, Bupati Eka Wiryastuti bakal menebarkan vibrasi perdamaian Nusantara dan dunia lewat pementasan topeng dan wayang emas Majapahit.
Ulundanu (Tabanan) yang juga merupakan inti atau pusat bumi (cakra buwana) dinilai sangat tepat sebagai tempat mementaskan
topeng dan wayang sakral peninggalan Kerajaan Majapahit yang kini tersimpan di Griya Peling Padangtegal, Ubud, Gianyar tersebut.
Saat memohon nedunan dan mementaskan topeng dan wayang emas tersebut kepada Ida Pedande Gede Jungutan Manuaba di Griya Peling Padangtegal, Ubud, Rabu (7/8) siang,
Bupati Eka Wiryastuti mengatakan dirinya merasa seperti terketuk hatinya untuk datang tangkil (berkunjung) ke Ida Pedande Gede Jungutan Manuba.
Padahal, dirinya tidak tahu kalau di Griya Peling tersimpan peninggalan Majapahit yang begitu sakral, yakni 68 topeng emas dan seperangkat wayang emas yang diperkirakan dibuat saat kejayaan Majapahit di Trowulan, Mojokerto.
“Saya seperti mendapat wangsit saja untuk nedunan dan mementaskan topeng dan wayang emas sakral peninggalan Kerajaan Majapahit ini.
Saya sampai tergetar baru melihat benda-benda itu, benar-benar terpancar energi luar biasa dari benda sakral itu,” jelas Eka Wiryastuti.
Bupati Eka Wiryastuti menilai topeng dan wayang emas itu akan dipentaskan di Bedugul, Baturiti, serangkaian Festival Ulundanu bulan depan.
Karena Ulundanu adalah salah satu pancer bumi atau cakranya dunia. Dari Ulundanu itulah nanti diharapkan terpancar vibrasi positif untuk kerahayuan (keselamatan) bumi atau jagat.
Pentas wayang dan topeng emas Majapahit itu juga diharapkan bisa membuat rakyat Indonesia harmonis kembali setelah terkotak-kotak dalam kepentingan politik, perbedaan suku dan agama.
“Kami senantiasa berdoa untuk keharmonisan bangsa ini. Semoga juga Presiden dan Wakil Presiden terpilih Bapak Jokowi dan Maruf Amin bisa menyatukan rakyat
yang sebelumnya terbelah dalam pilihan politik agar kembali rukun dan harmonis dalam bingkai NKRI dan Pancasila,” harapnya.