27.4 C
Jakarta
13 September 2024, 11:13 AM WIB

Juli Sastrawan Lepas Antologi Cerpen Pertama; Lelaki Kantong Sperma

SINGARAJA – Dunia sastra di Bali makin bergeliat. Penulis asal Klungkung, I Putu Agus Juli Sastrawan, meluncurkan buku antologi cerpen pertamanya yang berjudul “Lelaki Kantong Sperma”.

Buku itu diluncurkan di Rumah Belajar Komunitas Mahima, Singaraja, pada Sabtu (7/3) malam lalu. Selain melakukan launching buku, juga digelar diskusi terkait karya-karya Juli Sastrawan.

Total ada sembilan cerpen dalam buku setebal 103 halaman itu. Cerpen-cerpen yang dianggap oleh penulis yang akrab disapa Pegok itu, mengangkat seksualitas sebagai tema utama.

Pegok mengungkapkan, ide untuk menulis tema seksualitas itu muncul lantaran seorang warga di desa kelahirannya, Desa Paksebali, Klungkung, yang mengalami gangguan jiwa.

Warga itu diketahui bernama Kondo sering membuat warga sekitar merasa takut dan risih. Penyebab utamanya, tingkah polah warga yang mengalami gangguan jiwa itu dianggap tak biasa.

“Dia itu sering berjalan telanjang sambil memegang kelaminnya. Dia juga biasa melihat orang mandi di sungai, tidak lagi ngintip-ngintip. Saya melihat dia begitu bebas menunjukkan rasa seksualnya tanpa ditutup-tutupi,” kata Pegok.

Berangkat dari hal itu, ia mengumpulkan beberapa cerpen yang bertema seksualitas dan dihimpun dalam sebuah antologi cerpen.

Cerita yang ia tulis, banyak terinspirasi dari obrolan, berita, maupun hasil observasi. Ia berharap karya-karya dalam buku antologinya itu bisa membuat masyarakat lebih terbuka soal seksualitas.

Bukan lagi menjadikan seksualitas sebagai hal tabu. “Membicarakan seks itu sah-sah saja, karena itu bagian dari hidup kita.

Justru saya melihat, kalau tidak dibicarakan justru terjadi kehamilan dini dan kekerasan seksual. Dengan memberikan edukasi, kita bisa mencegah hal seperti itu,” jelasnya lagi.

Untuk diketahui, Pegok sempat memenangkan lomba esai Festival Anti Korupsi (2017) yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Denpasar.

Karya-karyanya juga terhimpun dalam antologi Kota Para Ibu (2014) serta Hutan Kata (2016). Karya-karyanya yang terangkum dalam antologi Lelaki Kantong Sperma (2018) antara lain

Menggiring Belia, Aurat Si Mayat, Lelaki Kantong Sperma, Bipolar, Ruang & Waktu Sekali Lagi, Di Ujung Percakapan Kontemporer, Tentang Mimpi & Cerita Lainnya, Parafilia, dan Percakapan Sembilan Pencarian. 

SINGARAJA – Dunia sastra di Bali makin bergeliat. Penulis asal Klungkung, I Putu Agus Juli Sastrawan, meluncurkan buku antologi cerpen pertamanya yang berjudul “Lelaki Kantong Sperma”.

Buku itu diluncurkan di Rumah Belajar Komunitas Mahima, Singaraja, pada Sabtu (7/3) malam lalu. Selain melakukan launching buku, juga digelar diskusi terkait karya-karya Juli Sastrawan.

Total ada sembilan cerpen dalam buku setebal 103 halaman itu. Cerpen-cerpen yang dianggap oleh penulis yang akrab disapa Pegok itu, mengangkat seksualitas sebagai tema utama.

Pegok mengungkapkan, ide untuk menulis tema seksualitas itu muncul lantaran seorang warga di desa kelahirannya, Desa Paksebali, Klungkung, yang mengalami gangguan jiwa.

Warga itu diketahui bernama Kondo sering membuat warga sekitar merasa takut dan risih. Penyebab utamanya, tingkah polah warga yang mengalami gangguan jiwa itu dianggap tak biasa.

“Dia itu sering berjalan telanjang sambil memegang kelaminnya. Dia juga biasa melihat orang mandi di sungai, tidak lagi ngintip-ngintip. Saya melihat dia begitu bebas menunjukkan rasa seksualnya tanpa ditutup-tutupi,” kata Pegok.

Berangkat dari hal itu, ia mengumpulkan beberapa cerpen yang bertema seksualitas dan dihimpun dalam sebuah antologi cerpen.

Cerita yang ia tulis, banyak terinspirasi dari obrolan, berita, maupun hasil observasi. Ia berharap karya-karya dalam buku antologinya itu bisa membuat masyarakat lebih terbuka soal seksualitas.

Bukan lagi menjadikan seksualitas sebagai hal tabu. “Membicarakan seks itu sah-sah saja, karena itu bagian dari hidup kita.

Justru saya melihat, kalau tidak dibicarakan justru terjadi kehamilan dini dan kekerasan seksual. Dengan memberikan edukasi, kita bisa mencegah hal seperti itu,” jelasnya lagi.

Untuk diketahui, Pegok sempat memenangkan lomba esai Festival Anti Korupsi (2017) yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Denpasar.

Karya-karyanya juga terhimpun dalam antologi Kota Para Ibu (2014) serta Hutan Kata (2016). Karya-karyanya yang terangkum dalam antologi Lelaki Kantong Sperma (2018) antara lain

Menggiring Belia, Aurat Si Mayat, Lelaki Kantong Sperma, Bipolar, Ruang & Waktu Sekali Lagi, Di Ujung Percakapan Kontemporer, Tentang Mimpi & Cerita Lainnya, Parafilia, dan Percakapan Sembilan Pencarian. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/