31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 19:42 PM WIB

Pertama Dalam Sejarah, Jokowi Buka PKB Tahun Ini Secara Virtual

DENPASAR – PKB XLIII Tahun 2021 merupakan wahana dan ruang aktualisasi dalam pemajuan kebudayaan, sebagai implementasi Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2020

tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali yang sekaligus sebagai ajang Pemajuan Kebudayaan Nasional selaras dengan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

Berbeda dengan Festival Seni Bali Jani yang mewadahi seluas-luasnya karya visual modern, kontemporer, dan eksperimental,

PKB didedikasikan sebagai ruang apresiasi keberadaan seni-seni klasik maupun tradisional di Bali yang hingga kini terus berkembang secara dinamis.

Selaras visi Pembangunan Provinsi Bali, PKB memiliki visi dan misi untuk mewujudkan penyelenggaraan yang lebih berkualitas sebagai ajang kreasi seni dan apresiasi budaya

yang kokoh dalam jati diri dengan fungsi pendidikan, ekonomi, dan kemajuan peradaban yang terbuka, secara lokal, nasional, dan internasional.

Sekaligus sebagai wadah pengkajian, penggalian, pelestarian, dan pengembangan seni secara profesional dan berkelanjutan.

PKB merupakan ikon festival seni terbesar di Provinsi Bali yang bersifat kolosal, merakyat dan sekaligus bereputasi di tingkat dunia.

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha menyatakan, konsep adiluhung dalam tema PKB XLIII Tahun 2021 akan menjadi pemantik kreativitas

berbasis tradisi dan memotivasi generasi Bali masa kini untuk selalu mencintai kebudayaan leluhur, membangun karakter, jati diri dan kesejahteraan.

Tujuh puluh tiga mata acara akan dihadirkan selama penyelenggaraan PKB, melibatkan 10.000 seniman dari komunitas dan sekaa unggulan seluruh kabupaten/kota se-Bali, termasuk delegasi luar negeri.

Agenda terdiri dari 43 jenis Rekasadana (Pergelaran); 3 jenis Utsawa (Parade); 13 Wimbakara (Lomba); 2 Kandarupa (Pameran); 6 kegiatan Kriyaloka (Lokakarya); dan 6 topik Widyatula(Sarasehan).

“Khusus untuk program Widyatula atau sarasehan, berbeda dengan penyelengaraan PKB tahun-tahun sebelumnya yang hanya diadakan satu kali, untuk tahun 2021

diselenggarakan enam kali sarasehan. Semua tajuk mempresentasikan tema utama PKB ke-43 mengenai upaya menjaga dan merawat lingkungan atau environment agar sustainable atau berkelanjutan,” ungkap I Gede Arya Sugiartha.

Agenda Widyatula (sarasehan) ini menghadirkan narasumber-narasumber mumpuni di bidangnya dari Bali dan luar Bali.

Semisal Prof. Dr. Yasraf Amir Piliang, MA; Prof. Dr. I Made Bandem, MA; Didik Nini Thowok; Dr. Tisna Sanjaya S.Sn, MA; Nyoman Erawan; Popo Danes; Yori Antar; Dr. Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana, S.Sn., M.Si; Eddy Hasby, Hasan Aspahani; dan lain-lain.

Pembukaan PKB XLIII Tahun 2021 akan dilaksanakan secara langsung (live) dan virtual, serta direncanakan dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo

secara virtual yang akan ditayangkan di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali, pada 12 Juni 2021, pukul 11.00-12.30 WITA.

Acara akan dimaknai penayangan video Peed Aya (pawai) “Pratiti Wana Kerthi” dan Rekasadana (Pergelaran) Sendratari “Wreksa Kastuba” garapan ISI Denpasar.

Masing-masing perwakilan 9 kabupaten/kota se-Bali akan unjuk kepiawaian dan kebolehan membawakan aneka pergelaran seni klasik; gambuh, gambang, wayang wong, gamelan, topeng, wayang kulit, dan sebagainya.

Mencerminkan keberagaman dan kekayaan budaya nusantara dan negara sahabat, ditampilkan pula pertunjukan seni virtual dari Papua; tari tradisi Paser dari Kalimantan Timur; hingga tari klasik India.

Sebagaimana pelaksanaan PKB tahun-tahun sebelumnya, kali ini tetap dihadirkan pula parade Gong Kebyar Dewasa, Gong Kebyar Anak-anak, dan Gong Kebyar Wanita.

Tidak ketinggalan Wimbakara (Lomba) Gender Wayang Anak-anak, Balaganjur Remaja, Taman Penasar, Tari Barong Ket,

Desain dan Peragaan Busana, Pidarta Basa Bali, Lukis Wayang Klasik, Menulis Artikel/Opini, Karya Tulis Berita Kisah, Lomba Foto, dan lain-lain. 

DENPASAR – PKB XLIII Tahun 2021 merupakan wahana dan ruang aktualisasi dalam pemajuan kebudayaan, sebagai implementasi Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2020

tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali yang sekaligus sebagai ajang Pemajuan Kebudayaan Nasional selaras dengan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

Berbeda dengan Festival Seni Bali Jani yang mewadahi seluas-luasnya karya visual modern, kontemporer, dan eksperimental,

PKB didedikasikan sebagai ruang apresiasi keberadaan seni-seni klasik maupun tradisional di Bali yang hingga kini terus berkembang secara dinamis.

Selaras visi Pembangunan Provinsi Bali, PKB memiliki visi dan misi untuk mewujudkan penyelenggaraan yang lebih berkualitas sebagai ajang kreasi seni dan apresiasi budaya

yang kokoh dalam jati diri dengan fungsi pendidikan, ekonomi, dan kemajuan peradaban yang terbuka, secara lokal, nasional, dan internasional.

Sekaligus sebagai wadah pengkajian, penggalian, pelestarian, dan pengembangan seni secara profesional dan berkelanjutan.

PKB merupakan ikon festival seni terbesar di Provinsi Bali yang bersifat kolosal, merakyat dan sekaligus bereputasi di tingkat dunia.

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha menyatakan, konsep adiluhung dalam tema PKB XLIII Tahun 2021 akan menjadi pemantik kreativitas

berbasis tradisi dan memotivasi generasi Bali masa kini untuk selalu mencintai kebudayaan leluhur, membangun karakter, jati diri dan kesejahteraan.

Tujuh puluh tiga mata acara akan dihadirkan selama penyelenggaraan PKB, melibatkan 10.000 seniman dari komunitas dan sekaa unggulan seluruh kabupaten/kota se-Bali, termasuk delegasi luar negeri.

Agenda terdiri dari 43 jenis Rekasadana (Pergelaran); 3 jenis Utsawa (Parade); 13 Wimbakara (Lomba); 2 Kandarupa (Pameran); 6 kegiatan Kriyaloka (Lokakarya); dan 6 topik Widyatula(Sarasehan).

“Khusus untuk program Widyatula atau sarasehan, berbeda dengan penyelengaraan PKB tahun-tahun sebelumnya yang hanya diadakan satu kali, untuk tahun 2021

diselenggarakan enam kali sarasehan. Semua tajuk mempresentasikan tema utama PKB ke-43 mengenai upaya menjaga dan merawat lingkungan atau environment agar sustainable atau berkelanjutan,” ungkap I Gede Arya Sugiartha.

Agenda Widyatula (sarasehan) ini menghadirkan narasumber-narasumber mumpuni di bidangnya dari Bali dan luar Bali.

Semisal Prof. Dr. Yasraf Amir Piliang, MA; Prof. Dr. I Made Bandem, MA; Didik Nini Thowok; Dr. Tisna Sanjaya S.Sn, MA; Nyoman Erawan; Popo Danes; Yori Antar; Dr. Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana, S.Sn., M.Si; Eddy Hasby, Hasan Aspahani; dan lain-lain.

Pembukaan PKB XLIII Tahun 2021 akan dilaksanakan secara langsung (live) dan virtual, serta direncanakan dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo

secara virtual yang akan ditayangkan di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali, pada 12 Juni 2021, pukul 11.00-12.30 WITA.

Acara akan dimaknai penayangan video Peed Aya (pawai) “Pratiti Wana Kerthi” dan Rekasadana (Pergelaran) Sendratari “Wreksa Kastuba” garapan ISI Denpasar.

Masing-masing perwakilan 9 kabupaten/kota se-Bali akan unjuk kepiawaian dan kebolehan membawakan aneka pergelaran seni klasik; gambuh, gambang, wayang wong, gamelan, topeng, wayang kulit, dan sebagainya.

Mencerminkan keberagaman dan kekayaan budaya nusantara dan negara sahabat, ditampilkan pula pertunjukan seni virtual dari Papua; tari tradisi Paser dari Kalimantan Timur; hingga tari klasik India.

Sebagaimana pelaksanaan PKB tahun-tahun sebelumnya, kali ini tetap dihadirkan pula parade Gong Kebyar Dewasa, Gong Kebyar Anak-anak, dan Gong Kebyar Wanita.

Tidak ketinggalan Wimbakara (Lomba) Gender Wayang Anak-anak, Balaganjur Remaja, Taman Penasar, Tari Barong Ket,

Desain dan Peragaan Busana, Pidarta Basa Bali, Lukis Wayang Klasik, Menulis Artikel/Opini, Karya Tulis Berita Kisah, Lomba Foto, dan lain-lain. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/