25.9 C
Jakarta
25 April 2024, 3:33 AM WIB

Pandangan Brilian Robi Navicula Antara “Odalan dan Sampah”

DENPASAR – Vocalis band Navicula, I Gde Robi Supriyanto punya pandangan menarik tentang permasalahan sampah plastic di Bali.

Terlebih dengan terus meningkatkan sampah plastic di Bali, ia pun mencoba mengkritisi dan mengajak seluruh masyarakat khususnya di Bali peduli terhadap lingkungannya.

Kritik Robi Navicula itu salah satunya tentang kebiasaan buruk penggunaan perabot berbahan plastic saat upacara atau odalan.

Semestinya kata dia, odalan yang seharusnya sebagai bentuk membersihkan diri dan alam semesta, namun upaya pembersihan diri, itu justru malah mencemari lingkungan.

“Ini semua karena banten masih pakai plastik kan. Kalau kita sudah sepakat plastik adalah benda yang mengandung racun, berati itu sudah meletehkan (mengotori) sebuah tempat suci secara sekala (nyata),” ujarnya kepada Jawa Pos Radar Bali.

Robi berharap, Bali dengan local wisdomnya mampu menyikapi secara bijak dan mengimplementasi secara tindakan nyata baik dalam ajaran Tri Hita Karana.

“Saya sebagai orang bali, harus melihat tujuan besar dari rahinan (upacara) tersebut. Yakni menyucikan bhuana alit dan bhuana agung, alam semesta,” ungkapnya.

“Kalau plastik itu mengotori alam, mengapa di hari kita mensucikan alam, kita menambah tiga kali lipat sampah plastik? Tidak logis,” imbuhnya.

Untuk itu, Robi berharap ajaran Tri Hita Karana tersebut di implementasikan dan diterjemahkan dengan baik sebagai sebuah kebijakan local wisdom tersebut.

“Kalau Tri Hita Karana hanya sekadar di hafal saja, maka hanya akan jadi slogan saja. Kita tidak perlu orang yang menghafal, kita perlu orang yang memahani dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari,” tutupnya.

DENPASAR – Vocalis band Navicula, I Gde Robi Supriyanto punya pandangan menarik tentang permasalahan sampah plastic di Bali.

Terlebih dengan terus meningkatkan sampah plastic di Bali, ia pun mencoba mengkritisi dan mengajak seluruh masyarakat khususnya di Bali peduli terhadap lingkungannya.

Kritik Robi Navicula itu salah satunya tentang kebiasaan buruk penggunaan perabot berbahan plastic saat upacara atau odalan.

Semestinya kata dia, odalan yang seharusnya sebagai bentuk membersihkan diri dan alam semesta, namun upaya pembersihan diri, itu justru malah mencemari lingkungan.

“Ini semua karena banten masih pakai plastik kan. Kalau kita sudah sepakat plastik adalah benda yang mengandung racun, berati itu sudah meletehkan (mengotori) sebuah tempat suci secara sekala (nyata),” ujarnya kepada Jawa Pos Radar Bali.

Robi berharap, Bali dengan local wisdomnya mampu menyikapi secara bijak dan mengimplementasi secara tindakan nyata baik dalam ajaran Tri Hita Karana.

“Saya sebagai orang bali, harus melihat tujuan besar dari rahinan (upacara) tersebut. Yakni menyucikan bhuana alit dan bhuana agung, alam semesta,” ungkapnya.

“Kalau plastik itu mengotori alam, mengapa di hari kita mensucikan alam, kita menambah tiga kali lipat sampah plastik? Tidak logis,” imbuhnya.

Untuk itu, Robi berharap ajaran Tri Hita Karana tersebut di implementasikan dan diterjemahkan dengan baik sebagai sebuah kebijakan local wisdom tersebut.

“Kalau Tri Hita Karana hanya sekadar di hafal saja, maka hanya akan jadi slogan saja. Kita tidak perlu orang yang menghafal, kita perlu orang yang memahani dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari,” tutupnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/