27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 8:46 AM WIB

Ubud Village Jazz Festival (UVJF) 2022

Ribuan Penggemar Jazz Nikmati Musik Berkualitas di UVJF 2022

UBUD, Radar Bali – Ubud Village Jazz Festival (UVJF) 2022 berhasil menyedot perhatian banyak orang untuk hadir di ARMA Museum Ubud, Gianyar, Sabtu malam (13/8/2022).

Tidak hanya lokal, wisatawan asing juga ramai datang untuk menyaksikan aliran musik yang berasal dari Amerika Serikat pada awal abad ke-20 dengan akar-akar dari musik Afrika dan Eropa ini.

Yuri Mahatma selaku CO Founder UVJF ditemui di sela-sela pagelaran musik mengatakan antusiasme penonton yang hadir dalam UVJF ke 9 ini begitu luar biasa. Bahkan target 3.000 penonton dalam dua hari, yakni 12-13 Agustus 2022 ini sudah tercapai.

“Kemarin (12/8) sukses, di hari terakhir ini (13/8) juga sukses. Target 3.000 orang penonton yang hadir saya pikir sudah tercapai,” ujar Yuri kepada Jawa Pos Radar Bali.

Bagi Yuri, UVJF yang kali ini mengambil tema New World ini merupakan sebuah semangat untuk bangkit pasca perekonomian dan pariwisata Bali diluluhlantakkan karena Covid 19.

“Seharusnya ini menjadi UVJF yang ke sepuluh secara berturut-turut. Tapi 2020 terhenti karena pandemi. Jadi ini yang kesembilan. 2021 kemarin agak menurun, tapi yang 2022 saya lihat lebih baik (penonton). Yang penting gasss dulu,” ujarnya lantas tersenyum.

Untuk konsep desain di UVJF selalu berbeda dari tahun ke tahun. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian penonton. Baginya, UVJF dapat berkembang sebagai sesuatu alternatif tujuan wisata. Yakni dengan menghadirkan musik jazz dari luar negeri dan dalam negeri yang dipadukan dengan lokal sistem di Bali.

Untuk UVJF kali ini, hadir musisi dari Korea Selatan Kim Kang Sun atau Sun Kim dan The Bernard Van Rossum asal Belanda.

Sedangkan musisi tanah air yang hadir Tohpati Bertiga, Soulfeggio, Gev Delano & Krisna Dharmawan Trio, serta Gustu Brahmanta Ethnic Project.

Untuk musisi asal Bali yang tampil ialah Balawan Batuan Ethnic Fusion juga tampil dan menggetarkan panggung UVJF. Ditemui usai manggung, Balawan cukup terkejut dengan antusiasme penonton yang hadir.

“Ramai ya antusias penonton. Senang sekali bisa tampil lagi dan ini kali ketiga saya manggung juga pasca pandemi. Asyik lihat Ubud macet kembali,” ujarnya.

Apa harapan Balawan ke depan untuk pagelaran musik di Bali seperti ini?

“Kalau menurut saya musik butuh referensi. Tidak hanya musisi saja yang mengembangkan diri, tetapi juga penonton harus mengembangkan diri, tidak harus dalam bermain musik, tapi dalam hal apresiasi terhadap musik itu sendiri,” jawabnya.

Sementara itu, penonton yang hadir juga menyampaikan apresiasi yang sama. Salah satunya diungkap oleh Satya Wibhawa, penonton yang jauh-jauh dari Surabaya datang ke Ubud hanya untuk menikmati musik jazz.

“Saya sih berharap lebih banyak event-event musik yang berkualitas dan tidak hanya monoton dengan hanya musisi-musisi yang sedang populer saat ini. UVJF ini layak dipertahankan dan harus banyak lagi event-event seperti ini,” pungkasnya. (ara/han)

 

 

 

 

 






Reporter: I Wayan Widyantara

UBUD, Radar Bali – Ubud Village Jazz Festival (UVJF) 2022 berhasil menyedot perhatian banyak orang untuk hadir di ARMA Museum Ubud, Gianyar, Sabtu malam (13/8/2022).

Tidak hanya lokal, wisatawan asing juga ramai datang untuk menyaksikan aliran musik yang berasal dari Amerika Serikat pada awal abad ke-20 dengan akar-akar dari musik Afrika dan Eropa ini.

Yuri Mahatma selaku CO Founder UVJF ditemui di sela-sela pagelaran musik mengatakan antusiasme penonton yang hadir dalam UVJF ke 9 ini begitu luar biasa. Bahkan target 3.000 penonton dalam dua hari, yakni 12-13 Agustus 2022 ini sudah tercapai.

“Kemarin (12/8) sukses, di hari terakhir ini (13/8) juga sukses. Target 3.000 orang penonton yang hadir saya pikir sudah tercapai,” ujar Yuri kepada Jawa Pos Radar Bali.

Bagi Yuri, UVJF yang kali ini mengambil tema New World ini merupakan sebuah semangat untuk bangkit pasca perekonomian dan pariwisata Bali diluluhlantakkan karena Covid 19.

“Seharusnya ini menjadi UVJF yang ke sepuluh secara berturut-turut. Tapi 2020 terhenti karena pandemi. Jadi ini yang kesembilan. 2021 kemarin agak menurun, tapi yang 2022 saya lihat lebih baik (penonton). Yang penting gasss dulu,” ujarnya lantas tersenyum.

Untuk konsep desain di UVJF selalu berbeda dari tahun ke tahun. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian penonton. Baginya, UVJF dapat berkembang sebagai sesuatu alternatif tujuan wisata. Yakni dengan menghadirkan musik jazz dari luar negeri dan dalam negeri yang dipadukan dengan lokal sistem di Bali.

Untuk UVJF kali ini, hadir musisi dari Korea Selatan Kim Kang Sun atau Sun Kim dan The Bernard Van Rossum asal Belanda.

Sedangkan musisi tanah air yang hadir Tohpati Bertiga, Soulfeggio, Gev Delano & Krisna Dharmawan Trio, serta Gustu Brahmanta Ethnic Project.

Untuk musisi asal Bali yang tampil ialah Balawan Batuan Ethnic Fusion juga tampil dan menggetarkan panggung UVJF. Ditemui usai manggung, Balawan cukup terkejut dengan antusiasme penonton yang hadir.

“Ramai ya antusias penonton. Senang sekali bisa tampil lagi dan ini kali ketiga saya manggung juga pasca pandemi. Asyik lihat Ubud macet kembali,” ujarnya.

Apa harapan Balawan ke depan untuk pagelaran musik di Bali seperti ini?

“Kalau menurut saya musik butuh referensi. Tidak hanya musisi saja yang mengembangkan diri, tetapi juga penonton harus mengembangkan diri, tidak harus dalam bermain musik, tapi dalam hal apresiasi terhadap musik itu sendiri,” jawabnya.

Sementara itu, penonton yang hadir juga menyampaikan apresiasi yang sama. Salah satunya diungkap oleh Satya Wibhawa, penonton yang jauh-jauh dari Surabaya datang ke Ubud hanya untuk menikmati musik jazz.

“Saya sih berharap lebih banyak event-event musik yang berkualitas dan tidak hanya monoton dengan hanya musisi-musisi yang sedang populer saat ini. UVJF ini layak dipertahankan dan harus banyak lagi event-event seperti ini,” pungkasnya. (ara/han)

 

 

 

 

 






Reporter: I Wayan Widyantara

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/