28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 3:58 AM WIB

Keren, Enam Film Buleleng Masuk Program Indonesia Raja

SINGARAJA – Sebanyak enam film karya sutradara di Kabupaten Buleleng, berhasil lolos dalam proses kurasi program Indonesia Raja 2020.

Program ini merupakan program pertukaran film seluruh Indonesia yang sudah memasuki tahun keenam.

Ketua Koordinator Indonesia Raja 2020, Fransiska Prihadi menyampaikan seluruh rangkaian kegiatan dalam program ini dirancang

untuk secara berkesinambungan merangkul kelompok pembuat film, pegiat pemutaran film, penonton dari masyarakat umum serta kelompok/institusi.

Terutama yang memiliki perhatian pada film, khususnya film pendek. Hal ini juga diharapkan akan membentuk pondasi bagi terbentuknya kerja sama yang produktif di berbagai bidang lain, dalam skala yang semakin meluas.

“Memasuki tahun ke-6, tahun 2020, untuk pertama kalinya tim koordinator Minikino memutuskan untuk melepaskan sama sekali perhatiannya

pada target kuantitas programmer, dan menggeser fokusnya pada penguatan kualitas programmer dan jaringan kerja pemutaran.

Tahun ini hanya ada tiga programmer saja yang melanjutkan kerjasamanya,” kata wanita yang akrab disapa Chika lewat keterangan pers yang diterima Jawa Pos Radar Bali.

Programmer Buleleng, Kardian Narayana mengatakan pada tahun 2020, ada 20 film yang mengajukan diri bergabung dalam program Indonesia Raja Kabupaten Buleleng.

Dari 20 film itu, tak seluruhnya berasal dari Buleleng. Ada pula yang berasal dari luar Buleleng, bahkan luar Bali.

“Seleksi tahun ini berbicara tentang keinginan yang terbentuk dari rasa ketertarikan dan kesenangan, sehingga seseorang menjadi lebih aktif untuk mencari kepuasan.

Rangkaian film pendek ini dirancang dalam sebuah program, dalam upaya untuk mempertegas keinginan pembuat film melalui pertimbangan programmer dan semoga tersampaikan juga kepada para penonton nantinya,” katanya.

Khusus di Kabupaten Buleleng, Karidna merangkum enam film dalam program yang bertajuk “Dalam Keinginan”.

Keenam film itu yakni Botol Plastik karya Putu Satria Kusuma, Ara Ngidaang Naanang karya Putu Yuli Supriandana, Metuun karya Dewadi Wijaya,

Linggih Aksara (Clarification of Liak) karya Ni Luh Putu Indra Dewi Anjani, Rindik karya I Made Suniartika, serta Sandikaon karya Putu Kusuma Wijaya.

Dari 6 film itu, sebanyak 5 film diantaranya merupakan film fiksi. Hanya Linggih Aksara yang masuk dalam kategori film dokumenter. 

SINGARAJA – Sebanyak enam film karya sutradara di Kabupaten Buleleng, berhasil lolos dalam proses kurasi program Indonesia Raja 2020.

Program ini merupakan program pertukaran film seluruh Indonesia yang sudah memasuki tahun keenam.

Ketua Koordinator Indonesia Raja 2020, Fransiska Prihadi menyampaikan seluruh rangkaian kegiatan dalam program ini dirancang

untuk secara berkesinambungan merangkul kelompok pembuat film, pegiat pemutaran film, penonton dari masyarakat umum serta kelompok/institusi.

Terutama yang memiliki perhatian pada film, khususnya film pendek. Hal ini juga diharapkan akan membentuk pondasi bagi terbentuknya kerja sama yang produktif di berbagai bidang lain, dalam skala yang semakin meluas.

“Memasuki tahun ke-6, tahun 2020, untuk pertama kalinya tim koordinator Minikino memutuskan untuk melepaskan sama sekali perhatiannya

pada target kuantitas programmer, dan menggeser fokusnya pada penguatan kualitas programmer dan jaringan kerja pemutaran.

Tahun ini hanya ada tiga programmer saja yang melanjutkan kerjasamanya,” kata wanita yang akrab disapa Chika lewat keterangan pers yang diterima Jawa Pos Radar Bali.

Programmer Buleleng, Kardian Narayana mengatakan pada tahun 2020, ada 20 film yang mengajukan diri bergabung dalam program Indonesia Raja Kabupaten Buleleng.

Dari 20 film itu, tak seluruhnya berasal dari Buleleng. Ada pula yang berasal dari luar Buleleng, bahkan luar Bali.

“Seleksi tahun ini berbicara tentang keinginan yang terbentuk dari rasa ketertarikan dan kesenangan, sehingga seseorang menjadi lebih aktif untuk mencari kepuasan.

Rangkaian film pendek ini dirancang dalam sebuah program, dalam upaya untuk mempertegas keinginan pembuat film melalui pertimbangan programmer dan semoga tersampaikan juga kepada para penonton nantinya,” katanya.

Khusus di Kabupaten Buleleng, Karidna merangkum enam film dalam program yang bertajuk “Dalam Keinginan”.

Keenam film itu yakni Botol Plastik karya Putu Satria Kusuma, Ara Ngidaang Naanang karya Putu Yuli Supriandana, Metuun karya Dewadi Wijaya,

Linggih Aksara (Clarification of Liak) karya Ni Luh Putu Indra Dewi Anjani, Rindik karya I Made Suniartika, serta Sandikaon karya Putu Kusuma Wijaya.

Dari 6 film itu, sebanyak 5 film diantaranya merupakan film fiksi. Hanya Linggih Aksara yang masuk dalam kategori film dokumenter. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/