SINGARAJA – Hari tumpek kandang dirayakan oleh sebagian besar masyarakat di Bali, tak terkecuali di Kabupaten Buleleng.
Di Buleleng, sejumlah warga melakukan upacara yang cukup besar sebagai bentuk penghormatan kepada hewan dan pengamalan ajaran Tri Hita Karana.
Menurut Jro Mangku Made Sudirta, tokoh agama di Desa Kerobokan, Kecamatan Sawan, tumpek kandang merupakan tradisi yang dilakukan secara turun temurun setiap enam bulan sekali.
Sejak dulu dia dan keluarganya tak pernah absen melakukan tradisi ini. Menurutnya, dalam sehari ia bisa melakukan dua kali upacara.
Pertama upacara dilakukan untuk hewan peliharaan yang dipelihara di rumah, kedua upacara untuk hewan ternak di kebun.
Lebih lanjut Sudirta mengatakan, upacara tumpek kandang juga dicantumkan dalam Lontar Sundarigama.
Hakikatnya upacara itu merupakan upacara syukuran sekaligus penghormatan kepada binatang, baik hewan untuk konsumsi maupun bukan.
“Ini juga bentuk pengalaman terhadap ajaran tri hita karana yang diyakini oleh kita di Bali. Terutama poin soal menjaga hubungan dengan ciptaan Tuhan, terutama hewan.
Kalau untuk hewan harinya ya saat tumpek kandang ini. Kalau tumbuh-tumbuhan saat tumpek bubuh,” jelasnya.