33.1 C
Jakarta
23 November 2024, 14:56 PM WIB

Nata Citta Desa Swabudaya: Pengabdian Masyarakat untuk Kemajuan Ekosistem Budaya

Radar Bali-Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar mulai tahun ini, secara khusus menyelenggarakan skema pengabdian masyarakat Nata Citta Desa Swabudaya (NCDS) pada lima Desa terpilih di Bali, yaitu: Desa Nagasepaha (Buleleng), Desa Gadungan (Tabanan), Desa Panglipuran (Bangli), Desa Adat Tenganan Pegringsingan (Karangasem), dan Desa Batuan (Gianyar). Pengabdian masyarakat yang dikelola Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Pengembangan Pendidikan (LP2MPP) ISI Denpasar ini, telah dimulai sejak Maret hingga Nopember 2022 ini.

Menurut Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. Wayan Kun Adnyana, NCDS berorientasi pada potensi dan daya dukung ekosistem penguatan dan pemajuan seni serta budaya desa mitra. “Ekosistem dimaksud meliputi: seniman dan pelaku seni, ragam kesenian, even seni, organisasi seni, situs, lingkungan alam, serta daya dukung pranata seni-budaya. Pola pelaksanaan pengabdian NCDS diawali survei pendahuluan, pemetaan potensi, identifikasi target dan luaran, berikut diseminasi akhir. Sebagai hasil akhir, NCDS menetapkan desa mitra sebagai Desa Swabudaya, yakni lokus atau ruang budaya yang memiliki keutuhan ekosistem, ketahanan sumber daya budaya, dan terjaminnya kelangsungan apresiasi serta regenerasi seni-budaya setempat. NCDS juga memproyeksikan Desa Swabudaya berorientasi masa depan: mandiri, unik, unggul, dan sejahtera, “jelas mantan Kepala Dinas Kebudayaan, Provinsi Bali itu.

Ketua LP2MPP ISI Denpasar, Dr. I Komang Arba Wirawan, menjelaskan hasil program NCDS 2022 pada lima desa mitra, yakni berupa: Tari Maskot (Murdha Nata), Video Promosi, Video Profil Desa, Pengembangan Produk Inovatif, Rekonstruksi Seni Langka, Pembinaan Seni, dan Buku Monografi Desa. “Bahkan, pada beberapa desa mitra berhasil membangun digital marketing atas produk UMKM desa setempat, termasuk desain logo, dan jenama (branding) produk,” ujarnya.

Pelaksanaan pengabdian NCDS di masing-masing desa selama empat bulan, dengan jumlah pengabdi 12 dosen dan tenaga kependidikan, dikoordinir seorang koordinator. Adapun koordinator pengabdian NCDS untuk Desa Nagasepaha, Nyoman Lia Susanthi, MA.; Desa Gadungan, Dr. I Ketut Muka; Desa Penglipuran, Dr. I Wayan Suardana; Desa Adat Tenganan Pegringsingan, I Made Ruta, M.Si; dan Desa Batuan, Prof. Dr. Wayan Kun Adnyana.

Pelaksanaan NCDS mendapat respon positif masyarakat. Mereka dengan antusiasme tinggi berpartisipasi aktif dalam berbagai peran pada setiap isian kegiatan, baik dari kalangan anak sekolah, seniman dan pelaku seni, perajin, yowana, tokoh masyarakat, serta aparat desa. Seperti disampaikan Perbekel Desa Nagasepaha, I Wayan Sumeken, S.Sos., bahwa NCDS ini sangat dinantikan masyarakat Nagasepaha. “Desa kami memiliki potensi seni luar biasa, seperti lukisan kaca yang unik, kerajinan sulam mote, wayang kulit, alat musik suling, termasuk hidup berbagai kesenian rakyat. Namun potensi ini belum dikenal masyarakat luas, kehadiran pengabdian masyarakat NCDS ISI Denpasar, berhasil mempromosikan potensi tersebut lewat karya tari maskot, video promosi, dan digital marketing”tambahnya.

Pandangan yang sama juga disampaikan Perbekel Desa Gadungan, I Wayan Muliartana, ST, bahwa hasil NCDS berupa Tari Maskot (Murdha Nata) Sekar Gadung telah ditampilkan kembali pada kegiatan Hari Kemerdekaan Indonesia, dan diapresiasi seluruh undangan yang hadir pada acara tersebut. “Ini menjadi bukti bahwa pengabdian masyarakat NCDS selain kontributif pada pemajuan seni budaya di desa mitra, juga berhasil membangun kebanggaan masyarakat melalui karya seni milik desa. Bahkan, video profil desa yang diproduksi tim pengabdi NCDS ISI Denpasar diapresiasi Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, dan mengisyaratkan untuk setiap desa memiliki video profil serupa,” katanya.

Pengabdian NCDS di Desa Batuan secara khusus turut berpartisipasi memaknai 1000 tahun Prasasti Batuan. Prasasti yang ditatah pada masa pemerintahan Raja Bali Kuno, Marakata tersebut menjadi penanda keberadaan profesi seni pada masa itu, seperti citra kara untuk pelukis, sulpika untuk pematung, dan berbagai penamaan profesi yang lain. “Pengabdian NCDS seturut perayaan sepuluh abad Prasasti Batuan ini, sangat penting maknanya, di samping menghasilkan karya tari penyambutan, profil desa, buku monografi, juga menjadi pembuktian ajegnya sinergi ekosistem seni di Bali, antara desa dan perguruan tinggi. Hal ini tergambar pula dalam prasasti, betapa kemeriahan seni-budaya Bali telah eksis seribu tahun lalu. Kehadiran NCDS ISI Denpasar bahkan jauh lebih awal dalam merayakan momentum penting ini, dari pada kami di pemerintahan desa, “tandas Kepala Desa Batuan, Ari Anggara. (ken/mar)

Radar Bali-Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar mulai tahun ini, secara khusus menyelenggarakan skema pengabdian masyarakat Nata Citta Desa Swabudaya (NCDS) pada lima Desa terpilih di Bali, yaitu: Desa Nagasepaha (Buleleng), Desa Gadungan (Tabanan), Desa Panglipuran (Bangli), Desa Adat Tenganan Pegringsingan (Karangasem), dan Desa Batuan (Gianyar). Pengabdian masyarakat yang dikelola Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Pengembangan Pendidikan (LP2MPP) ISI Denpasar ini, telah dimulai sejak Maret hingga Nopember 2022 ini.

Menurut Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. Wayan Kun Adnyana, NCDS berorientasi pada potensi dan daya dukung ekosistem penguatan dan pemajuan seni serta budaya desa mitra. “Ekosistem dimaksud meliputi: seniman dan pelaku seni, ragam kesenian, even seni, organisasi seni, situs, lingkungan alam, serta daya dukung pranata seni-budaya. Pola pelaksanaan pengabdian NCDS diawali survei pendahuluan, pemetaan potensi, identifikasi target dan luaran, berikut diseminasi akhir. Sebagai hasil akhir, NCDS menetapkan desa mitra sebagai Desa Swabudaya, yakni lokus atau ruang budaya yang memiliki keutuhan ekosistem, ketahanan sumber daya budaya, dan terjaminnya kelangsungan apresiasi serta regenerasi seni-budaya setempat. NCDS juga memproyeksikan Desa Swabudaya berorientasi masa depan: mandiri, unik, unggul, dan sejahtera, “jelas mantan Kepala Dinas Kebudayaan, Provinsi Bali itu.

Ketua LP2MPP ISI Denpasar, Dr. I Komang Arba Wirawan, menjelaskan hasil program NCDS 2022 pada lima desa mitra, yakni berupa: Tari Maskot (Murdha Nata), Video Promosi, Video Profil Desa, Pengembangan Produk Inovatif, Rekonstruksi Seni Langka, Pembinaan Seni, dan Buku Monografi Desa. “Bahkan, pada beberapa desa mitra berhasil membangun digital marketing atas produk UMKM desa setempat, termasuk desain logo, dan jenama (branding) produk,” ujarnya.

Pelaksanaan pengabdian NCDS di masing-masing desa selama empat bulan, dengan jumlah pengabdi 12 dosen dan tenaga kependidikan, dikoordinir seorang koordinator. Adapun koordinator pengabdian NCDS untuk Desa Nagasepaha, Nyoman Lia Susanthi, MA.; Desa Gadungan, Dr. I Ketut Muka; Desa Penglipuran, Dr. I Wayan Suardana; Desa Adat Tenganan Pegringsingan, I Made Ruta, M.Si; dan Desa Batuan, Prof. Dr. Wayan Kun Adnyana.

Pelaksanaan NCDS mendapat respon positif masyarakat. Mereka dengan antusiasme tinggi berpartisipasi aktif dalam berbagai peran pada setiap isian kegiatan, baik dari kalangan anak sekolah, seniman dan pelaku seni, perajin, yowana, tokoh masyarakat, serta aparat desa. Seperti disampaikan Perbekel Desa Nagasepaha, I Wayan Sumeken, S.Sos., bahwa NCDS ini sangat dinantikan masyarakat Nagasepaha. “Desa kami memiliki potensi seni luar biasa, seperti lukisan kaca yang unik, kerajinan sulam mote, wayang kulit, alat musik suling, termasuk hidup berbagai kesenian rakyat. Namun potensi ini belum dikenal masyarakat luas, kehadiran pengabdian masyarakat NCDS ISI Denpasar, berhasil mempromosikan potensi tersebut lewat karya tari maskot, video promosi, dan digital marketing”tambahnya.

Pandangan yang sama juga disampaikan Perbekel Desa Gadungan, I Wayan Muliartana, ST, bahwa hasil NCDS berupa Tari Maskot (Murdha Nata) Sekar Gadung telah ditampilkan kembali pada kegiatan Hari Kemerdekaan Indonesia, dan diapresiasi seluruh undangan yang hadir pada acara tersebut. “Ini menjadi bukti bahwa pengabdian masyarakat NCDS selain kontributif pada pemajuan seni budaya di desa mitra, juga berhasil membangun kebanggaan masyarakat melalui karya seni milik desa. Bahkan, video profil desa yang diproduksi tim pengabdi NCDS ISI Denpasar diapresiasi Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, dan mengisyaratkan untuk setiap desa memiliki video profil serupa,” katanya.

Pengabdian NCDS di Desa Batuan secara khusus turut berpartisipasi memaknai 1000 tahun Prasasti Batuan. Prasasti yang ditatah pada masa pemerintahan Raja Bali Kuno, Marakata tersebut menjadi penanda keberadaan profesi seni pada masa itu, seperti citra kara untuk pelukis, sulpika untuk pematung, dan berbagai penamaan profesi yang lain. “Pengabdian NCDS seturut perayaan sepuluh abad Prasasti Batuan ini, sangat penting maknanya, di samping menghasilkan karya tari penyambutan, profil desa, buku monografi, juga menjadi pembuktian ajegnya sinergi ekosistem seni di Bali, antara desa dan perguruan tinggi. Hal ini tergambar pula dalam prasasti, betapa kemeriahan seni-budaya Bali telah eksis seribu tahun lalu. Kehadiran NCDS ISI Denpasar bahkan jauh lebih awal dalam merayakan momentum penting ini, dari pada kami di pemerintahan desa, “tandas Kepala Desa Batuan, Ari Anggara. (ken/mar)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/